Nextren.com - Perusahaaan startup raksasa pada akhirnya akan menawarkan sahamnya ke publik, lewat IPO.
Hal itu juga segera dilakukan Grab, salah satu startup transportasi yang beroperasi di Indonesia dan Asia Tenggara.
Perusahaan superapp Asia Tenggara, Grab, mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan masa sebelum pandemi.
Mereka berhasil mencapai Gross Merchandise Value (GMV) USD 12,5 miliar pada tahun 2020.
Capaian ini menjadi momentum bagi Grab untuk melanjutkan proses transformasinya, termasuk rencana go public di bursa Amerika.
Grab baru saja mengumumkan rencana go public di NASDAQ melalui kolaborasi dengan special purpose acquisition company (SPAC) dengan Altimeter, investor ternama di Amerika Serikat, senilai USD 40 miliar (sekitar Rp 581 triliun).
Baca Juga: Kabar Facebook Siap Rilis Fitur Baru Audio Sosial, Mirip Clubhouse!
Angka tersebut memecahkan rekor penawaran ekuitas dari perusahaan Asia Tenggara di bursa Amerika.
Dalam beberapa bulan kedepan, Grab pun akan menjadi perusahaan publik.
Rencana ini didukung sejumlah nama besar di kalangan investor global dan juga dari sovereign wealth funds terkemuka.
Dalam kicauan di Twitter pada hari kesepakatan tersebut diumumkan, Chris Conforti, partner di Altimeter, mengatakan, "Kesepakatan ini didukung oleh “pemegang saham (cap table) terbaik yang pernah saya lihat dari 100 perusahaan yang saya cermati dan telah menjalani proses IPO.”
Sederhananya, cap table adalah tabel yang menjelaskan perjalanan kepemilikan dari para pemegang saham di suatu perusahaan.
Yang menarik adalah partisipasi tiga konglomerat terbesar Indonesia dalam penggalangan dana senilai USD 4 miliar ini.
Berdampingan dengan nama-nama seperti BlackRock, Fidelity, dan Mubadala; ada Djarum, keluarga Sariaatmadja pemilik Emtek, dan Sinar Mas di antara mereka.
Apa makna dari keterlibatan mereka?
Pertama, ini adalah sinyal bagaimana investor lokal tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendukung perusahaan yang telah memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Upaya Enterprise Open Source dari Red Hat Bantu Percepat Transformasi Digital
Menurut Frank Troise, Managing Director and CEO SoHo Advisors, sebagaimana dikutip DealStreetAsia, “Beberapa tahun lalu, di Amerika Serikat tidak ada yang tahu soal Grab dan apa yang mereka lakukan."
"Saya pikir [kesepakatan] ini membuka mata dunia tentang apa yang terjadi. Ini adalah berita fantastis bagi Grab, dan kabar luar biasa bagi reputasi Asia Tenggara.” Rencana Grab telah menempatkan Asia Tenggara dalam peta investor global, sementara investor lokal juga tak ingin ketinggalan kesempatan untuk merasakan manfaat dari kabar luar biasa ini.
Kedua, Djarum, keluarga Sariaatmadja, dan Sinar Mas adalah sebagian dari nama-nama besar dalam komunitas bisnis Indonesia.
Investasi mereka menunjukkan kepercayaan terhadap masa depan Grab, khususnya di Indonesia.
Ini perkembangan yang menarik, di tengah ramainya berita merger Gojek-Tokopedia.
Investasi dari berbagai investor lokal menunjukkan kepercayaan bahwa Grab akan terus mengakar dan tumbuh di Indonesia, serta menunjukkan masih ada ruang untuk para jawara lokal tanah air.