Cara Kerja Pelumpuh Drone Milik Paspampres, Dipakai di PON XX Papua

Senin, 04 Oktober 2021 | 20:15
DJI

drone DJI FPV.

Nextren.com - Drone kini dimiliki masyarakat luas, dan kadang membahayakan pejabat penting, sehingga harus dilumpuhkan.

Personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampers) yang dilengkapi dengan senjata pelumpuh drone dalam acara pembukaan PON XX Papua, viral di media sosial.

Sebuah akun memposting foto seorang laki-laki membawa alat berwarna hitam dan mengamati langit-langit di sekitar lokasi pembukaan acara PON XX Papua.

Akun tersebut menyebutkan bahwa Paspampers tengah melumpuhkan drone liar di sekitar lokasi keberadaan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Drone Murah di Bawah Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Pemula

Melansir Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 37 Tahun 2021 dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2018, penghentian pengoperasian dalam bentuk menjatuhkan pada area yang aman, termasuk dalam pengenaan sanksi.

Salah satunya karena drone tidak disetujui atau beroperasi tidak sesuai persetujuan yang diberikan.

Apa itu alat pelumpuh drone dan bagaimana cara kerjanya?

1. Drone gun tactical jammer

Ada beberapa jenis pelumpuh drone, salah satunya yang paling populer yaitu drone gun tactical jammer, yang mengadopsi model man portable.

Jenis tersebut menyerang jalur komunikasi dan kendali drone lewat frekuensi.

Untuk menggunakannya relatif mudah dan tidak butuh pelatihan khusus, cukup membidik dan mengunci sasaran drone, kemudian gunner dapat menggiring drone hingga ke permukaan dan selanjutnya dapat diinvestigasi.

(Doc. Pusdatin Kemhan RI)
(Doc. Pusdatin Kemhan RI)

Pelatihan penggunaan Static Anti Drone dan Mobile Drone Jammer Kementerian Pertahanan

Perlu diketahui, tidak semua drone bisa langsung ditaklukan dengan perangkat tersebut, karena semakin besar drone maka power dan frekuensi yang dibutuhkan untuk melakukan jamming harus lebih besar.

Cara kerja: memutus hubungan drone dengan operator

Dikutip dari The Drive, pasukan keamanan Belgia pernah memakai kombinasi senjata antidrone saat pertemuan Presiden AS Joe Biden dan Raja Philippe Belgia pada 14 Juni lalu.

Ada dua jenis sistem anti-drone berbeda yang dibawa oleh anggota Polisi Federal Belgia saat itu.

Sistem anti-drone itu menembakkan proyektil jaring ke drone.

Sistem lainnya memakai gangguan frekuensi radio (RF) untuk mengganggu hubungan antara drone dan operatornya.

Salah satu senjata yang terlihat dipakai Polisi Federal Belgia dalam pertemuan itu adalah taktis dronegun, dibuat oleh perusahaan Australia, DroneShield.

DroneShield mengklaim DroneGun Tactical dapat menyebabkan drone mendarat vertikal di tempat atau kembali ke remote control atau titik awal, saat berhasil diganggu oleh serangan jamming multi-band radiofrequency (RF).

Jenis senjata anti-drone ini bekerja dengan memutuskan hubungan perintah dan kontrol antara drone dengan operatornya.

Hal ini diklaim bisa langsung menghentikan transmisi video di antara keduanya.

Baca Juga: Drone Kapal CHCNAV APACHE 3 Untuk Bantu Cegah Bencana Banjir

Jenis jammer yang ini tidak bisa bekerja melawan sistem otonom yang tidak bergantung pada hubungan RF dengan pengontrol manusia.

Namun sistem ini kurang fleksibel dan biasanya hanya mampu menargetkan titik tetap, bukan target yang sering bergerak.

DroneGun Tactical jammer berjalan dengan baterai lithium ion 14.4 V yang dapat diisi ulang dan beratnya 16 lbs (7,2 kg) saat terisi dua paket baterai.

Senjata ini punya desain senapan yang kuat, bahkan dilengkapi rel Picatinny untuk pemasangan teropong atau perlengkapan lainnya.

Saat ini, pengguna DroneShield antara lain Angkatan Darat AS, Angkatan Udara AS, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Departemen Luar Negeri AS, dan Komunitas Intelijen AS.

2. Skywall

Senjata pelumpuh drone lainnya adalah Skywall Patrol.

Diberitakan time.com, OpenWorks Engineering yang berbasis di Inggris menciptakan bazoka yang dapat menjatuhkan drone dengan memasang jaring dan parasut dan membawa drone kembali ke tanah.

(skywall)
(skywall)

Penembak drone skywall

Melansir situs resmi OpenWorks, parasut akan mengontrol turunnya drone yang ditangkap, meminimalkan risiko kerusakan dan menjaga drone tetap utuh.

Peluncur seberat 11 kilogram ini dipasarkan sebagai cara yang hemat biaya dan portabel untuk menangani drone yang tidak diinginkan.

SkyWall juga dapat membedakan antara burung atau drone, dan hanya membutuhkan dua tombol dan 15 detik untuk digunakan.

Teknologi pelacakan SkyAI menghadirkan kinerja mumpuni saat melacak target dengan latar belakang kompleks dan mengikuti ancaman sayap tetap.

Klasifikasi jaringan saraf deep-learning SkyAI dipakai untuk mendeteksi target dengan cepat dan andal, serta mencapai sistem pelacakan dan penangkapan drone yang mumpuni.

Setelah drone ditangkap dengan jaring, lalu drone itu dibawa ke tanah dengan parasut, sehingga operator bisa mengambil rekaman informasi apa pun yang berhasil ditangkap oleh drone itu.

Menurut perusahaan, hanya perlu waktu 8 detik untuk memuat ulang bazoka. Jadi mestinya satu orang saja akan mudah menargetkan beberapa drone secara berurutan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Unggahan Viral Alat Pelumpuh Drone Milik Paspampres, Ini Cara Kerjanya"Penulis : Mela Arnani

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya