Siasat Baru Microsoft dan Intel Lawan Malware: Ubah Malware ke Gambar

Selasa, 12 Mei 2020 | 12:30
sensorstechforum.com

Ilustrasi serangan malware

Nextren.com - Selama pandemi Covid-19, serangan siber berupa pembobolan data dan malware pun berdatangan menghampiri tiap platform untuk mencari keuntungan.

Sebagai perusahaan teknologi, Microsoft dan Intel pun membuat proyek terbaru untuk menghentikan serangan siber.

Proyek tersebut berkaitan dengan mengeksplorasi pendekatan baru untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan malware.

Microsoft dan Intel pun menamakan proyek ini menjadi STAMINA (Static Malware-as-Image Network Analysis).

Baca Juga: Google Catat Ada Jutaan Phising di Gmail, Pengguna Diminta Proaktif

Kedua perusahaan ingin mencoba teknik baru dalam proyek ini yang bisa mengubah sampel malware menjadi gambar abu-abu dan kemudian gambar tersebut dipindai.

Hasil pemindaian tersebut berupa pola tekstur dan struktural khusus yang dihasilkan dari sampel malware.

Pemindaiannya dilakukan oleh teknologi sistem deep learning, sehingga banyak orang yang bisa mempelajari soal ini.

Baca Juga: ID Agent Mendeteksi Terdapat 2 Miliar Password Terlemah di Deep Web

Selain deep learning, Microsoft juga menggunakan teknologi AI yang dilatih tentang sejumlah data yang besar.

Data yang besar tersebut dikumpulkan oleh Microsoft melalui instalasi Windows Defender.

Microsoft dikatakan beruntung memiliki Windows Defender yang bisa yang memberi banyak sinyal menarik melalui email, melalui identitas, melalui endpoint, dan mampu menggabungkannya.

Cara kerja dari alat yang dikembangkan Microsoft dan Intel ialah memasukan file dan mengubahnya menjadi bentuk piksel RAW.

Baca Juga: 12 Cara Menghindari Maraknya Email Malware Terkait Virus Corona

Para peneliti kemudian mengambil aliran piksel satu dimensi (1D) dan mengubahnya menjadi foto 2D sehingga algoritma analisis gambar normal dapat menganalisisnya.

STAMINA telah terbukti sebagian besar efektif sejauh ini, dengan akurasi lebih dari 99 persen dalam mengklasifikasikan malware dan tingkat positif yang salah sedikit di bawah 2,6 persen.

Melansir Engadget, walaupun kinerjnya efektif, STAMINA cukup berhasil dengan file yang kecil namun cukup sulit dengan file yang besar.

Baca Juga: Microsoft Berencana Bawa Antivirus Defender ke Sistem Operasi Android

"For bigger size applications, STAMINA becomes less effective due to limitations in converting billions of pixels into JPEG images and then resizing them" ujar Microsoft dalam blognya.

Sebagian besar deteksi malware mengandalkan ekstraksi tanda tangan atau sidik jari, tetapi banyaknya tanda tangan membuatnya tidak praktis.

Teknologi yang dibuat oleh Microsoft dan Intel ini bisa membantu alat anti-malware secara efektif menjaga dan mengurangi kemungkinan ancaman keamanan.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber : ZDNet, Engadget

Baca Lainnya