Nextren.com - Aplikasi transportsi online tak hanya GoJek dan Grab saja.
Banyak pihak mencoba mengembangkan aplikasi sejenis, dengan beberapa nilai lebih yang menarik.
Begitu pula ormas Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki anggota puluhan juta orang.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengembangkan aplikasi digital untuk memenuhi kebutuhan transaksi digital warga Nahdliyyin dan umat Islam secara umum.
Baca Juga: Google Perkenalkan Aplikasi Tangi, Platform Berbagi Video Pendek Inspiratif
Ketiga aplikasi tersebut ialah Nujek, Nucash, dan Kesan.
Nujek atau Nusantara Ojek menawarkan beberapa kelebihan dibanding aplikasi ojek online (ojol) lain.
Pertama, pengguna yang merasa cocok dengan pelayanan pengemudi dapat menerapkan berlangganan pada si pengemudi. Kedua, dapat memilih pengemudi langsung, berdasarkan jarak, jenis kendaraan, rating pengemudi.
Baca Juga: Kini Punya 50 Fitur, Google Berniat Gabungkan Layanan Dalam Satu Aplikasi untuk Bisnis
Ketiga, khusus pelanggan wanita, bisa memilih pengemudi wanita.
Keempat, pengguna dapat melakukan stop & go hanya dengan scan QR Code.
Nujek menargetkan 1 juta pengguna aktif hingga akhir 2020.
Total pengguna Nujek saat ini sudah ada diangka 100.000 dengan jumlah mitra 20.000 pengemudi.
"Target mitra driver sampai dengan 100.000 tahun ini. Kami memang menyasar kota kecil seperti Gorontalo yang paling besar penggunanya. Kami baru 15 kota tapi sudah ada pengajuan di 60 kota," kata Moch Ghozali, Chief Executive Officer (CEO) Nujek, Rabu (29/1). Baca Juga: Izinkan Anak di Bawah Umur Mendaftar, Tinder dan Aplikasi Kencan Lainnya Kini Diawasi
Selain peningkatan di pengguna, Moch Ghozali juga menyebut Nujek sudah mendapatkan pendanaan awal dari perusahaan asal Korea Selatan.
Untuk tahap awal ada atau fund rise US$ 400.000 sudah masuk.
Nantinya dana hasil pendanaan tersebut akan digunakan untuk pengembangan layanan operasional Nujek di 15 kota.
Untuk Jakarta sendiri baru Nujek baru akan aktif mulai April 2020 mendatang. Baca Juga: Netizen Disarankan Jangan Update Aplikasi Twitter, Bisa Crash!
Sedangkan integrasi dengan aplikasi bagi nahdiyin lainnya adalah Kesan.
Di aplikasi Kesan terdapat fitur berupa marketplace halal yang mengutamakan produk dari para santri. "Kesan nanti kami kerjasama pengiriman produknya, tapi belum jalan. Kami akan launching dengan Nucash dan KESAN kemungkinan April," tutur Ghozali.
Nucash sendiri yang akan resmi digunakan sebagai pembayaran utama di Nujek.
Baca Juga: Google Drive Kini Bisa Diakses Hanya Lewat Aplikasi Saja di Windows
Wakil Sekjen PBNU yang juga Pelaksana Nucash Muhammad Said Aqil menyebut aplikasi ini solusi transaksi digital bagi warga NU dan warga muslim umum.
Melalui Nucash pengguna dapat melakukan transaksi mulai dari zakat, infak, sedekah, wakaf, dan lainnya.
Nucash juga sudah terjamin keamanannya lantaran sudah mendapatkan lisensi dan diawasi langsung oleh Bank Indonesia (BI). Baca Juga: DPR Janjikan Kepastian Untuk Ojek Online Sebagai Angkutan Umum Setelah 5 Tahun Tanpa Status Hukum
"Kami selain pembayaran elektronik, juga bisa transfer dana sesama pemilik Nucash."
"Fiturnya semua program NU menjembatani warga NU dengan program NU," jelas Muhammad. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj bilang, digitalisasi adalah sebuah hal yang tak bisa dihindari.
Dia berharap warga NU mampu menguasai teknologi ini.
Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Aplikasi digital bagi nahdliyin dan santriReporter: Ratih Waseso