Presiden AS Tuduh Media Sosial Membuat Warga Terbunuh Karena Covid-19

Senin, 19 Juli 2021 | 17:50
AFP PHOTO/LOIC VENANCE

Ilustrasi facebook

Nextren.com - Media sosial sering menunai kontroversi, seperti karena kebocoran jutaan data pengguna dan maraknya peredaran hoaks.

Kini tak tanggung-tanggung, orang nomor satu Amerika Serikat, Joe Biden, menuduh platform media sosial seperti Facebook telah membunuh orang karena membiarkan peredaran misinformasi vaksin covid-19. Menurut Biden Jumat (16/7/2021), misinformasi tentang vaksin yang tersebar luas di media sosial menjadi biang keladi tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat.

Saat ditanya apa pesan yang ingin disampaikan Biden untuk platform media sosial seperti Facebook, Biden berkata, "Mereka (Facebook) membunuh orang, satu-satunya pandemi yang kita miliki adalah mereka yang tidak tervaksin, dan mereka (Facebook) membunuh warga.

Baca Juga: 5 Film Netflix Bertema Keluarga Terbaru, Cocok Ditonton Saat Liburan

Keterangan lebih lanjut tentang pernyataan Presiden AS ke-46 itu belum dikonfirmasi Gedung Putih.

Namun salah seorang sumber terdekat mengatakan bahwa pertemuan antara pemerintah AS dan Facebook selama beberapa pekan ini memang cukup "panas", seperti dilelansir dari CNN.

Facebook dan platform media sosial lain diminta terlibat lebih agresif dalam memberantas misinformasi tentang vaksin Covid-19.

Apa yang dilakukan media sosial seperti Facebook diilai belum cukup efektif untuk menghalau peredaran misinformasi atau mereka sedang menyembunyikan sesuatu.

Ahli Bedah Umum Amerika Serikat, Vivek Murthy, sebelumnya juga mengusulkan agar platform media sosial lebih tegas menindak akun yang terbukti menyebarkan misinformasi.

Padahal, mesin algoritma yang merekomendasikan kiriman seperti yang muncul di Facebook News Feed, menurut Murthy berkontribusi menyebarkan misinformasi, seperti dilansir The Verge, Senin (19/7/2021).

Platform media sosial itu disebut Murthy telah merancang fitur produk, misalnya tombol "like", yang memberikan kepuasan pengguna karena membagikan konten bermuatan emosi, bukan konten yang akurat.

Baca Juga: Kacau! Wanita Ini Ketipu Rp 110 Juta Oleh Oknum Atas Nama Jenius!

Sementara algoritma media sosial cenderung memberi kita lebih banyak dari apa yang kita klik, menarik kita lebih dalam, dan lebih dalam lagi ke dalam sumur misinformasi, tambah Murthy.

Sebenarnya pemerintah AS telah menyediakan vaksin untuk warganya, namun dalam beberapa bulan terakhir tingkat vaksinasi jadi melambat.

Hal itu membuat jumlah kasus dan kematian terkait covid-19 meningkat dalam beberapa minggu terakhir.

Penyebabnya, Covdi-19 varian baru telah menginfeksi banyak dari warga yang belum tervaksin.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto