Nextren.com - Setelah Twitter, kini Donald Trump juga diketatkan keberadaannya di platform YouTube.
Ini berawal karena pawai Trump yang diakhiri dengan serangan di Capitol yang dilakukan pendukung presiden Amerika Serikat tersebut.
Twitter dan YouTube adalah media sosial yang menanggapi persoalan Trump dengan melarang akunnya atau membatasi postingan.
YouTube sebelumnya menghapus video di mana Donald Trump menyebut para perusuh sangat istimewa, tetapi sebaliknya tidak membatasi postingannya.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Twitter Larang Keberadaan Donald Trump di Platformnya
Sementara Facebook tanpa batas waktu melarang presiden, Twitch menonaktifkan akunnya dan Twitter melarang kehadirannya.
"Setelah ditinjau, dan karena kekhawatiran tentang potensi kekerasan yang sedang berlangsung, kami menghapus konten baru yang diupload ke saluran Donald J. Trump karena melanggar kebijakan kami," jelas YouTube.
Platform tersebut hanya mengatakan akan menghapus video yang diposting ke channel Donald J. Trump, tapi tidak dispesifikan video seperti apa.
Reporter New York Times, Davey Alba, memberitahukannya lewat tweet tentang video yang telah dihapus YouTube.
Video yang dihapus memperlihatkan Trump yang mengatakan hal-hal seperti selalu ada tindakan balasan dan perjalanan kita baru dimulai.
Ada beberapa video yang masih tersedia dan diposting baru-baru ini, tetapi menurut laporan channel tersebut sekarang telah menerima teguran dan akan diblokir agar tidak dapat mengupload konten baru selama minimal satu minggu.
Melansir Engadget, komentar di video Donald J. Trump juga dinonaktifkan, seperti pada platform lainnya.
YouTube melakukan hal tersebut dengan alasan kekhawatiran berkelanjutan tentang kekerasan.
Jika pada Twitter, larangan dibuat karena melihat konteks pernyataan yang diposting.
Twitter mengatakan tweet tersebut sangat mungkin mendorong dan menginspirasi orang untuk meniru tindakan kriminal yang terjadi di US Capitol pada 6 Januari 2021.
Berdasarkan komentar yang ditinggalkan pada video tersebut dan pernyataan yang dibuat oleh pendukung, tampaknya kemungkinan menginspirasi kekerasan tambahan mendorong tindakan YouTube.
YouTube sudah mengumumkan langkah ini, serta Departemen Kehakiman AS mengupload video ke saluran YouTube-nya yang menampilkan penjabat Jaksa Agung.
Baca Juga: Twitter Tangguhkan Akun Milik Presiden Donald Trump Selamanya
Ia mengatakan tidak akan ada toleransi untuk pelanggaran hukum selama pelantikan Joe Biden.
Sebelumnya pada hari itu, beberapa perwakilan Republik AS mengumumkan bahwa mereka mendukung pemakzulan presiden, menyalahkan tindakannya karena menghasut serangan minggu lalu.
(*)