Satpol DKI Tarik ATM Hingga Rp 31 Miliar Tanpa Terpotong Saldo, Siapa Yang Salah?

Kamis, 21 November 2019 | 16:30
thestreet.com

Ilustrasi ATM

Nextren.com - Kasus pembobolan ATM oleh 12 oknum anggota Satpol PP tengah menjadi perhatian publik.

Pasalnya, 12 anggota Satpol PP yang nasabah Bank DKI tersebut diduga mengambil uang di ATM salah satu bank swasta dan saldonya tak berkurang.

Mereka pun berulang kali mengambil uang tersebut dari periode Mei hingga Agustus 2019 dengan total dana yang disedot mencapai Rp 31 miliar.

Ahli digital forensik Ruby Alamsyah menjelaskan, kasus yang melibatkan Bank DKI tersebut sangat mungkin terjadi.

Baca Juga: Fitur Lock Button di Aplikasi AxisNet Bisa Mencegah Kebobolan Pulsa

Dia menjelaskan, dalam sebuah transaksi melalui mesin ATM antar bank, terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu bank rekening nasabah, perusahaan switching dan bank pemilik ATM.

"Itu sangat dimungkinkan (pembobolan dana ATM), di mana semua proses adalah proses sinkronisasi. Harusnya di antara ketiga sistem terjadi integrasi," jelas Ruby ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (20/11/2019).

Namun demikian, dalam kasus Bank DKI ini masih belum jelas putusnya sistem sinkronisasi.

Pihak Bank DKI pun sebelumnya telah menampik kesalahan terjadi di sistem mereka.

Baca Juga: GoJek Jawa Timur Kebobolan Order Fiktif dan Warung Palsu, Ternyata Begini Modusnya

Sedangkan hingga saat ini, belum diketahui pihak bank dan switching yang terlibat dalam kasus pembobolan tersebut.

Pasalnya, PT Artajasa Pembayaran Elektronis ( ATM Bersama), yang menurut Bank DKI merupakan operator ATM yang digunakan oleh oknum membantah kasus pembobolan rekening yang dilakukan anggota Satpol PP terjadi di jaringan ATM mereka.

"Menurut saya sampai saat ini belum bisa dipastikan siapa yang salah selain oknum pelaku."

"Karena mereka mendebet dan dana mereka tidak terpotong tapi tidak melapor ke bank. Itu kesalahan nasabah."

Baca Juga: Facebook Kebobolan Lagi, Informasi Pribadi 81 Ribu Akun Dijual Hacker

"Tapi di sistem perlu dipastikan, kesalahan terjadi di Bank DKI, switching atau di bank lain," ujar dia. Dia pun memaparkan dengan terjadinya kasus tersebut, menurutnya dana nasabah di bank pemilik ATM tetap aman.

Sebab, uang di yang ditaruh oleh pihak bank di ATM bukan milik nasabah, namun milik bank yang bersangkutan.

"Tidak memengaruhi dana nasabah lainnya, murni kebobolan dana milik bank itu sendiri bukan nasabah," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tarik Uang di ATM Tapi Dana di Rekening Tak Terpotong, Ini Kata Pakar"Penulis : Mutia Fauzia

Tag

Editor : Wahyu Subyanto