Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.
Nextren.com -Grab merupakan platform yang berawal menghadirkan layanan transportasi yang saat ini telah berkembang.
Dari sistem keamanannya pun juga, dulu Grab atau platform lainnya juga pernah ada masalah terkait pelanggan atau driver.
Namun hal ini mungkin akan ditangani dengan teknologi yang baru di tingkatkan pada aplikasi Grab.
Teknologi ini diberitahukan pada acara Grab Tech Insider (18/11) via Zoom bersama dengan Wui Ngiap Fuu, Head of Integrity User Trust, Integrity, dan Access Management Grab.
Baca Juga: Petinggi Grab Indonesia Bagikan Upayanya Agar Startup Bisa Dikenal se Asia Tenggara
Grab memiliki tujuan untuk mencapai zero insiden yang dapat dicegah.
Perusahaan ini juga sudah menghadirkan beberapa inovasi untuk keamanan driver dan pengguna sebelum perjalanan, dalam perjalanan hingga setelah perjalanan.
Contohnya sebelum perjalanan, driver akan diminta otentikasi wajah dengan selfie didukung oleh AI yang saat ini juga bisa disertakan dengan penggunaan masker.
Dalam perjalanan, dengan teknologi yang baru diperkenalkan tahun ini, merupakan teknologi yang dapat membantu Grab dalam mendeteksi kemungkinan insiden keselamatan.
Caranya dengan menarik sinyal dari berbagai sumber termasuk status berkendara, GPS, kondisi lalu lintas, telematika, dan intelijen pada peta untuk mendeteksi jika ada pemberhentian yang tidak direncanakan.
Driver Grab dalam perlindungan keamanan ini bila menangkap layar yang berisi data informasi pelanggan akan segera diperingati.
Setelah perjalanan, Grab menggunakan data telematika sensor pada smartphone driver untuk mengetahui kejadian seperti berkendara di atas kecepatan batas atau ngebut, pengereman mendadak, dan menikung tajam.
Namun bicara soal sistem keamanan pastinya tidak hanya berfokus pada saat berkendara saja, penipuan juga perlu diperhatikan.
Menurut data Cybersource, Online Fraud Benchmark Report 2018, 1.6% dari pendapatan ecommerce hilang karena penipuan.
Baca Juga: Tips Ilham Habibie Bagi Talenta Digital Agar Berkembang Saat Ini
Untuk itu Grab memanfaatkan graph algorithms untuk deteksi, pencegahan, dan investigasi penipuan yang luas.
Grab memanfaatkan luasnya data points yang dimiliki terkait perilaku, perangkat, pemesanan dan lainnya dari pengguna, serta memanfaatkan kekuatan graph algorithms untuk mengungkap hubungan antara entitas dalam skala besar untuk mendeteksi dan menyelidiki penipuan dengan cepat.
Hal ini dianggap penting, karena setiap perangkat atau pemesanan bisa saja tidak terlihat aneh, namun jika melihat pada asosiasi berbeda yang terhubungkan dengan entitas tertentu, kita bisa melihat polanya.
Terdapat juga AI-powered behavior modelling untuk mendeteksi akun penipuan, cara kerjanya?
Akun penipuan memiliki pola penggunaan yang berbeda dari akun normal.
Melalui kombinasi sinyal dari data pengguna dan klik, kami dapat mendeteksi akun dan pemesanan yang aneh dengan cepat.
Lalu yang terakhir ialah teknologi intelligent authentications untuk memastikan keamanan digital.
"Grab terus menambahkan intelligent authentications untuk memastikan keamanan digital dengan model machine learning," ujar Ngiap Fuu.
Baca Juga: Inilah Beragam Fitur Baru GrabFood Yang Dikenalkan Saat Festival Makanthon
Saat ini Grab sedang merencanakan sebuah peluncuran fitur yang akan meminta pengguna untuk menggunakan aplikasi Grab mereka untuk melakukan scan QR code di desktop sebagai kelengkapan transaksi yang mereka lakukan di web browser.
Hal ini akan menambahkan lapisan keamanan untuk memastikan transaksi yang dilakukan, memang dibuat oleh penggunanya.
(*)