Google Temukan Kelemahan Apple Safari yang Bisa Diretas dan Dilacak

Kamis, 23 Januari 2020 | 20:00
youtube.com/macrumors

Ternyata, Safari di iOS mengirimkan data ke Google dan Tencent

Nextren.com- Browser Safari telah dikenal sebagai layanan pencarian yang ada di perangkat Apple.

Pengadaan browser ini ditujukan oleh Apple untuk bisa membuat para pengguna merasa eksklusif dan memiliki perlindungan privasi yang lebih tinggi karena browser ini hanya bisa digunakan oleh pengguna Apple.

Perlindungan priviasi memang selalu menjadi titik penjualan utama Apple untuk memasarkan produk-produknya.

Bagaimana tidak? Apple memang selalu menghadirkan sebuah aplikasi yang khusus hanya bisa digunakan oleh perangkatnya saja antara lain, Safari, iTunes, dan Final Cut Pro.

Baca Juga: Daisy, Robot 18 Meter Buatan Apple yang Bisa Pisahkan 14 Jenis Mineral di Limbah iPhone Bekas

Namun, sepertinya upaya Apple untuk mengawasi privasi penggunanya mengalami kecolongan.

Pasalnya, para peneliti Google menemukan bahwa terdapat kerentanan yang beresiko terhadap data pengguna Apple dengan adanya fitur keamanan yang dijanjikan melalui layanan broser Safari.

Melansir dari CNet, terdapat sebuah makalah yang diterbitkan pada hari Rabu lalu oleh sekelompok insinyur keamanan Google.

Pada makalaha tersebut diabahas mengenai serangkaian kelemahan Safari yang memungkinkan para hacker mampu melihat daftar pencarian yang dilakukan oleh pengguna Apple dan melihat riwayat pencariannya di Safari.

Kelemahan tersebut dikatakan berasal dari fitur Intelligent Tracking Prevention (ITP) Safari yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2017 lalu.

Awalnya, fitur ini diciptakan untuk melindungi pengguna Safari dari cookie pelacakan pihak ketiga yang bisa log in menggunakan akun mereka dan kemudian memblokir situs web tersebut.

ITP akan mencatat situs web tersebut sebagai "domain yang lazim" ketika melihat mereka mengirim data yang memungkinkan pengiklan mengidentifikasi pengguna.

Kemudian sistem Safari akan secara otomatis menambahkan situs tersebut ke dalam "Daftar ITP".

Baca Juga: Apple Kemungkinan Bisa Dipaksa Ubah Port USB Charger, Ini Alasannya

Namun ternyata dengan adanya daftar tersebut, hal itu malah menjadikannya sebagai cara mudah para penjahat siber untuk mendata dan mendapatkan secara rinci riwayat web seseorang.

Dengan daftar tersebut, para penjahat dapat memanipulasi data, melacak seseorang, dan menimbulkan masalah baru seperti penipuan dan lainnya.

"Kami ingin berterima kasih kepada Google karena mengirimkan kepada kami laporan di mana mereka mengeksplorasi kemampuan mendeteksi ketika konten web diperlakukan secara berbeda dengan melacak pencegahan dan hal-hal buruk yang mungkin terjadi dengan deteksi tersebut," John Wilander, insinyur dibalik fitur ITP, seperti yang dikutip dari CNet.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya