Laporan wartawan Nextren, Nicolaus Prama
Nextren.com – Kehadiran gelombang dompet digital tidak dapat dihindari lagi.
GoPay, OVO, hingga Dana telah menjadi budaya baru di masyarakat Indonesia.
Dompet digital telah menjadi budaya transaksi baru bagi anak muda saat ini.
Baca Juga: Lebih Murah Top Up OVO, Gopay, atau DANA? Cashless User Harus Tahu
Sebuah lembaga riset, Ipsos melakukan penelitian terhadap anak muda Indonesia, khususnya generasi milenial dan generasi Z terkait penggunaan dompet digital.
Tujuannya sederhana, Ipsos ingin memetakan penggunaan dompet digital serta serapannya di masyarakat Indonesia, khususnya generasi milenial dan generasi Z.
Hasilnya cukup mengejutkan.
Riset yang dilakukan sejak 20 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020 tersebut menyampaikan beberapa fakta yang tidak pernah terekspos sebelumnya.
Baca Juga: Muncul Lagi, Kakek 'Pokemon Go' Asal Taiwan Ini Sekarang Sudah Punya 67 Hape untuk Bermain
Mengambil data dari Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Manado, dan Palembang, sebanyak 68 persen menggunakan dompet digital minimal satu kali dalam seminggu.
Bahkan ketika dihitung, rata-rata pengguna melakukan top up hingga Rp 140 ribu per minggu ke dompet digital.
Dompet digital tersebut digunakan untuk membayar jasa transportasi online (39 persen) dan memesan makanan atau minuman secara online (32 persen).
Baca Juga: Asyik, Cukup Satu QR Code Kini Bisa Bayar Pakai Gopay, Ovo, Dana, LinkAja atau Uang Elektronik Bank
Ipsos juga mencatat bahwa GoPay menjadi dompet digital terbanyak yang digunakan pertama kali, diikuti dengan OVO, Dana, dan LinkAja.
Yang lebih menarik, ketika mencari efektifitas dompet digital, GoPay dianggap sebagai dompet digital yang paling efektif.
Baca Juga: 9 Trik Ampuh Memesan Tiket Kereta Mudik 2020, Siap-siap Begadang Malam Ini!
Sebab, GoPay memiliki Organic Users, pengguna yang tetap melakukan transaksi meski tak ada promo tertinggi.
Meski demikian, dalam penelitian para anak muda berharap bahwa dompet digital dapat melakukan transfer ke rekening bank dengan cepat.
(*)