Upaya Startup Wahyoo Digitalkan 12 Ribu Warteg dan Pedagang Kaki Lima

Selasa, 19 November 2019 | 20:50
Google Play

aplikasi Wahyoo

Nextren.com - Ribuan startup baru di Indonesia berusaha memecahkan masalah yang ada di masyarakat.

Membawa sistem manajemen dan teknologi baru, banyak kemajuan yang bisa diharapkan dari kiprah mereka dalam ekonomi masyarakat.

Termasuk startup yang satu ini, Wahyoo, yang memilih pemebrdayaan usaha kecil sekelas warung dan kaki lima.

Wahyoo, start up besutan Peter Shearer kini merangsek pasar dengan mencoba memberdayakan cost efficiency dan pengembangan revenue pengusaha warteg di Indonesia, melalui platform teknologi serta program pemberdayaan usaha mikro bisnis tersebut.

Baca Juga: Rudiantara: Tingkat Kesuksesan Startup Hanya 5 Persen, Ini Penyebabnya

Usaha rintisan atau start up ini didirikan tahun 2017.

Perusahaan ini menyediakan platform digitalisasi dan modernisasi warung makan.

Targetnya, Wahyoo bisa memberi nilai tambah warung makan rekannya.

Antara lain dengan pengadaan supply chain, membantu menciptakan model bisnis baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan konsumen warteg.

Baca Juga: Grup Salim Incar Startup Pemula Hingga Senilai Rp 14 Miliar, Tapi Bukan yang Bakar Uang

Wahyoo mengklaim, sudah menggandeng 12.000 mitra warung makan di Jakarta, Tangerang dan sekitarnya. "Warung makan yang paling banyak digandeng berlokasi di Jakarta Barat," ujar Peter Shearer, Chief Executive Officer (CEO) Wahyoo.

Mitra tersebut antara lain, warteg, bakso kaki lima, ketoprak, mie ayam, bakmie, kantin di sekolah, pecel ayam, warung nasi padang dan lain sebagainya.

"Kami membantu mereka perbaiki warungnya, modalin peralatan, sampai membantu mendaftarkan ke GoFood supaya mereka lebih cepat lagi penjualannya,” jelas Peter kepada Kontan.

Baca Juga: Startup Servis Elektronik Perbaik.in, Teknisi Bisa Dipanggil ke Rumah

kontan
kontan

Peter Shearer CEO startup Wahyoo

Pemilik warung juga bisa membranding warung makannya.

Jasa platform ini termasuk merenovasi warung makan menjadi lebih modern, menyediakan aplikasi untuk pemesanan produk yang dibutuhkan, misal (telur, beras, gula, minyak dan sebagainya) langsung dari produsen.

Wahyoo juga menyediakan layanan edukasi melek digital mitra warung serta layanan bantuan tim offline untuk mengontrol mitra warung.

Menurut Peter, para pelaku warung makan butuh branding agar mendapat kepercayaan lebih dari para pelanggan untuk mendongkrak penjualan.

Baca Juga: Startup Ceklab.id Tawarkan Periksa Kesehatan Per Bagian, Bukan Paket Ceklab Paketan

Branding dilakukannya agar warung eye catching dengan logo Wahyoo serta warna kuning yang menarik perhatian.

Agar mudah, aplikasi ini tersedia di playstore.

Aplikasi ini juga memberiklan poin-poin atas aktivitas penjualan.

Poin bisa dipakai untuk memenangkan hadiah umrah, tiket gratis mudik naik bus, program beasiswa.

Fitur terbaru Flash Sale, mitra bisa mendapatkan produk makanan dengan harga yang murah namun terbatas.

Baca Juga: Cumi, Startup Christian Sugiono Ini Raih Pendanaan dari East Ventures

Mitra yang ingin bergabung tidak dikenakan biaya alias gratis.

Mereka tinggal mendaftar dan tim offline akan melakukan survei lokasi ke berbagai tempat.

Adapun, Peter mengaku mendapat keuntungan lewat iklan dan komisi dari kerja sama berbagai brand Fast Moving Consumer Goods (FMCG) besar yang jadi rekanannya.

Dengan keyakinan terus bertumbuh, Peter optimis Wahyoo berani menargetkan bisa menjaring 50.000 warung makan sampai tahun 2020.

Reporter: Venny Suryanto

Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Menjadikan warung makan melek digital lewat Wahyoo

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya