Waspada! Militer AS Sebut China Pertimbangkan Indonesia Jadi Lokasi Pangkalan Militernya

Kamis, 03 September 2020 | 15:40
People's Daily

Ilustrasi tentara China

Nextren.com - Departemen Pertahanan AS mengatakan dalam laporan tahunan wajibnya kepada Kongres,Selasa, tentang kekuatan militer China. Isinya cukup mengkhawatirkan bagi Indonesia.

Menurut laporan tersebut, saat ini China sedang berupaya membangun jaringan logistik yang bisa mencakup sebagian besar wilayah Samudra Hindia.

Laporan militer AS itu sepanjang 200 halaman dengan tema "Perkembangan Militer dan Keamanan yang Melibatkan Republik Rakyat China 2020."

Seperti dilansir dari Nikkei Asian Review, Rabu (2/9/2020), China "mungkin menganggap" Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, dan negara-negara lain di Afrika dan Asia Tengah, sebagai lokasi fasilitas logistik militer.

Baca Juga: AS Kirim Pesawat Pembom Nuklir Tercanggih di Dunia ke Pulau Rahasia di Samudra Hindia

Ini menandai pertama kalinya pengamatan semacam itu muncul dalam laporan, kata Zack Cooper, seorang peneliti di lembaga think tank American Enterprise Institute yang berbasis di Washington, dalam sebuan webinar AEI.

Menurut laporan tersebut, China telah menawarkan lokasi militer tersebut ke Namibia, Vanuatu dan Kepulauan Solomon.

Laporan baru itu menekankan pada adanya "keinginan China untuk bertindak secara global, kata mantan staf Pentagon, Cooper.

Keyakinan Washington akan ambisi kekuatan Beijing di seberang Samudra Hindia, berasal dari cara China yang telah membuka pangkalan militer permanen pertamanya di luar negeri pada tahun 2017 di Djibouti, pinggiran Afrika.

Baca Juga: Setelah Kapal Induk, Amerika Kirim Drone Canggih dan Pesawat Anti Kapal Selam ke Laut China Selatan

Pangkalan militer China di Djibouti hingga saat ini adalah satu-satunya pangkalan militer luar negeri China.

Beijing menyebutnya sebagai basis dukungan untuk tujuan seperti bantuan kemanusiaan dan misi pengawalan.

Kehadiran militer China di Djibouti memberikan Beijing kemampuan untuk mendukung respon militer terhadap masalah yang mempengaruhi investasi China dan infrastruktur di kawasan tersebut, termasuk sekitar 1 juta warga China di Afrika dan 500.000 di Timur Tengah, kata laporan Pentagon.

Baca Juga: Pimpinan Iran Sebut Virus Corona Sebagai Senjata Biologis Amerika

AS juga percaya bahwa Kamboja telah menandatangani perjanjian rahasia dengan Beijing untuk mengizinkan angkatan bersenjata China menggunakan salah satu pangkalan angkatan lautnya.

Namun menurut tersebut, hal itu dibantah oleh kedua negara Asia tersebut secara terbuka.

China telah berulang kali mengatakan "tidak akan pernah mencari hegemoni atau ekspansionisme," mengutip "tradisi" budaya dan sejarah yang damai mereka.

Investasi China di pelabuhan sipil di melintasi Samudera Hindia dikatakan sebagai strategi untuk membangun pijakan strategis di lokasi-lokasi utama, yang suatu hari nanti dapat digunakan oleh angkatan laut China. Sementara China belum mengakui adanya strategi semacam itu, para analis melihatnya sebagai upaya untuk mengepung saingan potensial India.

Baca Juga: Bikin Gentar Amerika, Rusia Diminta Hentikan Dua Senjata Nuklir Ini

Sementara Pentagon mencatat perkembangan itu telah menunjukkan upaya nyata China untuk menciptakan pijakan militer di negara-negara asing.

Laporan Pentagon mengatakan bahwa Beijing setidaknya akan menggandakan stok hulu ledak nuklirnya selama dekade berikutnya, dari perkiraan levelnya saat ini di 200-an.

Hal ini dibicarakan secara luas sebagai strategi penyatuan militer-sipil China, yang berarti memanfaatkan layanan sipil dan kemampuan logistik untuk tujuan militer.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya