Pemerintah Inggris Komentari Aturan Baru WhatsApp, Perjanjian Selesai

Rabu, 27 Januari 2021 | 12:43
Freepik

Bendera Inggris. Ilustrasi militer paling kaya di dunia

Nextrenc.com - Aturan baru WhatsApp telah resmi ditunda oleh pihak Facebook, selaku pihak pengembang karena dianggap memicu kontroversi.

Pasalnya saat pengumuman adanya aturan tersebut, WhatsApp dianggap oleh sebagian penggunanya tidak memberikan sosialisasi yang cukup, sehingga menimbulkan berbagai macam persepsi yang pro dan kontra.

Bahkan tidak sedikit pengguna WhatsApp yang beranggapan bahwa aplikasi berbagi pesan online tersebut berusaha untuk mencuri data penggunanya.

Sebab, dalam aturan baru WhatsApp disebutkan kalau data para pengguna akan disinkronasikan oleh akun Facebook dan Instagram yang dimiliki konsumen.

Baca Juga: Akibat Kisruh Aturan Baru WhatsApp, Facebook Tunda Pembaruan Privasi

Meski WhatsApp mengaku bahwa hal tersebut diadakan untuk mempemudah penggunanya, namun tetap saja gaungan untuk berpindah haluan ke aplikasi lain seperti Signal dan Telegram pun sempat beredar di lini masa Twitter.

Menyoal hal tersebut, Pemerintah Inggris pun ternyata ikut berkomentar terkait kebijakan baru WhatsApp.

Dikutip dari The Guardian, Regulator Data Inggris dikabarkan telah mengirimkan surat kepada WhatsApp yang berisi tuntutan agar aplikasi tersebut tidak menyerahkan data penggunanya ke Facebook.

Komisaris Informasi, Elizabeth Denham mengatakan kepada komiter parlemen bahwa pada 2017, WhatsApp telah berkomitmen untuk tiidak memberikan informasi pengguna apapun ke Facebook.

Namun, kesepakatan yang dilakukan oleh Inggris dan WhatsApp kala itu diberlakukan oleh perlindungan data Irlandia hingga masa transisi Brexit yang berakhir pada 1 Januari 2021 lalu.

Baca Juga: Ini Prediksi Pakar Soal Tujuan Aturan Baru WhatsApp dan Solusinya

Alhasil saat ini Inggris yang sudah sepenuhnya keluar dari Uni Eropa memastikan kalau janji-janji itu ditepati ke Kantor Komisaris Informasi.

"Perubahan dalam persyaratan layanan, dan persyaratan pengguna untuk berbagi informasi dengan Facebook tidak berlaku untuk pengguna Inggris atau pengguna di UE," kata Denham, dikutip dari The Guardian.

(The Verge)
(The Verge)

Ilustrasi WhatsApp

Ia pun menambahkan bahwa setelah jangka waktu 1 Januari tersebut, pihak WhatsApp saat ini belum melakukan kesepakatan baru lagi dengan Inggris.

Baca Juga: Mulai Ditinggal Pengguna, WhatsApp Pasang Iklan Besar Rp 1,9 Miliar

Komisaris Inggris Pakai Signal

Komisaris Informasi Inggris itu juga mengungkapkan bahwa dirinya saat ini telah berpaling dari WhatsApp dan menggunakan aplikasi Signal.

"Hal yang sangat menarik dari pengumuman WhatsApp tentang pembagian yang sedang berlangsung dengan Facebook adalah berapa banyak pengguna yang memilih dengan kaki virtual mereka dan meninggalkan platform untuk menjadi anggota Telegram atau Signal," ucapnya.

"Pengguna mengharapkan perusahaan untuk menjaga kepercayaan mereka dan tidak tiba-tiba mengubah kontrak yang mereka miliki dengan pengguna," lanjutnya.

Elizabeth Denham, selaku Komisaris Informasi pun menilai kalau kasus WhatsApp ini adalah contoh pengguna yang peduli tentang kepercayaan dan keberlanjutan janji yang dibuat kepada pengguna.

Baca Juga: 16 Aplikasi Chatting Jadi Satu: WhatsApp, Signal hingga Telegram

(Kompas.com/Wahyunanda Kusuma)
(Kompas.com/Wahyunanda Kusuma)

Ilustrasi aplikasi chatting Signal, WhatsApp, dan Telegram

Signal dan Telegram sejauh ini telah merasakan peningkatan yang cukup signifikan sejak adanya isu pencurian data pengguna ini.

Bahkan Signal hadir sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di Inggris dan memperoleh 7,5 juta pengguna baru secara global.

Telegram pun mengklaim sudah memiliki 500 juta pengguna di seluruh dunia pada pertengahan Januari 2021.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya