Kinerja Q1 2021 XL Axiata: Trafik Naik 40 Persen, Laba Rp 321 Miliar

Selasa, 27 April 2021 | 17:47
XL Axiata

Teknisi XL Axiata melakukan perawatan BTS

Nextren.com - Hari ini (27/4), operator seluler XL Axiata merilis data kinerja Q1 2021.

Mereka mampu mempertahankan kinerja positif di tengah kompetisi industri telekomunikasi yang ketat dan kondisi ekonomi yang masih berat karena pandemi Covid-19.

Di kuartal pertama 2021, Laba XL Axiata sebesar Rp 321 miliar.

Tingkat profitabilitas berhasil dipertahankan, dengan marjin EBITDA sebesar 50%. CEO XL Axiata Dian Siswarni merasa bersyukur tetap mampu tumbuh positif meskipun kompetisi industri telekomunikasi berlangsung ketat, dengan daya beli masyarakat yang belum pulih akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Xiaomi Hadirkan Diskon Sambut Gajian, Dari POCO X3 Hingga Redmi 9T

Upaya peningkatkan efisiensi bisnis terus diupayakan, selain peluncuran produk-produk sesuai kebutuhan pelanggan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data analytics.

Tujuannya upaya upselling melalui saluran penjualan omni channel bisa dilakukan dengan tepat. Beban operasional XL Axiata di kuartal pertama 2021 menurun sebesar 6% YoY.

Hal itu antara lain didorong oleh berkurangnya Interkoneksi dan beban langsung lainnya sebesar -28% YoY.

Ini terutama berasal dari interkoneksi yang lebih rendah akibat penurunan lalu lintas layanan legacy (SMS dan voice).

Bagaimana dengan biaya-biaya lain? Yuk simak di halaman berikutnya.

Sementara biaya tenaga kerja menurun sebesar -23% YoY karena revisi provisi remunerasi dan biaya infrastruktur juga turun sebesar 11% YoY akibat sewa menara yang lebih rendah.

Lain halnya dengan beban biaya pemasaran yang meningkat 16% YoY karena adanya peningkatan biaya komisi. Di kuartal pertama 2021, juga tercatat peningkatan kontribusi pendapatan data terhadap pendapatan layanan (service revenue) menjadi 94%, dengan penetrasi smartphone menjadi 90%, yang merupakan tertinggi di industri.

Sementara itu, pembangunan jaringan data 4G disebut terus berlangsung, dan hingga akhir kuartal pertama 2021 telah mencapai 458 kota/kabupaten di berbagai wilayah di Indonesia dengan 57 ribu Base Transceiver Station (BTS) 4G.

Baca Juga: Zoom Rilis Fitur Immersive View, Tampilan Atraktif Saat Meeting Online

Total jumlah BTS saat ini mencapai sebanyak lebih dari 147 ribu, dengan porsi terbanyak BTS 4G.

Perluasan 4G ke seluruh Indonesia dilanjutkan, terutama di luar Jawa, termasuk fiberisasi massif untuk meningkatkan kapasitas jaringan.

Tujuannya untuk memenuhi peningkatan kebutuhan layanan data saat ini dan masa mendatang dan juga kesiapan adopsi teknologi baru.

Dengan fiberisasi yang mampu menyediakan kapasitas besar ini, tentu sangat mendukung efisiensi biaya untuk pencapaian profitabilitas.

Guna menyiapkan jaringan menuju 5G, XL Axiata juga terus melanjutkan proses fiberisasi jaringan guna meningkatkan kapasitas jaringan transport.

Fiberisasi terbukti mampu meningkatkan kualitas jaringan untuk menopang sejumlah layanan data dengan kapasitas besar, seperti antara lain live video streaming.

Perluasan jaringan data terutama di luar Jawa juga dilakukan. Untuk itu, perseroan juga menjajaki pemanfaatan teknologi Open RAN agar pembangunan jaringan bisa lebih efisien dari sisi biaya.

Uji coba Open RAN telah mulai dilaksanakan Februari 2021 lalu dengan mengambil lokasi di Ambon, Maluku.

Baca Juga: Fiki Naki Gemar Bermain Game Dota 2, Inilah Alasan Lengkapnya! Sementara itu, trafik data sepanjang kuartal 1 2021 meningkat 40% YoY dari 997 Petabyte menjadi 1.391 Petabyte.

Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, trafik data meningkat 1%.

Trafik data ini tetap meningkat meskipun total jumlah pelanggan meningkat tipis dari 55,49 juta di periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 56,02 juta di periode saat ini. Sepanjang kuartal 1 2021, telah dikenalkan sejumlah penawaran baru.

Untuk pelanggan layanan prabayar ada Paket Akrab bagi pelanggan kartu XL dengan target keluarga.

Lalu ada penawaran produk AXIS untuk pelanggan usia muda. Adapun XL Prio membidik segment pascabayar yang fokus pada bundling smartphone. Sebagai bagian dari program transformasi digital, pemanfaatan digital IT, artificial intelligent, omni channel dan data analytics terus ditingkatkan.

Tujuannya untuk mengidentifikasi secara tepat apa saja kebutuhan setiap segmen pelanggan atas layanan telekomunikasi dan data, sehingga pembuatan produk layanan baru bisa lebih tepat. Pemanfaatan beragam instrumen digital itu telah membuahkan hasil yang menjanjikan, termasuk meningkatkan ketepatan penawaran produk sesuai karakter setiap segmen. Di sisi kondisi finansial, neraca perusahaan sehat dengan saldo kas yang relatif tinggi. Free Cash Flow (FCF) juga ada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp 1,40 triliun.

Baca Juga: Seorang Pria Nekat Serang Kantor MiHoYo, Sampai Todongkan Pisau!

Untuk jumlah utang bersih berkurang hingga 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Demikian juga rasio utang bersih terhadap EBITDA juga yang terus membaik hingga mencapai 0,6x.

XL Axiata saat ini juga tidak memiliki pinjaman dalam denominasi US Dollar.

Sebesar 66% dari pinjaman di antaranya berbunga floating dan pembayarannya terkelola hingga dua tahun ke depan.

Peluang bisnis Sejumlah peluang positif di dalam Industri Telekomunikasi Indonesia dibidik. Salah satunya terkait kemungkinan terjadinya konsolidasi operator, karena akan membawa dampak menyehatkan Industri Telekomunikasi secara umum.

Selanjutnya, cara kerja digital, sekolah, dan kehidupan sehari-hari akan menciptakan permintaan data dalam jangka panjang.

Peluang lainnya berupa peningkatan permintaan layanan fixed broadband (FTTH), di mana telah tersedia layanan XL Home dengan area layanan yang terus meningkat.

Selain itu, keberadaan UU Ciptakerja juga bermanfaat positif dalam jangka panjang, termasuk untuk efisiensi capex dan opex dalam menyediakan layanan 5G.

Baca Juga: Mobile Legends Kerap Tersandung Kasus Penjiplakan, Mungkinkan Ditutup? Di sisi lain, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi tahun 2021.

Salah satunya adalah akan terus berlanjutnya kompetisi yang ketat antaroperator.

Meningkatnya intensitas kompetisi sejak akhir tahun 2020 lalu terasa berdampak pada pertumbuhan industri.

Selain itu, pandemi Covid-19 sepertinya masih akan terus membayangi selama Semester 1 2021 ini. Kondisi ekonomi mungkin baru akan mulai membaik mulai Semester 2 mendatang. Terkait penanganan Covid-19, berbagai inisiatif terus dilakukan baik program perlindungan bagi karyawan, maupun dukungan kepada pelanggan dan masyarakat.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto