Riset Laporkan 3 Masalah yang Ditemui Penjual Online di Masa Pandemi

Kamis, 02 Juli 2020 | 14:35
freepict.com

Pandemi Covid-19 Secara Tidak Langsung Mendorong Percepatan Digitalisasi E-commerce, Kok Bisa?

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com- Kondisi penjualan secara online memang telah meningkat selama masa pandemi di Indonesia.

SEA Group juga menjabarkan hasil riset yang telah dilakukannya tentang data digitalisasi UMKM Indonesia periode Juni 2020.

Perlu diketahui bahwa penelitian ini dilakukan oleh SEA Insight yang merupakan unit kerja SEA yang berfokus pada penelitian dan kebijakan publik.

Laporan itu disampaikan melalui webinar yang dilaksanakan pada hari Kamis (2/7).

Baca Juga: Belanja Online di E-commerce Luar Negeri Mulai 1 Agustus Lebih Mahal 10 Persen

Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Komisaris Sea Group, Pandu P Sjahrir.

Pihak pemerintah pun turut hadir dengan diwakili oleh Teten Masduksi, selaku Menteri Koperasi dan UMKM Indonesia.

"UMKM meningkatkan pemanfaatan digital, survei mengatakan 50 persen pelaku usaha alami peningkatan penggunaan media digital," tutur Pandu.

Ia menambahkan, kondisi pandemi juga mendorong terjadinya proses digitalisasi untuk pebisnis skala UMKM.

Baca Juga: Gara-gara Pandemi, Jakarta Great Sale di HUT DKI ke-493 Diganti Festival Diskon Belanja Online

Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki juga mengatakan bahwa UMKM saat ini menjadi lini yang diharapkan dapat meningkatkan kondisi ekonomi disaat seperti.

Kendati demikian, Teten juga mengatakan kalau UMKM menjadi salah satu lini bisnis yang sedang mengalami penurunan.

"Data menunjukkan sudah banyak UMKM yang terengah-engah, bahkan beberapa hingga gulung tikar," jelas Teten.

Menyoal hal tersebut, SEA Group menemukan beberapa masalah yang dihadapi oleh para pelaku UMKM di masa pandemi sebaga berikut:

Baca Juga: Inilah Perubahan Pola Belanja Warga Indonesia Saat Ramadan 2020 di Blibli

1. Pasokan

Hambatan pertama yang dirasakan oleh para pelaku bisnis UMKM adalah pasokan.

Selama masa pandemi, pemerintah daerah memang menjalankan kebijakan yang berbeda-beda.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dikatakan menjadi salah satu tersendatnya pasokan barang.

Bekerja dari rumah yang membutuhkan pasokan koneksi internet yang stabil, sedangkan seperti yang kita tahu, pemerataan sinyal di Indonesia masih belum maksimal.

Baca Juga: Lomba Programmer di Shopee Code League 2020 Sudah Diikuti 19 Ribu Coders

"Kami sedang mengusulkan ke Kemenkominfo karena kendala pulsa yang mahal kami anggap sebagai masalah yang kerap dikeluhkan pelaku UMKM," ucap Teten Masduki.

Gangguan logistik juga menjadi alasan tertahannya pasokan barang yang dijual oleh para pelaku usaha yang diantaranya adalah pebisnis di bidang kesehatan, pendidikan, dan pertanian.

2. Cashflow

Alur uang yang sulit terbaca menjadi salah satu ancaman juga bagi para pelaku UMKM terutama yang baru menjajalnya di masa pandemi.

Baca Juga: Meski Pajak Sudah Berlaku, Harga Game Steam Masih Tetap Sama Kok!

Selain itu, pendanaan modal yang susah didapatkan menjadi persoalan utama untuk bisa bertahan di tengah kondisi seperti sekarang.

Dalam urusan ini, keberadaan perusahaan pinjaman online dikatakan menjadi lebih penting sebagai upaya UMKM bisa menjawab tantangan cashflow tersebut.

Baca Juga: Aplikasi Deliveree Bisa Disuruh Belanja Pribadi yang Banyak ke Supermarket Terdekat

3. Permintaan

Masalah terakhir untuk bisa menjajaki bisnis online saat ini adalah permintaan.

Meningkatnya jumlah pengangguran selama masa pandemi membuat banyak orang juga mengurangi kegiatan belanja.

SEA telah melakukan riset kepada 20.000 anak muda Indonesia berusia 16 sampai 35 tahun dan hasil riset menyatakan ada 59 persen orang lebih meningkatkan tabungan darurat.

Selain itu, 57 persen juga menunjukkan kalau masyarakat sekarang lebih berhati-hati terhadap pengeluaran.

Lebih lanjut, Teten Masduki pun mengatakan kalau kolaborasi antar lini di masa seperti sekarang sangat dibutuhkan untuk bisa membangun kondisi ekonomi Indonesia yang baru dengan digital dan mengembalikannya seperti semula.

Jadi gimana Sobat Nextren? apakah kalian adalah salah satu orang yang berencana untuk melakukan bisnis secara online?

(*)

Editor : Kama

Baca Lainnya