Duh! Ahli Virus Wuhan Sebut Varian Baru Corona Akan Terus Muncul

Kamis, 05 Agustus 2021 | 21:00
IST

ILUSTRASI VIRUS COVID-19

Nextren.com - Saat ini virus covid-19 terus bermutasi, dan salah satu yang paling menular adalah varian Delta.

Tampaknya kita harus bersiap untuk terus menghadapi mutasi virus ini ke depannya.

Shi Zhengli, seorang ahli virologi dari Institut Virologi Wuhan (WIV) yang juga dijuluki sebagai "wanita kelelawar" China, mengatakan bahwa varian baru dari virus corona baru akan terus terjadi.

Hal itu karena adanya peningkatan jumlah infeksi yang memberikan peluang lebih banyak bagi virus untuk menyebar dan bermutasi.

Varian Delta pertama kali terdeteksi di India.

Baca Juga: Jadi Syarat PPKM, Ini Cara Download Sertifikat Vaksin PeduliLindungi

Varian ini telah muncul di setidaknya 98 negara dan wilayah dan terus bermutasi dan berkembang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

“Kita seharusnya tidak panik, tetapi kita perlu bersiap untuk hidup berdampingan dengan virus dalam jangka panjang,” kata Shi kepada media, Rabu, seperti dilansir Global Times (4/8).

Shi mencatat bahwa China sekarang berada di bawah tekanan untuk mengendalikan epidemi, tetapi isolasi fisik disebut masih efektif dalam membatasi penularan.

Ada pesan penting Shi bagi warga terkait hal ini, yuk lanjut ke halaman berikutnya.

"Cegah berkumpul, terapkan social distancing, pakai masker dan sering cuci tangan."

Dia mengatakan bahwa virus terus bermutasi karena semakin banyak orang terinfeksi, dan memberikan peluang bagi virus.

Shi mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan beberapa pasien yang terinfeksi setelah vaksinasi dan menemukan bahwa vaksin, meskipun tidak dapat mencegah infeksi, masih efektif dalam mencegah penyakit kritis.

Baca Juga: Ini Penyebab Covid-19 Varian Delta Menyebar Jauh Lebih Cepat

WIV
WIV

Shi Zhengli - Wuhan Institute of Virology (WIV)

Dia mendesak masyarakat agar mendapatkan vaksinasi sesegera mungkin dan menyerukan percepatan penelitian dan pengembangan vaksin mukosa untuk mencegah infeksi lewat mulut atau hidung, serta obat untuk mengobati COVID-19.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya