Nextren.com - Kabar merebaknya virus Corona di berbagai negara yang baru terjangkit seperti Indonesia memang sebuah kabar benar.
Selain itu, status lockdown yang ditetapkan untuk negara dan sebuah kota juga sudah ada yang diberlakukan disejumlah tempat seperti Italia.
Namun, penyebaran hoax di dunia maya terkait wabah penyakit ini tetap saja ada dan bisa mempengharuhi banyak orang.
Penyebaran hoax ini juga dinilai memiliki sistem yang cukup cepat dan bisa menyasar sejumlah layanan berbagi pesan.
Baca Juga: Google Siapkan Program Tes Virus Corona Hingga Campaign Do The Five
Media sosial menjadi salah satu tempat peredaran kabar simpang siur terkait adanya virus corona ini.
Melihat permasalahan ini, sejumlah perusahaan yang bergerak di segmen tersebut bergabung untuk melawan kabar bohong yang tersebar.
Hal ini dilakukan oleh Facebook, Google, Twitter, Reddit, Linkedin, Youtube, dan Microsoft.
Ketujuh perusahaan tersebut sedang berupaya untuk menangani segala kabar bohong dan salah yang hadir di platformnya.
Salah satu bentuk perlawanannya terlihat dari apa yang dilakukan Microsoft pada sistem pencariannya yaitu Bing.
Diketahui bahwa kemarin, Microsoft meluncurkan sebuah situs yang dapat diakses melalui Bing yaitu Bing.com/Covid.
Dalam situs tersebut, pengguna bisa melihat kabar penyebaran Covid-19 secara 'real-time' di seluruh dunia.
Selain itu, untuk Twitter sendiri, saat ini aplikasi tersebut sudah melakukan penyaringan untuk segala macam informasi yang salah.
Baca Juga: Bill Gates Tinggalkan Microsoft dan Fokus Untuk Kegiatan Sosial
Meskipun pada penelusuran Nextren, masih ada beberapa kabar yang dianggap sebuah disinformasi yang diberikan oleh pihak tak bertanggung jawab.
Kerjasama ini dicanangkan akibat adanya pembicaraan yang dilakukan oleh Chief Technology Officer AS, Michael Kratsios.
Kepala Lembaga Teknologi AS itu menyampaikan bahwa pihak Gedung Putih memerlukan bantuan dari beberapa perusahaan teknologi seperti Twitter dan Google untuk memerangi kabar bohong yang tersebar.
Tak hanya Michael, Dirjen WHO juga memberikan pernyataan bahwa disinformasi yang ada sama saja dengan Covid-19.
Baca Juga: Hoaks Kesehatan Tertinggi Setelah Tema Politik, Halodoc Luncurkan Kampanye #TanyaDokterAsli
"Kami tidak hanya memerangi epidemi, kami sedang berjuang melawan infodemik. Berita palsu menyebar lebih cepat dan lebih mudah daripada virus ini, dan sama berbahayanya" ungkapnya.
Bergabungnya tujuh perusahaan ini juga bukan berarti mereka hanya berupaya antar aliansinya saja.
Baca Juga: 8 Aplikasi E-Learning Gratis Untuk Siswa yang Libur Sekolah karena Virus Corona
"Kami mengundang perusahaan lain untuk bergabung dengan kami saat kami bekerja untuk menjaga komunitas kami sehat dan aman," bunyi pernyataan yang diberikan oleh perwakilan dari gabungan tersebut, seperti yang dikutip dari TechCrunch.
Pernyataan tersebut diunggah melalui akun resmi Facebook di Twitter @fbnewsroom.
(*)