Ransomware Jadi Tantangan Industri yang Ingin Amankan Data Secara Digital

Kamis, 03 Desember 2020 | 16:30
B4LLS/Istockphoto

Ilustrasi Digitalisasi di Industri

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com - Perkembangan dunia teknologi harus diimplementasikan dengan segera.

Pasalnya dengan adanya pandemi, pemanfaatan alat-alat digital mulai perlu dibiasakan untuk menjalankan aktivitas.

Hal ini pun tentunya menjadi momentum yang tepat untuk berbagai bidang industri untuk segerago digital, tak terkecuali industri kesehatan.

Baca Juga: Hasil Riset NTT Ltd Temukan 92,1 Persen Organisasi Pikirkan Masa Depan Karyawan

Beberapa waktu lalu Nextren juga sempat membahas apa saja permasalahan yang ditemukan oleh industri farmasi di kala pandemi.

Kendala teknologi sempat disebutkan menjadi salah satu yang dirasakan dan perlu diperbaki.

Menjawab hal tersebut, telah diadakan sebuah webinar NextrenTalks dengan tema 'Connected Healthcare for Business Sustainibility', pada hari Kamis (3/12).

NTT Ltd. sebagai salah satu perusahaan teknologi pun menjabarkan beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika perusahaan ingin bertransformasi ke arah digital.

"Memberdayakan teknologi tidak lah mudah namun ada juga tantangannya," ucap Platform Presales Lead NTT, Rifki Imannudin.

"Kami pun menyediakan beragam solusi bagi costumer dalam mengeloladigital platformtanpa mengabaikan masalah keamanan," lanjutnya.

Hal itu disebutkan karena menurut Rifki, segala sesuatu yang berbau digital, keamanan menjadi sesuatu yang paling penting agar kelangsungan bisnis bisa terus terjaga.

Ditambah sistem keamanan saat ini juga memerlukan pemantauan selama 24 jam.

Oleh karenanya, NTT menyediakan layanan pengamanan dengan basis komputasi awan (Cloud) guna menjaga keamanan data pengguna konsumennya.

Dengan adanya layanan tersebut, data pengguna akan bisa dijaga dan dapat meringankan beban para teknisi IT dari sebuah perusahaan.

Maraknya kejahatan digital saat ini juga dapat menjadi sebuah alasan bagi perusahaan untuk segera melakukan digitalisasi.

Menurut Rifki, ancaman kejahatan siber seperti Ransomware sedang menjadi hal yang mengancam perusahaan dan konsumen.

"Kalau ada industri yang terkena Ransomware, kita bisa ga beroperasi sama sekali dan data akan hilang semua," jelasnya.

Sifat pengamanan yang prediktif, bukan reaktif terhadap Ransomware juga menjadi faktor mengapa perusahaan-perusahaan perlu melakukan strategi pengamanan sejak awal pembentukan sistem.

Dengan pembentukan sistem pengamanan yang baik, maka perusahaan dapat melawan beragam ancaman seperti malware dan lainnya.

Kendati demikian, kalau berbicara soal infrastruktur, itu semua tergantung pada data yang dimiliki oleh perusahaan.

Sebab, pihak NTT tidak hanya berfokus pada bisa atau tidak bisanya sebuah perusahaan.

Namun perlu dilihat juga dari kesiapan alat-alat perusahaan untuk melakukan sistem pertahanan dari serangan digital.

"Versi yang lama justru memiliki kerentanan yang lebih tinggi," ujar Rifki.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto