Bio Saliva, Alat Tes Covid-19 Terbaru dengan Cara Berkumur Buatan BioFarma

Rabu, 07 Juli 2021 | 21:27
Biofarma

Alat uji Covid-19 Bio Saliva buatan Biofarma Bandung, dipakai dengan cara berkumur.

Nextren.com - Pandemi Covid-19 yang makin meluas membutuhkan alat deteksi yang lebih cepat dan mudah. Selama ini, tes cepat dilakukan dengan swab oleh tenaga medis terlatih. Lalu dibuktikan dengan PCR di laboratorium untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, yang sayangnya butuh waktu 2-3 hari.Di tengah pandemi, sejumlah inovasi dihadirkan guna mengatasi penyebaran virus corona. Beberapa inovasi, di antaranya GeNose C-19 sebagai alat skrining Covid-19 metode tiup.

Baca Juga: Balita Belanja Online Rp 16 Juta Pakai Sistem COD, Gara-gara Main HPBaru-baru ini, muncul inovasi baru lagi, yakni tes Covid-19 dengan metode kumur. Jika umumnya pengambilan sampel PCR melalui swab nasofaring, dengan metode ini sampel diambil melalui metode kumur (gargling), kemudian sampel diperiksa menggunakan alat PCR. Alat uji deteksi Covid-19 dengan metode kumur (gargling) merupakan inovasi dari Bio Farma dan perusahaan rintisan bioteknologi Nusantics. Perusahaan dalam rilisnya menyebut, alat ini bisa digunakan untuk alternatif pengambilan sampel pemeriksaan PCR yang menggunakan swab nasofaring-orofaring.

"Gargle-PCR memiliki sensitifitas hingga 95 persen sehingga dapat digunakan sebagai alternatif selain gold standard Swab Nasofaring-Orofaring menggunakan PCR Kit," tulis Biofarma dalam siaran persnya. Bio Saliva Alat uji Covid-19 dengan metode kumur ini buatan BioFarma ini diberi nama Bio Saliva. Alat ini ke depan dinilai akan memberikan kenyamanan lebih dalam mendeteksi virus Covid-19 di tubuh pasien baik pasien dengan atau tanpa gejala. "Bio Saliva merupakan pelengkap dari produk sebelumnya, mBioCov19," ujar CTO Nusantics Revata Utama, Sabtu (3/7/2021). Bio Saliva dibuat dengan melibatkan 400 lebih sampel dari pasien positif Covid-19 baik pasien rawat jalan, rawat inap, dan riset validasi selama 7 bulan.

Baca Juga: Inilah Rumor Harga Realme GT 5G Master Edition yang Beredar di Publik!Adapun uji validasi telah dilakukan bersama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Rumah Sakit Nasional Diponegoro dan Rumah Sakit Dokter Kariadi (RSDK). Alat deteksi Covid-19 dengan metode kumur ini telah memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021. Izin edar tersebut bernomor KEMENKES RI AKD 10302120673. Cara penggunaan Bio SalivaAdapun cara penggunaan PCR-Kumur dari Bio Saliva dari pihak Biofarma seperti berikut ini:

1. Dalam kondisi masih menggunakan masker, tarik nafas dalam 5-6 kali 2. Batuk keras seperti orang tersedak 3. Ambil Tube Cairan Kumur (Gargle Solution) dari dalam box, lepaskan masker lalu tuangkan larutan kumur dari tube cairan kumur ke dalam mulut. Jangan ditelan 4. Gunakan kembali masker, lakukan gerakan berkumur selama 10-15 detik sambil menengadahkan kepala ke belakang. Pastikan saat berkumur mengenai tenggorokan, kemudian berhenti sebentar sambil menahan cairan kumur di dalam mulut lalu ulangi gerakan berkumur sebanyak 3 kali 5.Pasangkan corong (adapter) ke tube cairan kumur 6. Buka masker dan keluarkan cairan kumur dari dalam mulut ke tube hingga mencapai batas garis 2,5 ml 7. Pasang kembali masker ambil tube larutan pencampur (collection buffer) lalu tuangkan isi ke tube cairan kumur melalui corong (adapter) yang telah terpasang sebelumnya 8. Lepaskan corong dan pasangkan kembali tutup pada tube cairan kumur lalu kocok tube hingga berbusa 9. Masukkan tube ke plastik biohazard dan spesimen siap diujikan.

Baca Juga: 3 Air Purifier Kecil Harga di Bawah 1 Juta di Blibli, Cek Yuk!Adapun, ketentuan sebelum melakukan pemeriksaan dengan PCR kumur maka 1 jam sebelum penggunaan pasien dilarang 1 jam sebelum penggunaan, yakni: 1. Tidak makan dan minum 2. Tidak merokok 3. Tidak berkumur 4. Tidak menggosok gigi. Keunggulan Bio SalivaAdapun sejumlah keunggulan Bio Saliva di antaranya: 1. Pengembangan produk proses dilkakukan dengan sampel pasien Indonesia sehingga memiliki kesesuaian dengan penduduk Indonesia 2. Bio Saliva dapat mendeteksi hingga angka CT 40 dan memiliki performance yang sangat baik untuk CT kurang dari 35 dengan sensitivitas hingga 93,57 "Produk ini menjawab tantangan laboratorium klinis akan kebutuhan testing dengan kondisi lapangan di Indonesia, yang umumnya jauh dari fasilitas kesehatan," ucap dia.

Ke depan ia berharap proses pengambilan sampel dapat dilakukan area non-medis dengan pengawasan tenaga kesehatan sehingga bisa mengurangi kerumumanan dan menghindari kontak. Selain itu proses pengambilan sampelnya praktis sehingga memungkinkan pengambilan sampel dalam jumlah besar tanpa perlu menambah tenaga medis. Mendeteksi varian baru Keunggulan lain, pemeriksaan dengan kit ini diklaim mampu mendeteksi mutasi Alpha, Beta, Gamma, Delta, Kappa, Eta, Lota, B 1.466.2 varian Indonesia, Epsilon, dan Lambda.

Baca Juga: Harga Paket IndiHome Terbaru 2021, Pas Untuk WFH dan Sekolah OnlineKemampuan ini menurutnya karena pertimbangan target genes yang dipakai dalam deteksi. Adapun alat mendeteksi dengan memilih target genes helicase (nsp-13) dan RdRp (nsp-12) yang mana target ini lebih tahan terhadap mutasi sehingga lebih sensitif.

Saat ini, uji post market BioSaliva dilakukan di 3 laboratorium Lab Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Lab Biomedik Lanjut Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dan Lab Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Adapun untuk tahap awal tes dengan PCR-Kumur dilakukan mulai 3 Juli 2021 di laboratorium GSI Kuningan dan Cilandak yang dilakukan secara terbatas. Nantinya, tes ini akan diperluas ke laboratorium jaringan Biofarma.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setelah GeNose, Muncul Tes Covid-19 Metode Kumur, Apa Itu?"Penulis : Nur Rohmi Aida

Tag

Editor : Wahyu Subyanto