Nextren.com - Penggunaan aplikasi TikTok yang mewabah dunia telah menimbulkan laporan terbaru.
Dikabarkan bahwa perusahaan yang dikembangkan oleh ByteDance telah menghapus sekitar 49 juta video di platformnya.
Hal tersebut dilakukan oleh TikTok pada video-video para pengguna selama kuartal kedua tahun 2019.
Kendati jumlah yang mencapai puluhan juta tersebut, TikTok mengaku bahwa itu hanya kurang dari 1 persen dari total video yang diunggah selama periode tersebut.
Baca Juga: Ini Bahaya TikTok, Bisa Intip Password dan Rekening di Memori Hape
Selain itu, pihak perusahaan juga mengaku kalau apa yang mereka lakukan itu dikarenakan sang pemilik video telah melanggar pedoman komunitas.
Laporan ini juga mengingatkan kita pada informasi yang dibeberkan oleh pihak TikTok di bulan Desember lalu.
Kala itu pihak TikTok menyatakan bahwa seperempat dari konten-konten yang dihapus di platform adalah video yang mengandung unsur ketelanjangan dan kegiatan seksual.
Baca Juga: Tragis! Seleb TikTok India Umur 16 Tahun Dengan 1,1 Juta Follower Bunuh Diri di Kamarnya
Ada juga penghapusan untuk video dengan konten yang menggambarkan perilaku berbahaya atau tindakan ilegal yang dilakukan oleh anak dibawah umur.
Melansir dari The Verge, negara yang memiliki jumlah konten menyimpang terbanyak itu adalah India dengan total 16 juta video.
Posisi kedua ditempati oleh Amerika Serikat yang diklaim memiliki 4,6 juta video yang telah ditarik selama kuartal dua tahun 2019.
Hal ini bukan sesuatu yang mengejutkan, sebab India dan Amerika merupakan salah satu negara dengan pangsa pasar terbesar untuk penjualan perangkat ponsel.
Baca Juga: User di Tiongkok Dilarang Pakai Bahasa Kanton di Aplikasi Tiktok
Meski menghapus puluhan juta video, TikTok mengaku kalau apa yang dilakukannya bukanlah permintaan dari pemerintah ataupun keluhan hak cipta.
Pemerintah India pun dikatakan pernah meminta menghapus 45 konten video, namun ditolak oleh TikTok.
Selain itu, perusahaan pun mengatakan tidak akan menghapus video pengguna meskipun perintah dari Pemerintah Tiongkok.
"Kami tidak dan belum menghapus konten apa pun atas permintaan pemerintah Tiongkok, dan tidak akan melakukannya jika diminta," ucap juru bicara TikTok, mengutip dari The Verge.
Baca Juga: Setelah India, Amerika Juga Siap Blokir TikTok Karena Ancaman Keamanan Negara
Ia juga menambahkan kalau ini merupakan pembuktian juga kalau TikTok tidak pernah bekerjasama dengan Pemerintah TikTok untuk urusan apapun termasuk pencurian data.
Dengan pernyataan seperti itu, spekulasi mengatakan kalau TikTok saat sedang berupaya meningkatkan kepercayaan para penggunanya.
Baca Juga: TikTok Diblokir di India, Facebook Siapkan Instagram Reels Sebagai Gantinya
Pasalnya, kemarin ada laporan kalau aplikasi besutan ByteDance ini tengah diawasi oleh pihak Amerika Serikat karena dugaan keamanan data.
Pemblokiran TikTok di India juga diasumsikan menjadi alasan mengapa TikTok sampai rela mengeluarkan transparansi data tersebut.
(*)