Nextren.com -Sosial media memang ladang yang mudah untuk mempromosikan sesuatu karena memiliki banyak pengguna.
Termasuk pada promosi politik yang bisa membuat para pengguna bisa terpecah belah dengan pendapat masing-masing.
Itu merupakan salah satu alasan Twitter menutup platformnya untuk segala jenis iklan politik.
Berbeda dengan Facebook yang masih bisa menerima adanya iklan politik untuk ditampilkan di platformnya.
Baca Juga: Insinyur Penting Facebook Dipecat, Gara-gara Kritik Pembiaran Postingan Rasis Donald Trump
Facebook di hari Selasa mengatakan bahwa setiap iklan politik yang ada dibagikan oleh penggunanya akan diberikan label.
Keputusan ini menutup apa yang dikatakan para kritikus selama bertahun-tahun yaitu celah mencolok di perusahaan tersebut dalam langkah-langkah transparansi pemilihan.
Sosial media terbesar itu telah menyangkal adanya 'paid for by' untuk iklan politik di tahun 2018, setelah menghadapi serangan balasan.
Karena Facebook gagal menghentikan Rusia dari menggunakan platformnya untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS pada tahun 2016.
Baca Juga: Facebook Hadirkan Menu Transparansi Fanpage Untuk Dilihat Pengguna
Tapi penyangkalan itu hilang begitu pengguna membagikan iklan ke feed mereka sendiri,
Sehingga para kritikus menganggap Facebook merusak kegunaannya dan memperbolehkan informasi yang salah untuk terus menyebar tanpa diperiksa.
"Sebelumnya pemikiran di sini itu merupakan postingan organik, dan posting ini tidak perlu mengandung informasi tentang iklan," ujar Sarah Schiff, Product Manager Facebook mengutip Reuters.
Schiff mengatakan setelah menerima umpan balik, perusahaan sekarang menganggap penting untuk mengungkapkan jika sebuah postingan terdapat satu titik iklan.
Baca Juga: 3 Fitur Baru Facebook yang Akan Membuat Hidupmu Jadi Lebih Mudah
Facebook memperkenalkan pendekatan pelabelan yang serupa untuk media berita pemerintah awal bulan ini.
Namun label tersebut bermasalah dengan fitur berbagi dan tidak muncul ketika pengguna memposting tautan mereka sendiri ke outlet tersebut.
Selain itu, Facebook telahmenghadapi tuntutan berbuat lebih banyak untuk memerangi informasi virus palsu sebelum pemilihan presiden 3 November nanti.
Berkaitan dengan permintaan Joe Biden, calon Demokrat yang pekan lalu meminta Zuckerberg untuk membalikkan keputusannya untuk mengecualikan iklan politik dari pengecekan fakta.
Baca Juga: PayPal dan WhatsApp Pay Bakal Jadi Alat Pembayaran di Gojek, Mitra Bisa Transaksi ke Seluruh Dunia
Zuckerberg diketahui telah menggembar-gemborkan alat transparansi dalam hal tanggapan, dengan alasan bahwa pemilih harus dapat memeriksa pernyataan dari calon pemimpin politik tanpa hambatan.
Di USA Today yang dioperasikan pada hari Selasa, bos Facebook itu berjanji untuk menampilkan Pusat Informasi Pemungutan Suara di bagian atas feed berita pengguna AS.
Dia juga mengatakan perusahaan akan bertujuan untuk membantu 4 juta orang mendaftar untuk memilih, dua kali lipat tujuannya di 2016.
(*)