Twitter Dikabarkan Mengijinkan Iklan yang Menargetkan Neo-Nazis, Benarkah?

Jumat, 17 Januari 2020 | 13:00
cnet.com

Twitter sarankan pengguna di Android untuk segera lakukan update

Nextren.com - Media sosial Twitter saat ini sedang mendapatkan kritik dari sejumlah penggunanya.

Hal ini dilakukan karena Twitter diketahui secara sengaja telah meloloskan postingan iklan mengenai ujaran kebencian yang diutarakan oleh kelompok neo-Nazi.

Dengan adanya kabar tersebut, Twitter telah meminta maaf atas lolosnya iklan tersebut di media sosialnya.

Sebelumnya diketahui bahwa Twitter memang sudah memiliki kebijakan yang melarang perilaku kebencian, termasuk mempromosikan kekerasan atau memposting SARA, dan orientasi seksual.

Baca Juga: Tagar #NetflixTidakAman Hiasi Twitter, Tetapi Raih 20 Nominasi Oscar

Melansir dari BBC, pihaknya telah menemukan bahwa ada cacat pada Twitter yang memungkinkan pemasangan iklan ditunjukan untuk para pengguna yang memposting hal-hal tertentu contohnya adalah "transphobic", "anti-gay" atau kelompok pembenci lainnya.

Cacatnya Twitter ini dilihat oleh BBC dari kemungkinan pengiklan yang bisa menemukan jumlah pencarian untuk kata-kata yang berbau intimidasi tersebut.

Sebagai testimoni dari kesalahan sistem yang dilakukan oleh Twitter ini, BBC juga sempat menemukan bahwa ada sekitar 67.000 hinga 81.000 untuk pencarian dengan kata "neo-Nazi" di Inggris.

Kasus ini bukan lah kasus yang pertama Twitter alami selama masa aktifnya di internet.

Baca Juga: Pendiri Facebook Mark Zuckerberg Dituduh Sebarkan Propaganda Nazi

Twitter pernah mendapatkan sejumlah kecaman dari aktivis hak sipil mengenai supremasi kulit putih yang hadir pada platformnya tersebut.

Selain itu, pada tahun 2019 lalu, Twitter juga kembali mengalami aksi protes tentang iklan yang menargetkan kepada pengguna yang tertarik dengan Holocaust.

Twitter juga telah mengakui bahwa sebenarnya mereka sudah memiliki sistem keamanan untuk penggunanya terhindar dari bentuk ujaran kebencian layaknya pada kasus ini.

Tetapi ini adalah sebuah bentuk kelalaian dan adanya kesalahan dari segi penerapan aturan yang ada.

Baca Juga: Spotify Blokir Iklan Politik di Tahun 2020, Ikuti Google dan Twitter

"Dalam hal ini, beberapa istilah ini diizinkan untuk tujuan penargetan. ini adalah kesalahan" ungkap pihak Twitter dikutip dari BBCNews.

"Kami sangat menyesal ini terjadi dan segera setelah kami mengetahui masalah ini, kami memperbaikinya," lanjutnya.

Twitter berjanji untuk terus memperbaiki layanannya iklannya agar nyaman untuk bagi seluruh penggunanya di kemudian hari.

Selain konten yang dianggap kekerasan, Twitter juga akan berusaha untuk menjauhkan iklan yang kurang pantas untuk dilihat oleh penggunanya yang masih di bawah umur.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya