BAKTI Kominfo 'Ngebut ' Sediakan Layanan 4G di Wilayah 3T, Rencana 10 Tahun Selesai 2 Tahun

Rabu, 02 Juni 2021 | 23:19
Palapa Ring

Proses pembangunan proyek Palapa Ring Timur. Karena sulitnya medan, komponen menara BTS diangkut helikopter

Nextren.com - Akhirnya layanan 5G kini sudah mulai resmi digelar di Indonesia, menjanjikan berjuta peluang dan harapan pada suatu kemajuan.

Namun mari kita bersimpati kepada saudara-saudara kita di pinggiran Indonesia, di wilayah 3T alias Tertinggal, Terdepan, dan Terluar.

Mereka masih sangat kesulitan merasakan kemudahan dan kemajuan yang ditawarkan oleh internet.

Padahal sebagai sesama warga negara, mereka punya hak yang sama untuk merasakan kemajuan teknologi yang bisa membuka banyak peluang dan kemajuan.

Ya Indonesia ini begitu luas dan ternyata masih banyak wilayah yang belum terjangkau internet.

Baca Juga: Jatuh Bangun BAKTI dan Lintasarta Bangun Ribuan BTS 4G di Daerah Terpencil

Maka kesenjangan digital ini harus dituntaskan lewat pemerataan internet.

Misi pemerintah untuk melakukan transformasi digital memang sangat membutuhkan infrastruktur digital yang merata.

Namun melihat begitu luasnya wilayah Indonesia, terbayangkah kita betapa rumitnya menyatukan Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau ini?

Pemerintah pernah berhitung, jika terus digunakan strategi dan rencana lama, maka jangkauan sinyal 4G di seluruh desa dan kelurahan itu baru akan bisa diselesaikan 10 tahun lagi, yaitu tahun 2032.

Bayangkan betapa jauh ketinggalan saudara-saudara kita di wilayah tersebut.

Maka pemerintah terus memutar otak, mencari strategi baru agar pemerataan sinyal 4G ini bisa dilakukan lebih cepat, yaitu agar bisa selesai akhir tahun depan (2022).

Pemerintah tampak sangat serius dalam upaya melakukan pemerataan layanan internet bagi seluruh rakyat Indonesia ini.

Dipilihlah strategi melakukan pemerataan sinyal 4G hingga ke pelosok, hingga ke daerah 3T alias Tertinggal, Terdepan, dan Terluar.

Menurut Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi, saat siaran pers secara daring oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (28 Mei 2021), ada 3 poin penting yang direncanakan dan dilakukan oleh pemerintah terkait penyelenggaraan selular dalam rangka transformasi digital Indonesia.

Konferensi pers yang berlangsung virtual itu juga dihadiri Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomukasi dan Informasi Kementerian Kominfo, Anang Latief dan Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Badan Usaha BAKTI Kominfo, Dhia Anugrah Febriansa.

Baca Juga: Aksi Perusakan 174 BTS dan NOC Palapa Ring Timur di Papua, Internet Putus

way
way

Anang Latif, DIrektur Utama BAKTI Kominfo

Berikut ini hal-halpenting terkait rencana dan upaya pemerintah dalam penyelenggaraan selular menuju transformasi digital Indonesia.

1. Pembangunan BTS 4G Dipercepat

Pemerintah melakukan perencanaan baru untuk percepatan transformasi digital berupa pembangunan dan perluasan infrastruktur telekomunikasi.

Saat ini total ada 83.218 desa dan kelurahan yang ada di Indonesia, sebanyak 12.548-nya masih belum terjangkau sinyal 4G.

Angka 12.548 atau sekitar 15 persen dari seluruh desa dan kelurahan di Indonesia itu, tentu wilayah yang sangat luas.

Rencana dan strategi baru yang dibuat oleh pemerintah akan mempercepat proses pembangunan tersebut, menjadi 10 tahun lebih cepat.

Dalam rancangan awal, pemerataan sinyal 4G baru akan selesai di tahun 2032.

Namun dengan rencana dan strategi baru, kini secara keseluruhan ditargetkan selesai di akhir tahun 2022.

2. Skema pembangunan BTS 4G

Ada 2 skema pembangunan BTS 4G untuk 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau sinyal 4G tersebut.

Kedua skema itu adalah skema pembangunan BTS untuk 9.113 daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) dan skema untuk 3.435 daerah non 3T.

Khusus untuk daerah 3T tersebut, infrastruktur telekomunikasi akan dibangun oleh BLU (Badan Layanan Umum) BAKTI Kominfo bekerjasama dengan operator selular untuk operasionalnya.

3. Percepatan 5G dan perluasan 4G

Kominfo saat ini sedang serius untuk melakukan percepatan komersialisasi sinyal 5G sekaligus percepatan jangkauan 4G yang juga terus digenjot, karena keduanya saling melengkapi.

Percepatan pembangunan di daerah 3T tersebut diharapkan bisa memperkecil disparitas atau kesenjangan layanan internet di msyarakat.

Tujuannya untuk mendukung penggunaan internet yang positif dan produktif, seperti pengembangan ekonomi digital yang salah satunya menyasar UMKM.

Kerjasama dengan Operator Selular

Upaya mengatasi kesenjangan digital lewat pembangunan sinyal 4G ini dilakukan oleh BAKTI Kominfo selaku eksekutif agensi di bawah arahan Kementerian Kominfo.

Dalam hal ini, BAKTI Kominfo bertugas menggelar berbagai prasarana, salah satunya BTS 4G yang melayani daerah 3T tersebut.

Direktur Utama BAKTI Kominfo, Anang Latief, dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa saat ini BAKTI telah menyelesaikan pembangunan BTS 4G di 1.209 desa dan kelurahan selama periode 2019—2021, dari total 9.113 wilayah 3T.

Adapun sumber pembiayaan berasal dari kontribusi operator selular (PNBP USO).

Lalu sisanya, sebanyak 7.904 desa dan kelurahan akan diselesaikan pada tahun 2021—2022.

Targetnya sebanyak 4.200 wilayah akan selesai di tahun 2021 dan sebanyak 3.704 wilayah selesai di tahun 2022.

Untuk 7.904 desa dan kelurahan di wilayah 3T ini, digunakan pembiayaan APBN yang bersumber dari rupiah murni dan PNBP Kominfo Non BLU.

Upaya pembangunan BTS 4G di 7.904 desa dan kelurahan wilayah 3T ini, menggenapi upaya pemerintah untuk menutup kesenjangan digital, terutama bagi sebagian besar wilayah di Indonesia Timur.

Dari jumlah tersebut, sekitar 65%-nya atau sebanyak 5.204 wilayah, berada di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Medan yang dihadapi tentu sangat sulit, melewati hutan, lembah dan gunung dan seringkali jauh dari pemukiman penduduk.

Dalam konferensi virtual via zoom (27/4) BAKTI dan salah satu mitranya yaitu LINTASARTA membagikan kisah tantangan dan hambatan yang dihadapinya.

Saat pembangunan BTS, mereka sempat mengalami hambatan seperti kekurangan bahan bakar, juga tantangan alam dengan jumlah penduduk yang hanya sedikit.

Bahkan khusus di kota Papua dan Papua Barat, Lintasarta juga mengalami ancaman keamanan.

"Masalah kelistrikan yang pertama, di daerah 3T ini ya. Kemudian yang kedua ialah masalah transportasi, yang kita memang menggunakan semuanya, ya jalur darat, jalur laut, jalur udara, dan melaluinya tidak mudah," ujar Ginandjar, Direktur Marketing & Solution LINTASARTA.

Khususnya di jalur darat, mereka sampai harus menarik mobil dengan kerbau. Sedangkan jalur laut atau sungai, banyak melewati hutan-hutan yang mungkin saja terdapat hewan buas.

Hal itu menunjukkan seriusnya komitmen pemerintah dalam menghubungkan dan menyediakan layanan internet yang merata, bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tahapan periode 2021—2022

Dalam pelaksanaan pembangunan BTS 4G periode tahun 2021—2022 ini, beberapa tahapan kegiatan telah dilakukan.

Salah satunya adalah penandatanganan paket proyek kontrak payung dengan para penyedia infrastruktur terpilih, pada 26 Februari 2021 lalu.

Berikutnya pelaksanaan kick off meeting implementasi infrastruktur dan model bisnis BTS 4G bersama Menteri Kominfo beserta jajarannya di Denpasar, Bali, 25 Maret 2021.

Adapun puncak kegiatan dilakukan pada 23 April 2021 di Desa Kelanga, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Saat itu Menteri Kominfo Johnny G. Plate melakukan prosesi peletakan batu pertama, untuk menandai dimulainya rangkaian pembangunan secara masif 7.904 BTS 4G di wilayah 3T.

Baca Juga: Telkomsel Klaim Sudah Bangun 1.200 BTS Lebih di Lokasi Ibu Kota Baru

Kelangsungan Layanan 4G

Setelah membangun BTS 4G hingga ke pelosok, apakah dibiarkan begitu saja? Ternyata tidak.

Pembangunan infrastruktur 4G memang penting, namun tersedianya kelangsungan layanan BTS 4G di wilayah 3T juga tidak kalah penting.

Pihak yang tepat untuk menjaga keberlangsungan layanan 4G di wilayah 3T tersebut adalah operator selular.

Operator selular tentu sangat paham bagaimana mengembangkan minat pengguna 4G, sekaligus melakukan pemeliharaan layanan.

Maka untuk memastikan ketersediaan sinyal 4G berkelanjutan, saat ini BAKTI Kominfo saat ini tengah dalam proses penetapan kerjasama operasi (KSO) dengan perusahaan operator selular yang memiliki linsensi di Indonesia. Dasar hukumnya adalah Peraturan Menteri Keuangan No.129 tahun 2020.

Dalam skema KSO ini, Bakti Kominfo bertanggung jawab dalam menyediakan lahan, melakukan pembangunan, dan pemeliharaan infrastruktur BTS 4G.

Sementara mitra operator selular bertanggung jawab dalam menyediakan layanan 4G kepada pelanggan, termasuk juga melakukan operasional dan pemeliharaan jaringan 4G secara keseluruhan.

Selain membangun BTS 4G, Bakti juga menyediakan infrastruktur telekomunikasi dan pemberdayaan ekosistem digital.

Diantaranya berupa penyediaan akses internet/wifi gratis di titik-titik layanan publik, pemanfaatan jaringan kabel serat optik Palapa Ring, serta penyediaan satelit multifungsi SATRIA, yang saat ini dalam tahap konstruksi.

Layanan selular berkualitas yang menjangkau hingga pelosok Nusantara menjadi ujung tombak proyek besar percepatan Transformasi Digital Nasional.

Di sinilah peran penting BAKTI mengawalnya, untuk memastikan hak masyarakat Indonesia mendapatkan layanan yang berkualitas, terjangkau, dan terjamin keberlangsungannya.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya