Beginilah Kondisi Palestina Saat Konflik dan Pandemi, Tetap Ada Sinyal 3G dan Startup Loh!

Senin, 27 Juli 2020 | 17:00
Yunaidi Joepoet

Warga Palestina memadati pantai di tepi Laut Mediterania saat cuaca panas melanda Kota Gaza, Jumat (

Nextren.com - Sebagai negara yang selama puluhan tahun dilanda konflik dengan Israel, ekonomi Palestina bisa dibilang hampir tak pernah stabil.

Negara ini praktis banyak mengandalkan bantuan internasional untuk menggerakan roda ekonominya.

Selain itu, dengan banyaknya wilayah yang diduduki Israel, warga Palestina juga sangat bergantung pada Israel.

Wilayah Palestina kini hanya menyisakan Jalur Gaza dan Tepi Barat, itu sebagian wilayahnya juga dikuasai Israel.

Baca Juga: OPPO Berhasil Luncurkan Find X2 Series di India, Meski Sedang Konflik China-India

Selain donor asing, warga Palestina menggantungkan hidup dengan bekerja di sejumlah lahan industri, pertanian dan perkebunan, serta sektor konstruksi.

Banyak di antaranya merupakan perusahaan milik Israel.

Di Jalur Gaza, sebagian kecil berprofesi sebagai nelayan.

Kurangnya sumbangan dari negara donor juga semakin mencekik perekonomian Palestina.

Keadaannya bertambah parah, karena Israel melarang impor barang-barang ke Gaza yang dianggapnya bisa digunakan untuk keperluan militer.

Baca Juga: Bikin Gentar Amerika, Rusia Diminta Hentikan Dua Senjata Nuklir Ini

Selain itu, dalam perdagangan ekspor-impor, Israel juga sangat mendominasi ekonomi Palestina.

Tel Aviv adalah patner dagang utama Palestina yang menyumbang 80 persen dari ekspor Palestina.

Lalu, bagaimana kondisi ekonomi di Palestina setelah pandemi virus corona (Covid-19)?

Mengutip laporan dari Bank Dunia yang dirilis Juni 2020, pandemi Covid-19 membuat ekonomi Palestina sangat terpukul.

Baca Juga: Dua Kapal Induk Amerika ke Laut China Selatan Unjuk Kekuatan, China Gertak Balik

(MOHAMMED ABED / AFP )
(MOHAMMED ABED / AFP )

Jalan Harun al-Rayid di Gaza City ini dibangun dengan bantuan dana dari Qatar. Kini Arab Saudi mendesak Qatar menghentikan dukungannya terhadap Hamas, penguasa Jalur Gaza

Tahun lalu saja, pertumbuhan ekonomi di negara itu hanya 1 persen.

lalu pada tahun 2020, ekonomi Palestina diprediksi akan terkontraksi setidaknya 7,6 persen.

Palestina bisa mengalami dampak lebih buruk lagi seandainya Israel terus mencaplok wilayahnya di Tepi Barat.

Bahkan, kontraksi ekonomi di tahun ini bisa lebih parah yakni mencapai 11 persen, jika otoritas Palestina lambat melakukan penanganan.

Baca Juga: Sorotan Dunia ke TNI yang Gagalkan Perang, Berani Hadang Tank Israel di Depannya

"Dengan adanya pandemi Covid-19 di bulan ketiga, ini akan mempengaruhi kehidupan dan mata pencaharian orang Palestina."

"Otoritas Palestina sendiri telah berupaya keras untuk menanggulangi pandemi," jelas Direktur Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza, Kanthan Shankar seperti dikutip Senin (27/7/2020).

"Namun di sisi lain, donor dari luar juga terus menyusut dan terbatasnya instrumen ekonomi."

"Kondisi ini membuat pemerintah dalam kondisi sulit untuk melindungi ekonomi warganya," kata dia lagi.

Baca Juga: Pengalaman Hanung Bramantyo Pakai Kamera Ponsel Untuk Rekam Adegan Perang, Ini Kendalanya

Bahkan, menurut laporan Bank Dunia, lebih dari seperempat warga Palestina hidup di bawah garis kemiskinan sebelum datangnya virus corona.

Pasca-pandemi, jumlah warga miskin diperkirakan meningkat tajam, antara lain sebesar 30 persen di Tepi Barat dan 64 persen di Jalur Gaza.

Yang lebih mencolok adalah tingkat pengangguran kaum muda Palestina yang berada di level 38 persen.

Angka pengangguran ini sangat mengkhawatirkan, jauh di bawah rata-rata negara kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.

Baca Juga: Kenali Drone yang Menjadi Alasan Perseteruan Iran dan Amerika

Startup Tetap Tumbuh

Dengan kondisi sulit seperti sekarang yang ditambah dengan semakin intensifnya blokade Israel, tumbuhnya ekonomi digital diharapkan bisa mengurangi kesenjangan ekonomi di Palestina.

" Ekonomi digital dapat mengatasi hambatan geografis, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lebih banyak tenaga kerja bagi warga Palestina," terang Shankar. Startup Palestina

Di Palestina sendiri, mulai banyak bermunculan startup yang didirikan pemuda-pemuda Palestina.

Populasi kaum muda yang banyak dan melek internet, membuat ekonomi digital cukup berkembang di negara itu.

Baca Juga: Pentingnya Digitalisasi Saat Pandemi Agar Terhindar Dari Bangkrut

"Namun warga Palestina harus dapat mengakses sumber daya yang sama dengan tetangga mereka."

"Mereka juga harus dapat membangun infrastruktur digital sesegera mungkin," ungkap Shankar.

Jaringan internet di Palestina bisa dibilang cukup tertinggal.

Saat negara lain mulai mengembangkan spektrum 5G, wilayah Tepi Barat masih didominasi jaringan 3G, bahkan 2G di Gaza.

Sementara akses layanan 4G banyak didapatkan di wilayah yang berdekatan dengan Israel.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penasaran Seperti Apa Kondisi Ekonomi Palestina?"Penulis : Muhammad Idris

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya