Dipastikan Tak Boleh Ada Pabrik di Ibukota Indonesia yang Baru Dikunjungi Lagi Oleh Jokowi

Rabu, 18 Desember 2019 | 19:30
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara.

Nextren.com - Infrastruktur menuju calon ibu kota negara yang baru saat ini masih melalui medan berat.

Butuh waktu tiga jam dari Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur untuk sampai ke wilayah ibu kota baru di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Nantinya puncak bukit Sepaku bakal menjadi lokasi Istana Presiden di ibu kota baru tersebut.

Rombongan wartawan Kepresidenan menempuh perjalan ke lokasi ibu kota baru melalui jalan tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) keluar di pintu tol Samboja.

Baca Juga: Bos Samsung Terancam Hukuman Penjara Akibat Langgar Hak Buruh

Kemudian perjalanan dilanjutkan melalui jalan provinsi di tengah perhutanan dan pemukiman di beberapa titik.

Jalan provinsi aspal yang berlubang itu menyambung dengan jalan tanah di kawasan konsesi hutan tanaman industri (HTI) PT ITCI.

Kawasan HTI itu berkontur perbukitan itu ditetapkan sebagai kawasan ibu kota baru seluas 56.000 hektare (ha).

Kondisi tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang akan segera dibenahi.

Baca Juga: Ternyata, Presiden Rusia Vladimir Putin Masih Menggunakan Windows XP

Akses jalan menuju ibu kota akan disambung dari tol Balsam dimulai pada tahun 2020.

Sebelum itu, Jokowi akan mengangkat Kepala Badan Otorita Ibu Kota (BOI).

Kepala BOI nantinya akan bertanggung jawab pada proses persiapan pemindahan ibu kota. "BOI paling lambat Januari 2020 sudah selesai," ujar Jokowi kepada wartawan usai tinjau lokasi ibu kota, Rabu (18/12).

Selain pembentukan BOI, pemerintah juga akan mengajukan omnibus law untuk revisi 43 Undang Undang (UU) terkait pemindahan ibu kota negara. Omnibus law tersebut ditargetkan rampung April 2020.

Baca Juga: YouTube Music Rilis Fitur Discover Mix, Jadi Mudah Pilih Lagu Favorit

Paralel dengan itu, pemerintah terus menyelesaikan rancangan ibu kota.

Pada akhir Desember 2019, desain besar beres dan akan didetailkan selama enam bulan berikutnya.

Detail desain yang rampung pada bulan Juni 2020 akan dilanjutkan dengan pembangunan tahap awal.

Pembangunan tahap awal digunakan untuk membangun infrastruktur dasar ibu kota baru.

Guna mencapai kawasan ibu kota yang hijau seperti rencana Jokowi, akan dibentuk juga kluster untuk perbibitan. Kluster tersebut akan dibangun di awal dengan luas 100 ha.

Baca Juga: YouTube Music Rilis Fitur Discover Mix, Jadi Mudah Pilih Lagu Favorit

"Sudah siapkan kebun bibit seluas 100 ha ini baru mencari tempat datar sehingga akan disiapkan bibit fast growing species, ekaliptus, akasia tapi juga ada pohon asli di sini seperti kamper, kapur, ulin, bangkirai, itu yang mau disiapkan termasuk mangrovenya," terang Jokowi.

Tahun 2021, kawasan hutan tanaman industri dengan jalan tanah itu akan mulai diganti dengan pembangunan gedung.

Pembangunan tahap pertama klaster pemerintahan dengan luas 5.600 ha.

Perbukitan itu akan mulai bertransformasi menjadi ibu kota baru pada 2023.

Baca Juga: Bantu Pembangunan Ibukota Baru, Qlue Bangun Ibukota Smart City

Sehingga nantinya tahun 2024 pemindahan tahap awal dapat segera dilakukan.

Sejalan dengan itu, infrastruktur pendukung seperti moda transformasi, listrik, dan air baku juga telah rampung.

Jokowi membayangkan ibu kota baru nantinya merupakan daerah yang sejuk dengan kualitas udara yang baik.

Moda transportasi yang minim emisi juga dikembangkan untuk menjadi alat angkut penghuni ibu kota.

Sehingga nantinya masyarakat ibu kota lebih memilih menggunakan transportasi umum atau sepeda.

Baca Juga: Begini Kondisi dan Kesiapan Operator Seluler Saat Ibukota Pindah ke Kalimantan Timur

Lingkungan hijau di kawasan ibu kota baru akan dilestarikan ke depan.

Lahan total 410.000 ha disiapkan untuk menjadi cadangan konservasi.

Hewan endemik Kalimantan, bekantan, pun mendapat perlakuan khusus dengan menyediakan kawasan konservasi.

Hutan hijau akan menjadi daya tarik tersendiri bagi kawasan ibu kota baru.

Aktivitas industri yang mengganggu lingkungan dipastikan tidak akan ada di ibu kota baru.

Baca Juga: Prediksi Harga 1 Bitcoin Tahun 2020: Dari Rp 200 Juta Hingga Rp 14 Miliar

Industri tidak diizinkan berdiri di kawasan ibu kota.

"Tidak ada klaster industri, tidak ada pabrik, harus ditekankan," ungkapnya.

Klaster yang disiapkan dalam ibu kota baru antara lain klaster pendidikan, kesehatan, riset dan inovasi, kawasan bisnis dan semi bisnis.

Nantinya dalam klaster pendidikan akan ada universitas kelas dunia yang dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

Langkah tersebut sesuai dengan harapan dari tokoh masyarakat Kalimantan yang tidak ingin penduduknya tersingkir.

Baca Juga: Kini Kamu Bisa Sedekah Lebih Mudah Lewat QRIS GoPay di Kotak Infaq NU

Masyarakat asli akan berdampingan dengan talenta nasional dan global.

Sebelumnya untuk akses akan ada jalan tol lingkar luar untuk ibu kota baru.

Tol tersebut akan tersambung dengan jalan tol Balsam serta jalan nasional dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

"Ini akan kita buat jalan tol semua. Dari tol ke tol. Jadi akan ada jalan seperti Jakarta Outer Rong Road (JORR)," jelas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Adanya akses tersebut akan memperbaiki aksesbilitas ibu kota baru.

Baca Juga: Peneliti Temukan Ribuan Aplikasi Berbahaya Bertema Natal di Android

Bahkan Jokowi optimis waktu tempuh akan turun hingga hanya memerlukan 30 menit untuk sampai di jantung Indonesia itu.

Usai mengunjungi ibu kota baru Jokowi beserta rombongan meninggalkan kawasan hutan yang gelap memasuki malam hari itu.

Suasana sepi dalam empat tahun ke depan akan mulai ramai dengan pembangunan demi rencana pindahnya ibu kota baru.

Artikel ini tayang di kontan.co.id dengan judul : Melihat lebih dekat calon ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim

Reporter: Abdul Basith

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya