CEO Parler Dipecat Gara-gara Kasus Konten Kerusuhan di Gedung Capitol

Jumat, 05 Februari 2021 | 10:45

Parler

Nextren.com - John Matze, selaku CEO Parler dikabarkan baru saja dipecat oleh perusahaan yang dipimpin oleh dirinya sendiri.

Kabar tersebut mencuat setelah adanya memo yang didapat oleh Fox News dan The Wall Street Journal.

Selain itu, halaman akun LinkedIn Matze pun menunjukkan tanggal akhir pekerjaan sebagai CEO Parler.

Dalam laman LinkedIn, ia mencatat kalau masa jabatannya sebagai petinggi Parler telah berakhir pada Januari 2021.

Baca Juga: Dukung Kerusuhan AS, Aplikasi Parler Diblokir App Store dan Google Play

Lalu apa alasan John Matze didepak dari kursi kepemimpinan perusahaannya itu?

Dihimpun dari The Verge, Matze kemungkinan dipecat akibat adanya pemblokiran dan pencekalan di sejumlah platform seperti App Store dan Google Play Store.

Pada tanggal 6 Januari lalu, Parler diblokir dari dua platform jual-beli aplikasi itu karena dianggap telah mendukung aksi kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol AS.

Kenapa bisa terjadi demikian? Yuk simak di halaman selanjutnya.

Baik Apple dan Google merasa bahwa pihaknya tidak ingin mempertahankan aplikasi yang melanggar pedoman dan menimbulkan kekerasan.

Parler pun sempat dikirimi surat oleh Apple yang berisikan perintah untuk memperbaiki aplikasinya dalam waktu 24 jam, dikutip dari MacRumors (5/2).

Saat itu perusahaan media sosial itu juga sudah menanggapinya dengan menghapus konten-konten "bermasalah" tersebut.

Namun nampaknya langkah yang dilakukan oleh Parler tetap tidak bisa menjaga posisi John Matze sebagai pemimpin perusahaan.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Twitter Larang Keberadaan Donald Trump di Platformnya

Lebih lanjut, Matze pun mengklaim kalau dirinya diberhentikan oleh dewan yang dipimpin oleh Rebekah Mercer.

Baca Juga: CEO Apple Buka Suara Soal Kerusuhan di AS dan Dukung Adanya Kesetaraan

Matze menyebut kalau Mercer menilai dirinya memiliki "keyakinan kuar pada kebebasan berbicara" dan visi produknya, termasuk "apa saya percaya ini adalah pendekatan yang lebih efektif untuk moderasi konten," dilansir dari The Verge.

Dengan adanya ungkapan tersebut, kemungkinan bahwa pemecatan yang terjadi pada John Matze bisa saja didasari oleh merosotnya pemasukan Parler di bawah kepimpinan Matze.

Namun asumsi terbesar saat ini lebih merujuk pada kejadian bocornya konten-konten yang dianggap mendukung kerusuhan di Gedung Capitol AS.

Pasalnya bukan saja dinilai pro terhadap kerusuhan, aplikasi Parler juga diduga memiliki kerentanan pada soal privasi pengguna.

Baca Juga: TikTok Ikutan Cekal Video Donald Trump yang Dinilai Menghasut Massa

AFP PHOTO/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/Samuel Corum
AFP PHOTO/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/Samuel Corum

Pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerbu Gedung Capitol di Washington DC, 6 Januari 2021. Pendukung Trump berkumpul di ibu kota untuk menghentikan Kongres AS mengesahkan kemenangan Joe Biden.

Dikatakan kalau sejumlah peneliti mampu mengorek konten pengguna dalam jumlah besar, termasuk lokasi dan video yang diberi geotag, yang kemudian bisa diubah menjadi peta interaktif serangan ke Gedung Capitol.

Komite Pengawas DPR AS bahkan telah menyerukan FBI untuk menyelidiki keterlibatan Parler dalam peristiwa tersebut, dikutip dari The Verge.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya