Nextren.com -Smartphone pada tahun ini memang memiliki kapasitas baterai yang cukup besar untuk memenuhi permintaan konsumen.
Termasuk realme XT yang hadir di tahun 2019, dengan membawa spesifikasi baterai 4.000mAh dengan fast charging 20W.
Baru ini, realme XT di India diketahui meledak saat sedang diisi dayanya.
Menariknya, kejadian tersebut terjadi pada 24 jam setelah pembelian.
Baca Juga: Begini Tajamnya Hasil Foto Kamera 64 MP realme XT di Berbagai Kondisi
Pemiliki smartphone mengakubahwa hape sedang mengisi daya dengan adaptor resmi yang dibundel.
Kejadian ini dilihat oleh realme dan diinvestigasi juga oleh perusahaan tersebut tentang apa penyebab meledaknya realme XT.
Realme menganalisis baterai tersebut rusak karena daya yang sangat berat yang diterapkan oleh objek eksternal yang menyebabkan deformasi baterai.
Baca Juga: realme XT Masuk Indonesia, Jagokan Kamera 64MP, Layar Super AMOLED dan Fingerprint Layar
Realme juga mengatakan meskipun baterai diperkirakan cacat, tidak ada tanda terbakar pada perangkat yang mana baterai diperbaiki.
Selain itu, brand jugamengklaim bahwa deformasi pada baterai ponsel itu terlihat dengan jelas.
Pada analisis terakhir menunjukkan bahwa perangkat itu meledak terbakar karena adanya kerusakan eksternal.
"Baterai smartphone pengguna terbakar saat ponsel cerdasnya tertusuk dari luar," ungkap realme mengutip dari Gizchina.
Realme juga memastikan bahwa setiap perangkat melewati pemeriksaan kualitas dan ketahanan yang ketat.
Pernyataan lebih lanjut memastikan bahwa keamanan pelanggan adalah yang paling penting bagi perusahaan.
Bila melihat kejadianrealme 5 yang terbakar pada bulan Maret 2020 itu, perusahaan menyampaikanpernyataan serupa yang menyebutkan adanya tusukan dan kelainan bentuk.
Baca Juga: Realme Hadirkan Charity Online Session Bersama Svmmerdose di YouTube
Beberapa brand yang lain juga pernah mengalami baterai yang meledak dan terbakar, tidak hanya realme saja.
Samsung, Apple, Huawei, Xiaomi dan bahkan JioPhone ialah deretan brand yang pernah mengalami kejadian tersebut.
Meskipun perusahaan mengklaim itu adalah kesalahan pengguna, pengguna mungkin lebih waspada setidaknya untuk saat ini.
(*)