62 Persen Karyawan Ingin Ngantor Lagi, Google Pasang Skema Kerja Hybrid

Kamis, 24 September 2020 | 10:20
technologyreview.com

Kantor Google

Nextren.com - Beberapa perusahaan besar telah memberlakukan kebijakan WFH bagi para karyawannya.

Alasannya jelas untuk meminimalisir penyebaran dan wabah virus corona yang sampai sekarang masih terjadi di beberapa wilayah.

Durasi yang ditetapkan oleh perusahaan pun berbeda-beda.

Misalnya saja Google, perusahaan multinasional ini sudah mengizinkan karyawannya untuk bekerja dari jarak jauh.

Baca Juga: Beda Dengan Twitter, Google Belum Siap Biarkan Karyawan WFH Selamanya

Namun untuk durasinya Google tidak akan membiarkan pegawainya kerja dari rumah dalam waktu yang lama.

Pasalnya pada bulan Mei lalu, Sundar Pichai, selaku CEO Google menyebutkan bahwa dirinya masih belum siap untuk melakukan perubahan besar pada perusahaannya.

Untuk menyiasatinya, Pichai pun akan melakukan pendekatan yang lebih terukur lagi untuk para pegawai Google.

Baca Juga: Google Beri Batasan Pihak Ketiga Aplikasi Kamera di Android 11

"Kami akan melakukan penelitian, survei, belajar dari datam dan memperlajari apa yang berhasil," ungkapnya," ucap Pichai, dikutip dari CNet (23/5).

Setelah beberapa bulan berlalu dan menjalankan kebijakan WFH bagi karyawannya.

Google justru menemukan sebuah laporan yang menjadi tolak ukur baru bagi skema kerja perusahaannya.

Melansir dari MobileSyrup, raksasa teknologi itu menyebutkan kalau pihaknya telah mengukur keinginan para pegawai setelah melaksanakan kerja dari jarak jauh.

Baca Juga: Begini Cara Melihat Dinosaurus Secara 3D Lewat Google Arts dan Culture

Sundar Pichai memiliki rutinitas pagi ini, bisa ditiru

Hasil mencatat ada 62 persen karyawannya yang ingin kembali ke kantor.

Namun, mereka menginginkan bekerja di kantor secara paruh waktu.

Adanya temuan tersebut pun membuat Google kembali menyusun ulang skema kerja untuk seluruh karyawan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Google Duo Bakal Bisa Digunakan di Android TV, Benarkah Batal Ditutup?

Dalam wawancara khusus yang dilakukan oleh CNBC, Sundar Pichai menyebutkan kalau dia percaya bahwa interaksi tatap muka sangat penting.

Tetapi seiring dunia yang berubah, perusahaan perlu beradaptasi dengan model yang lebih hybrid untuk memberi karyawan pilihan.

Skema Hybrid ini mungkin saja akan berjalan sesuai dengan keinginan karyawan Google.

Jadi setidaknya perusahaan tetap memberikan ruang interaksi secara langsung bagi para pegawai namun tetap dalam pengawasan ketat.

Baca Juga: Putus Hubungan Google, Huawei Buat Sendiri Sistem Operasi HarmonyOS 2.0 Didukung 1,8 juta Developer

Sebab, Sundar Pichai sempat mengatakan kalau Google akan membuat jumlah orang yang ada di kantornya hanya 20 sampai 30 persen dari keseluruhan saja.

Beda Dengan Twitter dan Facebook

Kebijakan baru Google ini nampaknya berbeda dengan apa yang diambil oleh Twitter dan Facebook untuk karyawannya.

Diketahui kalau Jack Dorsey, CEO Twitter mengizinkan karyawannya untuk bekerja dari rumah dengan durasi yang tidak tentukan.

Baca Juga: Google Nest Terbaru Lolos Sertifikasi FCC, Diprediksi Punya Fitur Air Gesture Control

Jadi para karyawan Twitter bisa saja kerja dari jarak jauh untuk selamanya.

Lalu Facebook juga melakukan hal yang sama dengan Twitter.

Mark Zuckerberg membuat kebijakan yang justru membuat sejumlah karyawan perusahaan lain merasa iri.

Melansir dari The Verge, para karyawan Facebook dikatakan akan diberikan uang tambahan sebesar 1000 USD atau sekitar Rp 14 juta.

Baca Juga: Google Meet Batasi Peserta Video Konferensi dan Durasi Panggilan Cuma 1 Jam

Facebook malah sempat berencana untuk membiarkan ribuan pekerjanya itu untuk bekerja dari jarak jauh secara permanen.

"Saya pikir mungkin saja selama lima hingga 10 tahun ke depan akan terjadi rencana pemindahan karyawan," ungkap Mark Zuckerberg saat diwawancara pada bulan Maret.

"Mungkin sebelum mencapai sepuluh tahu, kita bisa membuat sekitar setengah dari perusahaan bekerja dari jarak jauh secara permanen," pungkas Mark Zuckerberg.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto