Regulator Australia Sebut Google Pakai Data Pengguna Demi Iklan

Selasa, 28 Juli 2020 | 10:59
medium.com

Google Search Engine

Nextren.com -Google dikenal sebagai perusahaan teknologi terbesar dan baik di mata masyarakat.

Hari ini (27/7), Google tepatnya Alphabet dituduh menyesatkan konsumen untuk mendapat izin menggunakan data pribadi mereka.

Tuduhan tersebut bersumber dari regulator kompetisi Australia.

Langkah ini dilakukan saat pengawasan meningkat di seluruh dunia atas privasi data di Amerika Serikat dan anggota parlemen Eropa baru-baru ini.

Baca Juga: CEO Epic Games Kecam Monopoli Absolut di Play Store dan AppStore

Yang berfokus pada bagaimana perusahaan teknologi memperlakukan data pengguna.

Dalam dokumen pengadilan, Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) menuduh Google tidak secara eksplisit mendapatkan persetujuan.

Serta memberi tahu konsumen secara tepat tentang perpindahan tahun 2016 ketika menggabungkan informasi pribadi akun Google dengan kegiatan penelusuran di situs web non-Google.

"Perubahan ini, bernilai banyak uang bagi Google," kata ketua komisi Rod Sims mengutip Reuters.

Baca Juga: Data Android 11 Go Edition Bocor, Kemungkinan Untuk Hape Kelas Bawah

Sims juga mengatakan ia menuduh Google mencapai kesuksesannya melalui perilaku menyesatkan.

Perubahan tersebut memungkinkan Google untuk menautkan perilaku penelusuran jutaan konsumen dengan nama dan identitas mereka.

Menurut regulator memberikan kekuatan pasar yang ekstrem.

"Kami menganggap Google menyesatkan konsumen Australia tentang apa yang akan dilakukan dengan sejumlah besar informasi pribadi mereka, termasuk aktivitas internet di situs web yang tidak terhubung ke Google," ungkap Sims.

Baca Juga: Loyalitas Merek Pengguna Android Capai Angka Tinggi, Bagaimana Pengguna iOS?

Namun, Google mengatakan perubahan itu opsional dan persetujuan konsumen dicari melalui pemberitahuan yang jelas dan mudah dipahami.

Google membantah dengan mengatakan jika pengguna tidak menyetujui, pengalaman mereka tentang produk dan layanannya tetap tidak ada yang berubah.

Pada Juni 2016, Google telah mengubah kata-kata dari kebijakan privasinya.

Yang seharusnya bertuliskan, tidak akan menggabungkan data yang dikenal sebagai "cookie" dari bisnis tampilan iklannya, DoubleClick, dengan informasi pribadi pengguna.

Baca Juga: Mantan Pimpinan Kamera Google Pixel Kini Bergabung Dengan Adobe

Namun nyatanyakebijakan baru tersebut berbunyi, "Bergantung pada pengaturan akun Anda, aktivitas Anda di situs dan aplikasi lain mungkin dikaitkan dengan informasi pribadi Anda untuk meningkatkan layanan Google."

Regulator Australia menuduh bahwa Google menggunakan data gabungan untuk meningkatkan iklan bertarget yang merupakan sumber pendapatan utama

Serta tidak menjelaskan kepada konsumen tentang perubahan dalam kebijakan privasi.

"Ini adalah tindakan yang kami ambil yang tidak dilakukan orang lain," ujar Sims.

Baca Juga: Cara Mudah Ajari Anak Mengenal Ciri-Ciri Pesan Phising Berbahaya di Internet

Regulator melalui aksinya di Pengadilan Federal Australia, ingin menetapkan hukum umum tentang apa yang dapat dilakukan penyedia di berbagai yurisdiksi, dan berpotensi mencari jutaan kerusakan lainnya, tanpa menyebutkan angka.

Regulator mengatakan akan terus mengambil tindakan, seperti halnya agen di luar negeri, dan itu akan membentuk bagaimana platform ini berperilaku.

Serta untuk memastikan bahwa internet adalah manfaat bagi pengguna, bukan merugikan.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber : Reuters

Baca Lainnya