Akhirnya, Facebook Temukan Cara Jitu Untuk Tangkal Kabar Hoax

Jumat, 22 Desember 2017 | 21:36
assets.entrepreneur.com

Facebook mengakui dampak buruk media sosial

Laporan wartawan Nextren, Wahyu S.

Nextren.grid.id-Berita hoax memang banyak menyebar lewat media sosial seperti Facebook.

Facebook bahkan menjadi media sosial utama yang dipakai menyebarkan berita hoax saat pilpres Amerika, yang membuat Donald Trump bisa memenangkan pemilihan presiden AS.

Karena itu, Facebook terus berupaya menekan dan mengurangi penyebaran berita hoax itu dengan berbagai cara.

Sebelumnya mereka menandai sebuah artikel yang dianggap sebagai hoax.

Kini, Facebook telah mengumumkan bahwa mereka tidak lagi menggunakan Disputed Flag alias Tanda Sengketa untuk mengidentifikasi sebuah berita hoax atau palsu.

(BACA :Resmi Dijual Hari Ini, Uya Kuya Langsung Habiskan Rp 80 Juta Borong iPhone X )

Dilansir dari theverge, mulai 21 Desember 2017, Facebook akan menggunakan Artikel Terkait untuk mengatasi kesalahan informasi di News Feed.

Menurut Facebook, hal ini akan memberi masyarakat lebih banyak konteks tentang berita tersebut.

Manfaat lainnya adalah bisa mengurangi frekuensi sebuah artikel hoax dibagikan.

Setelah satu tahun melakukan pengujian, Facebook menemukan bahwa Tanda Sengketa itu secara tak sengaja akan mengubur informasi penting tentang informasi yang tak akurat.

Bahkan, malah bisa menjadi bumerang dengan membentengi kepercayaan salah seseorang.

(BACA : Tampilan Baru, Instagram Tawarkan Kolom Komen Foto Secara Langsung)

theverge
way

Disputed Flags di Facebook

Cara Facebook sebelumnya juga lambat, perlu sekitar 3 hari untuk menilai sebuah berita, butuh dua petugas pemeriksa fakta.

Mereka juga hanya melakukan penilaian "salah", daripada menilai konteks yang lebih luas seperti "sebagian salah" atau "tidak terbukti".

Awal tahun ini, Facebook mulai menguji pemberian Artikel Terkait dan artikel yang faktanya sudah dicek.

Mereka menemukan, bahwa rasio klik dalam artikel hoax tidak berubah karena adanya kedua hal tersebut.

Namun ditemukan bahwa adanya Artikel Terkait telah mengurangi penyebaran artikel hoax.

(BACA : 5 Smartphone Gaming 2017 Pilihan Ini Cocok Dipakai Gamers Sejati)

Sebuah penelitian akademis menyatakan bahwa memperbaiki sebuah postingan berisi informasi keliru lewat Artikel Terkait, bisa banyak mengurangi kesalahan persepsi.

"Menggunakan bahasa yang tidak bias dan tidak menghakimi, membantu kita membangun produk yang bisa berkomunikasi dengan orang-orang dengan beragam persepsi," kata Facebook.

Artikel terkait juga hanya butuh satu orang pengecek fakta saja.

Hal ini mempercepat proses penilaian sebuah artikel, sesuatu yang ingin diatasi Facebook selama ini.

theverge
way

Artikel Terkait di Facebook

Facebook mengatakan bahwa pihaknya juga telah menaruh tanda menonjol di samping setiap pemeriksa fakta, sehingga pengguna dapat mengidentifikasi sumbernya.

Facebook mengatakan, sebagian besar berita hoax yang diposting punya motivasi finansial.

(BACA : Cara Mudah Blokir Komentar Negatif di Instagram, Bisa Dicoba Nih!)

Tujuannya tentu saja untuk mendapatkan klik yang mengarahkan pengguna ke situs web yang isinya sebagian besar iklan.

Menurut Facebook, cara itu bisa mencegah penyebaran berita hoax, sehingga memotong penyebaran hoax mereka hingga 80 persen.

Facebook mengatakan, penyebar berita hoax berulang kali, akan membuat hak iklan mereka dihapus, distribusinya berkurang, dan peluang mereka untuk memonetisasi dibatasi. (*)

Saat ini, Facebook akan memulai cara baru untuk memahami bagaimana pengguna memutuskan akurasi sebuah berita berdasarkan sumber berita. (*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya