Google dan Apple Rencanakan 6G Lebih Cepat 500 Kali Dari 5G, Tak Ingin Kalah Dengan China

Selasa, 17 November 2020 | 10:53
Gizchina

Ilustrasi 6G

Nextren.com - Jaringan 5G di Indonesia masih tersendat dengan beberapa regulasi yang mungkin di beberapa negara sudah bisa dinikmati.

Terasa baru kemarin 5G dibuat dan ditingkatkan oleh beberapa perusahaan teknologi besar, kini jaringan 6G akan mulai direncanakan.

Faktanya negara Tiongkok atau China mulai merencanakan jaringan 6G sejak tahun 2018 yang menjanjikan kecepatan 1TB per detik.

Setahun kemudian, Amerika Serikat yang masih dipimpin Donald Trump mulai memerintahkan 6G hadir, padahal 5G masih diuji coba.

Baca Juga: Samsung Mulai Siapkan Jaringan 6G Berkecepatan 1 Juta Mbps dan Diprediksi Rampung 2028

Ambisi yang mungkin hadir dari tahun 2019 ini benar akan diwujudkan oleh perusahaan besar di AS yaitu Google dan Apple.

Karena negara China merupakan yang paling awal dalam merilis perangkat 5G.

Adapun China saat ini sudah mengirim satelit ke luar angkasa untuk menguji sinyal 6G.

Google dan Apple dalam mewujudkan jaringan 6G bergabung dengan kelompok bernama The Next G Alliance.

Kelompok tersebut merupakan kelompok perdagangan Amerika Utara yang akan mengadakan konferensi pertamanya minggu depan.

Yang memimpin grup tersebut ialah asosiasi ATIS (Alliance for Telecommunications Industry Solutions).

Menurut laporan, ATIS sebelumnya telah mengerjakan rantai pasokan yang aman, alat bantu dengar, dan robocall.

Target utama grup ini adalah untuk memajukan kepemimpinan teknologi seluler Amerika Utara dalam 6G dan seterusnya selama dekade berikutnya sambil membangun evolusi jangka panjang 5G.

Baca Juga: Bos Huawei dan Xiaomi Ikut Siapkan Koneksi 6G, Akan Hadir 10 Tahun Lagi

Apple dan Google tidak sendirian di grup ini, produsen besar lainnya termasuk Charter Communications, Cisco, Hewlett Packard Enterprise, Intel, Keysight Technologies, LG Electronics, Mavenir, MITER, dan VMware juga bergabung.

"Sementara dunia sedang menjajaki peluang yang akan menerangi jalan menuju 6G, AS harus mengambil tindakan tepat waktu dan kritis untuk memastikan kepemimpinan yang tidak diragukan lagi dalam inovasi dan pengembangan 6G," ujar Next G Alliance dalam publikasi awal tahun ini mengutip Gizchina.

Menurut Susan Miller, CEO ATIS, model kepemimpinan yang lama tidak akan bermain di masa depan mengingat lanskap geopolitik.

Situasi politik saat ini di AS dapat berubah dan perubahan ini tidak selalu berdampak positif bagi negara China.

The Next G Alliance berkeinginan penuh untuk negara AS bisa menjadi yang terdepan dari China dalam hal teknologi utama yaitu 6G.

"Jika AS benar-benar ingin menegaskan kepemimpinannya, AS harus bertindak dengan cara baru," ungkapnya.

Dalam membangun teknologi jaringan 6G, kinerjanya diharuskan 100 hingga 500kalilebih cepat dari 5G.

Meski sudah dibentuk kelompok, bukan berarti 6G akan hadir dengan cepat. Karena prosesnya bisa memakan waktu satu dekade.

Baca Juga: Setelah Terapkan 5G, China Kini Siapkan Teknologi 6G untuk Militernya

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber Gizchina