Tren Data 2018: Pentingnya Cyber Security di Aspek Kehidupan Manusia

Sabtu, 03 Maret 2018 | 15:05
Pymnts

Tren di tahun 2018 ini akan berputar di sekitar cyber security

Laporan Wartawan Nextren, Kama Adritya

Nextren.grid.id -Teknologi digital sudah sedemikian pesat mengubah berbagai macam aspek kehidupan umat manusia.

Pencapaian teknologi dalam 5 tahun terakhir ini bahkan lebih pesat dari perkembangan teknologi dari 20 tahun yang lalu.

(BACA:Awan Tunai, Pinjam Uang Mudah Secara Online Hingga Rp 5 Juta)

Digital telah mengubah cara kita dalam menjalani hidup, yang semakin terhubung antara satu dengan yang lain.

Aliran data digital juga semakin merambah ke setiap aspek kehidupan, yang bahkan sudah melekat ke kehidupan sehari-hari.

Namun, seiring dengan makin majunya teknologi, maka akan ada juga oknum yang memanfaatkan kecanggihan teknologi itu sendiri.

Rentannya data pribadi kita seiring dengan majunya teknologi

Berdasarkan diskusi dengan seorang pakar digital, yaitu Hendra Lesmana dari Dimension Data, teknologi data akan terus berkembang, termasuk juga para oknum yang akan memanfaatkannya.

Hendra menyikapi akan 'ramainya' tahun 2018 ini dengan nada optimis, meski ada beberapa kekhawatiran terhadap keamanan data itu sendiri.

"Dari Dimension Data melihat bahwa tren yang ada secara global ataupun di Indonesia, terutama di Indonesia yang ada event politik, semua orang akan semakin terkoneksi lewat data secara elektronik".

"Hal ini menjadi perhatian, karena saat orang terkoneksi dengan dunia luar, maka perlu diperhatikan keamanannya saat bersentuhan dengan orang lain".

(BACA:Langkah Dapatkan Domain dan Hosting Gratis dari KOMINFO, Gampang Kok)

Sekarang data pribadi kita akan lebih banyak terakses dengan orang lain dalam hal yang tidak terduga sebelumnya.

Sebagai contoh sederhana adalah dalam hal parkir kendaraan. Kalau sebelumnya, kita sebagai pengguna kendaraan cukup mengeluarkan uang dari dompet, dan memberikannya ke tukang parkir yang menunggu. Tanpa harus memberitahukan nama kita ke tukang parkir tersebut.

Kini di era cashless kita bisa membayar parkir langsung lewat apps mobile tanpa harus mengeluarkan uang fisik tersebut. Ternyata hal tersebut justru membuka celah yang dapat membahayakan kita. Karena lewat apps tersebut, data pribadi kita akan terbuka dan memberikan akses ke pihak lain untuk melihat siapa identitas kita dan menyentuh dana yang kita miliki secara digital.

Kalau dulu, akses seperti itu hanya diberikan kepada bank atau instansi keuangan tertentu, kini tukang parkir pun akan mendapatkan akses langsung terhadap data kita.

Tentunya, hal tersebut membutuhkan sistem keamanan yang menjaga data kita agar tidak disalahgunakan orang lain. Sistem tersebut adalah cyber security.

(BACA:Cara Cerdas Hubungi Gebetan Meski Nomor WhatsApp Kamu Sudah Dibokir)

Apa itu cyber security?

Dimension Data
Dimension Data

Hendra Lesmana, CEO dari Dimension Data berbagi data tentang cyber security di tren 2018

Jangan dipikir cyber security itu hanya berupa anti virus atau anti malware saja. Karena seiring dengan makin majunya teknologi, maka semakin maju juga cara oknum untuk menyerang data digital kita.

Kita masih ingat kejadian heboh di tahun 2017 lalu, di mana hampir di seluruh pelosok dunia menjadi sandera dari serangan Ransomware. Di mana data-data kita disandera hacker yang meminta tebusan dalam bentuk bitcoin. Hal ini membuka mata kita akan pentingnya keamanan data digital.

Meskipun serangan ransomware tersebut bisa dihadang dengan penggunaan anti virus ataupun anti malware, namun hal yang paling efektif untuk menangkalnya adalah kebiasaan dari kita sendiri yang lebih aktif dan lebih waspada terhadap data yang kita miliki.

Namun menurut Hendra, hal itu juga belum cukup.

(BACA:Rekomendasi Hape Murah Bagi Gamers Pemula, Bikin Betah Main Game)

Sekarang era-nya machine learning atau Artificial Intelligence (AI), di mana kita bisa menggunakan robot untuk segala macam hal. Di mana program atau komputer akan belajar untuk menjadi lebih baik. Mengantisipasi segala hal berdasarkan dari kalkulasi rumit, sehingga hal tersebut akan memudahkan manusia.

Sayangnya, para hacker juga akan menggunakan hal ini untuk menyempurnakan teknik hacking untuk membobol atau mencuri data.

Untuk itu pentingnya kita menerapkan AI untuk Robot Hunter. Atau dengan kata lain, kita harus proaktif dan menyerang pembobol sebelum pembobolan itu dilakukan.

Menurut Hendra, hal ini akan menjadi umum dalam cyber security dan meski terdengar seperti film science fiction, hal tersebut adalah kenyataan dan bahkan telah terjadi.

(BACA:Perbandingan Samsung Galaxy S9 Plus dan S8 Plus Lebih Keren Mana?)

Kolaborasi banyak pihak

Di Indonesia, pemerintah membentuk Badan Cyber Nasional yang bertugas untuk menjaga keamanan data di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah menangkal serangan cyber.

Di mana BCN juga akan bekerjasama dengan Depkominfo dan berbagai pihak lain untuk menangkal serangan pihak luar.

Menurut Hendra, hal tersebut sangat menggembirakan karena itu berarti membuka peluang kerjasama dengan pihak luar secara global.

Karena kerjasama tersebut menjadi hal utama yang paling penting demi menangkal dan membasmi serangan hacker. Informasi dari berbagai pihak akan membuat tembok pertahanan yang semakin kokoh.

Kerjasama inilah yang dinamakan Hybrid. Dalam arti ada yang bekerja di dalam negeri, tapi juga dibantu oleh analis dari luar negeri.

Analoginya seperti ini: Pihak luar negeri itu adalah BMKG yang memberitahu prakiraan cuaca, sedangkan pihak dalam negeri itu seperti orang rumah yang bertugas untuk menutup jendela dan pintu saat badai datang.

Sehingga kerjasama hybrid ini menjadi demikian penting demi menghadapi serangan cyber ini. Terlebih lagi karena para oknum ini juga menggunakan kerjasama hybrid juga dalam menyerang.

(BACA:MWC 2018 Usai, Inilah Deretan Hape Terbaru yang Siap Dilirik)

Masih terus berkembang

Sama dengan teknologi itu sendiri, pengembangan dari cyber security juga tidak pernah berhenti.

Cyber security harus selalu selangkah di depan dari oknum yang akan menyerang. Oleh karena itu sebanyak apapun hacker yang ditangkap, sebanyak apapun malware yang dibasmi, namun teknologi akan terus dapat digunakan oleh kedua pihak.

Untungnya, perkembangan ini masih di dalam batasan yang masih dalam kendali. Hendra mengatakan bahwa selama kerjasama hybrid tadi tetap dilakukan maka selalu ada solusi yang bisa diberikan.

Tapi lagi-lagi Hendra mengingatkan bahwa pertahanan yang terbaik memang kembali ke diri kita sendiri. Seberapa siap kita dalam menghadapi serangan? Seberapa waspada kita dalam menyimpan data pribadi kita?

Jadi, kita pun juga harus selalu update dan belajar akan semakin majunya teknologi. (*)

Editor : Kama

Baca Lainnya