Toshiba Menyerah Dari Bisnis Laptop Setelah 35 Tahun Bertahan, Susul Olympus yang Stop Bikin Kamera

Selasa, 11 Agustus 2020 | 17:00
The Verge

Ilustrasi laptop Toshiba

Nextren.com -Pada tahun 2020 ini, ada beberapa perusahaan yang memilih mundur dari hal yang biasanya mereka buat.

Seperti Olympus yang akan berhenti memproduksi kamera dan kini Toshiba yang akan berhenti produksi laptop.

Toshiba telah secara resmi mengumumkan hengkangnya dari bisnis laptop setelah 35 tahun berjalan.

Minggu lalu, raksasa teknologi Jepang itu mengatakan bahwa saham Dynabook yang beredar 19,9% tersebut kini dimiliki oleh Sharp.

Baca Juga: Toshiba, Fujitsu, dan Vaio Akan Bergabung Jadi Perusahaan Baru?

Dynabook, yang dulu dikenal sebagai Toshiba America Client Solutions dan dengan laptop utama Toshiba, diganti namanya pada Januari 2019.

Pada Juni 2018, Sharp mengakuisisi 80,1% bisnisnya, dan sekarang, Dynabook dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan Jepang.

"Pada tanggal 30 Juni 2020, berdasarkan ketentuan perjanjian jual beli saham, Sharp melaksanakan opsi beli untuk sisa saham Dynabook yang beredar, yang dipegang oleh Toshiba, dan Toshiba telah menyelesaikan prosedur pengalihannya," isi pernyataan Toshiba mengutip ZDNet.

Toshiba meluncurkan PC pertamanya pada tahun 1985, mengikuti jejak PC IBM pada tahun 1981.

Baca Juga: Begini Cara Video Call 50 Orang di WhatsApp Laptop via Messenger Room

Laptop T1100 yang dirilis di Eropa, adalah salah satu desain laptop pertama di pasaran dan menggunakan floppy disk.

Perusahaan kemudian meluncurkan laptop di AS dan Jepang pada tahun berikutnya.

Sejak itu, Toshiba telah berjuang dengan persaingan yang ketat dan kerugian finansial.

Diperparah oleh skandal akuntansi tahun 2015 di mana perusahaan tersebut mengaku melebih-lebihkan keuntungan hingga $ 2 miliar selama tujuh tahun sebelumnya.

Baca Juga: Fitur Canggih di Galaxy Note20 Series, Cocok Untuk Mobilitas Tinggi

Setelah dipublikasikan, Toshiba berusaha merestrukturisasi, secara dramatis mengurangi tenaga kerjanya, menetapkan tim manajemen baru, dan menjual sejumlah aset termasuk pabrik dan bisnis sensor gambar milik Toshiba ke Sony.

Perusahaan juga menjual aset tenaga nuklir, Westinghouse Electric Company, pada 2018 seharga $ 4,6 miliar.

Toshiba yang bangkrut, menjadi subyek gugatan setelah menarik diri dari rencana pembangunan dua pembangkit nuklir di South Carolina.

Toshiba juga menemukan dirinya terlibat dalam kasus pengadilan, yang meminta ganti rugi atas proyek yang gagal.

Baca Juga: Laptop Gaming MSI Bravo 15 Berprosesor AMD Ryzen 4000 Masuk Indonesia, Ini Spek Lengkap dan Harganya

Untungnya gugatan tersebut ditarik dan Toshiba tidak mengalami kerugian yang cukup banyak.

Saat ini belum ada informasi, Toshiba akan fokus usaha produk teknologi lain atau tidak.

Karena Toshiba juga menghadirkan beberapa produk teknologi rumahan lainnya.

Namun yang pasti, kita tidak akan bisa melihat laptop Toshiba kembali.

Baca Juga: MediaTek Rilis Chipset Laptop 5G Pertama yang Kerja Sama Dengan Intel

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber : ZDNet

Baca Lainnya