Nextren.com - Tak perlu dibantah lagi, kini hampir semua orang memang memerlukan smartphone, untuk beraktifitas sehari-hari.
Ada begitu banyak aktifitas yang bisa diakses dari smartphone, seperti bekerja, berkomunikasi, bergaul, belajar, hingga hiburan.
Bahkan para orang tua sudah mengandalkan smartphone untuk 'mengasuh' anak-anak mereka, meski sebenarnya lebih tepat adalah untuk membuat diam anaknya. Banyak orang tua sengaja memberikan smartphone yang menayangkan video atau game kesukaan anak-anak, hanya agar anak-anak diam dan tidak ribut lagi.
Baca Juga: Facebook Kembangkan Instagram Khusus Anak di Bawah 13 Tahun, Buat Apa?
Asisten Deputi Perlindungan Anak Kementerian PPPA RI Ciput Eka Purwianti, dalam diskusi bersama Google Indonesia, mengaku miris dengan dengan kebiasaan orang tua seperti itu.
Menurut Ciput, seperti dilansir kompas.com (26/3), memberikan smartphone tanpa didampingi bisa meningkatkan potensi anak menjadi asosial, akibat terlalu asyik dengam dunianya sendiri.
Maka memberikan smartphone pada anak-anak tak bisa dianggap enteng oleh orang tua.
Jadi kapan sebaiknya orang tua memberikan smartphone pertama pada anaknya? Yuk simak halaman berikutnya.
Pendiri Microsoft, Bill Gates, menetapkan batas usia minimum saat anak-anaknya boleh memiliki smartphone sendiri.
Ketiga anak-anak Gates yakni Jennifer, Rory, dan Phoebe Gates, tidak boleh punya smartphone sendiri hingga berusia 14 tahun.
Aturan di keluarga Gates adalah menetapkan waktu penggunaan smartphone. Aturan itu membantu anak-anaknya untuk tidur pada jam yang wajar.
Anak-anak Bill Gates tetap boleh memakai smartphone untuk belajar dan mengerjakan tugas.
Baca Juga: Belajar Online dan Pengaruhnya Terhadap Psikologi Anak Jelang Ujian Sekolah
Namun anak-anak dilarang memakainya saat berada di meja makan.
Lain lagi patokan dari media parenting seperti Today's Parent, yang merilis panduan penggunaan smartphone berdasarkan usia anak.
1. Umur di bawah 4 tahun: tak butuh smartphone.
2. Umur 4-6 tahun: berbahaya, karena otaknya masih berkembang dan keterampilan sosial dapat terpengaruh.
Anak berpotensi kecanduan teknologi jika punya smartphone sendiri di Umur ini.
3. Umur 7-9 tahun: otak masih berkembang serius, padahal semua teknologi berpengaruh besar di Umur ini. Jadi, masih tak butuh smartphone.
4. Umur 10-12 tahun: anak sudah boleh punya telepon, namun hanya untuk menghubungi orang tuanya.
Ini masih bukan usia yang tepat untuk smartphone, atau setidaknya bukan yang memiliki akses internet.
5. Di atas umur 12 tahun: sebaiknya tunggu hingga 16 tahun untuk memakai smartphone.
Batasi akses internet atau hilangkan saja, dan tunggu sampai anak berumur 16 tahun.
Baca Juga: YouTube Kids Rilis 3 Filter Baru, Makin Ramah Pada Anak dan Remaja!
Umur bukan patokan
Lain lagi pendapat CEO Common Sense Media James Steyer.
Menurut dia, usia anak sebenarnya tidak bisa menjadi patokan utama saat orang tua ingin memberikan smartphone.
Steyer memberlakukan dua syarat sebelum anak-anaknya bisa memiliki smartphone sendiri.
Syarat pertama, anak-anaknya harus sudah SMP. Syarat kedua, anak-anaknya harus sudah bisa mengendalikan diri sendiri.
Menurut Steyer, umur anak tidak sepenting tanggung jawab atau tingkat kedewasaannya sendiri.
Steyer juga menegaskan, bahwa anak-anak memiliki kondisi yang berbeda.
Jadi menurut Steyer, tak ada patokan usia tertentu sebagai acuan orang tua untuk memberikan smartphone pertama ke anak-anaknya.
Nah, jika masih bingung, para orang tua harus menjawab daftar pertanyaan berikut ini sebelum memberikan smartphone pertama kepada anak-anaknya.
Baca Juga: Tragis! Bocah Asal Subang ini Meninggal Karena Kecanduan Game Online!
1. Sudah seberapa mandiri anak Anda? 2. Dengan alasan keamanan atau sosial, apakah anak-anak "perlu" dihubungi?3. Seberapa bertanggung jawab anak-anak itu? 4. Bisakah anak-anak itu dipercaya agar tidak mengirim pesan teks selama kelas? 5. Bisakah anak-anak dipercaya agar tidak mengganggu percakapan orang lain.6. Bisakah anak-anak dipercaya agar menggunakan fitur teks, foto, dan video secara bertanggung jawab 7. Bisakah anak-anak dipercaya agar tidak memakai smartphone untuk mempermalukan atau melecehkan orang lain? 8. Apakah anak-anak benar-benar butuh smartphone? 9. Bisakah anak-anak dipercaya dalam memakai telepon yang dibawanya, saat Anda tidak bisa memantaunya? 10. Lalu siapa yang bakal membayar paket telepon dan datanya?