Bitcoin Senilai Rp 3,1 Triliun Terancam Hilang Karena Lupa Password

Kamis, 14 Januari 2021 | 20:17

Bitcoin

Nextren.com - Popularitas Bitcoin terus menanjak, nilai 1 bitcoin saat ini sekitar Rp 537 juta.

Di balik melonjaknya nilai Bitcoin yang begitu menggoda, ternyata ada resiko besar yang bisa menimpa pemilik Bitcoin, seperti kisah pemuda ini.

Stefan Thomas, seorang programer kelahiran Jerman, diketahui memiliki 7.002 keping Bitcoin atau setara dengan 220 juta dollar AS (sekitar Rp 3,1 triliun) dalam dompet digitalnya.

Thomas diketahui menyimpan private key (kunci privat) dompet Bitcoinnya dalam sebuah USB flash drive terenkripsi bernama IronKey.

Baca Juga: Harga Bitcoin Naik 170 Persen dan Tembus Rp270 Juta, Sentuh Harga Tertinggi Sejak 2 Tahun Terakhir

Untuk memperketat keamanan, flash drive tersebut juga diberikan kata sandi oleh Thomas.

Sayangnya, ia lupa formulasi kata sandi apa yang ia gunakan untuk mengunci IronKey tersebut.

Alhasil, saat ini, Thomas tidak bisa mengakses Bitcoin milikya.

Usut punya usut, Thomas ternyata kehilangan secarik kertas, yang mana ia gunakan untuk menulis kata sandi dari IronKey tersebut beberapa tahun lalu.

IronKey milik Thomas hanya memberikan 10 kesempatan mengisi password.

Thomas sudah mencoba delapan kali dan gagal.

Ia sudah mencoba berbagai formulasi kata sandi yang paling umum ia gunakan, namun tak ada yang membuahkan hasil.

"Kini saya hanya akan berbaring di tempat tidur dan memikirkannya," kata Thomas.

"Lalu saya akan mencobanya lagi di komputer dengan strategi baru, dan tetap tidak berhasil, dan saya akan putus asa lagi," lanjut Thomas.

Kini, Thomas hanya punya dua kesempatan terakhir sebelum flash drive tersebut mengenkripsi seluruh isi data di dalamnya, selamanya.

Jika sudah terenkripsi, Thomas akan kehilangan akses pada seluruh Bitcoin miliknya selamanya.

Baca Juga: Bitcoin Naik 160 Persen Tahun Ini, Meski Investor Tak Paham Apa Yang Terjadi

coindesk.com

Lonjakan harga Bitcoin

Cara kerja Bitcoin berbeda

Sebagai mata uang elektronik, Bitcoin memiliki cara kerja yang berbeda dengan mata uang konvensional, terutama dari segi penggunaan pengaman kata sandi.

Jika uang biasa, pengguna bisa menyimpannya melalui bank (PayPal, BCA, dan lainnya) atau dompet digital (GoPay, DANA, OVO, dan sebagainya) di mana pengguna sewaktu-waktu bisa mengatur ulang kata sandinya ketika lupa dengan melakukan berbagai verifikasi data.

Hal ini berbeda dengan Bitcoin. Pencipta mata uang virtual yang dikenal sebagai Satoshi Nakamoto mengatakan, ide utama Bitcoin adalah memungkinkan siapa pun di dunia untuk memiliki rekening bank digital dan menyimpan uang dengan cara yang tidak dapat dicampuri atau diatur oleh pemerintah.

Jadi hanya pemilik Bitcoin saja yang mengetahui private key sebagai akses ke dompet Bitcoinnya.

Skema inilah yang membuat Bitcoin menjadi mata uang yang berisiko.

Karena sekali pemilik Bitcoin melupakan private key, tidak ada cara untuk mengatur ulang kunci rahasia tersebut.

Baca Juga: Lyfe, Crypto Asli Indonesia Sang Pesaing Bitcoin Naik Harga 200 Persen Dalam Sehari

Banyak orang kehilangan private key

Thomas bukan satu-satunya orang yang tak bisa mengakses private key, karena lupa kata sandi.

Brad Yasar, seorang pengusaha di Los Angeles, juga pernah mengalami hal serupa.

Ia kehilangan private key Bitcoinnya bertahun-tahun yang lalu.

“Selama bertahun-tahun saya menghabiskan ratusan jam mencoba untuk bisa masuk ke dompet tempat Bitcoin berada, tapi sia-sia,” kata Yasar, yang memiliki beberapa komputer desktop yang berisi ribuan Bitcoin yang ia buat, atau dari hasil tambang.

Lain cerita dengan Gabriel Abed, ia kehilangan kehilangan sekitar 800 Bitcoin ketika seorang kolega memformat ulang laptop miliknya pada 2011 lalu, yang mana berisi private key ke dompet Bitcoin.

Menurut firma data cryptocurrency, Chainalysis, dari 18,5 juta Bitcoin yang ada, sekitar 20 persennya diyakini hilang atau berada di dompet digital yang terabaikan, sebagaimana dihimpun KompastTekno dari New York Times, Kamis (14/1/2021).

Jika dikonversi, jumlah Bitcoin yang hilang itu mencapai 140 miliar dollar AS atau kira-kira Rp 1.978 triliun.

Fenomena lupa kata sandi ini, akhirnya mendatangkah berkah bagi layanan servis dompet digital, sebuah bisnis yang membantu menemukan kunci digital yang hilang.

Pihak layanan servis melaporkan setidaknya mereka menerima 70 permintaan recovery password dalam sehari, dari orang-orang yang menginginkan bantuan untuk memulihkan akun mereka.

Baca Juga: Milenial Berburu Bitcoin Selama Pandemi, Investor Generasi Tua Masih Memilih Emas

Jumlah tersebut naik tiga kali lipat dibandingkan bulan lalu. Sebagi informasi, harga aset kripto Bitcoin (BTC) terus mencetak rekor-rekor baru dalam setahun belakangan.

Pada awal Januari 2021, harga Bitcoin tembus Rp 500 juta per koin.

Secara tahunan, harga Bitcoin sudah mengalami kenaikan lebih dari 400 persen.

Karena tren yang positif ini, banyak pemegang Bitcoin menjadi sangat kaya dalam waktu singkat, bahkan ketika pandemi virus corona telah menghantam ekonomi dunia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lupa Password, Pemuda Ini Tak Bisa Akses Bitcoin Senilai Rp 3,1 Triliun"

Penulis : Galuh Putri Riyanto

Tag

Editor : Wahyu Subyanto