Startup Kamar Keluarga, Ajak Pemilik Kamar Kosong Bikin Kos-kosan

Sabtu, 21 September 2019 | 13:10
tribun

Ilustrasi kos-kosan

Salah satu kebutuhan mendasar bagi kaum urban di kota besar adalah hunian.

Tak heran, saat kaum pendatang datang ke sebuah kota seperti Jakarta, pasti yang menjadi pencarian pertama adalah tempat tinggal.

Tak heran bisnis sewa tempat hunian dan sejenisnya tumbuh subur di kota besar.

Melihat fenomena ini, PT Hoppor International menyediakan layanan sewa hunian lewat aplikasi bernama Kamar Keluarga yang ada di kamarkeluarga.co.id.

Baca Juga: Startup Pindai Tawarkan AI Pengenalan Wajah Untuk Percepat Melayani Pelanggan

Yang membuat start up ini berbeda dengan usaha rintisan sejenis adalah adanya tawaran memanfaatkan aset non produktif menjadi berdaya guna lewat polesan dan kelolaan dari Kamar Keluarga.

Menurut Charles Kwok, Chief Executive Officer Kamar Keluarga, ada lima pilar bisnis yang ditawarkan usaha rintisan ini kepada para pemilik aset properti.

Pertama, Kamar Keluarga Asset BOT (build operate transfer).

Perusahaan ini siap membantu pemilik tanah membangun properti. Nanti, ada sistem bagi hasil.

Baca Juga: Startup Laundry dan Dry Cleaning Asal Spanyol Mr. Jeff, Pakai Aplikasi untuk Antar Jemput Pakaian

Kedua, Kamar Keluarga (KK) Asset.

Start up ini akan membantu investor mengelola aset properti yang tidak produktif, seperti rumah warisan, rumah tua, atau lahan yang akan direnovasi menjadi hunian kos-kosan.

Sistem kerjasama berdasarkan bagi hasil dengan melihat porsi renovasi.

"Porsi 55:45 untuk jangka waktu 10 tahun, ada juga 70:30 untuk waktu 25 tahun," kata Charles kepada KONTAN, Kamis (19/9).

Baca Juga: Startup Minuman Lokal Goola Milik Anak Jokowi Diguyur Investasi Rp 71 Miliar, Siap Pakai Aplikasi Mobile

Ketiga, Kamar Keluarga Operator.

Start up ini akan menyediakan layanan komuniti ke penghuni, misalnya ada workshop dan seminar.

"Tiap bulan berbeda temanya," kata Direktur Kamar Keluarga Ferry Lukas.

Keempat, Kamar Keluarga Development.

Yakni memaksimalkan sisa ruang. Misalkan, membangun kost.

Baca Juga: Startup Kedai Sayur Diguyur Investasi Rp 57 Miliar, Digitalkan Para Tukang Sayur Keliling

Kelima, Kamar Keluarga Lini.

Memanfaatkan ruang yang ada untuk bisnis, seperti binatu, warung, atau tempat makan. "Ini masih kami kembangkan," tutur Charles.

Hasilnya, usaha yang sudah berjalan sejak 2018 ini sudah mempunyai 75 lokasi properti.

Rinciannya, 46 lokasi properti sudah beroperasi dan 29 lokasi properti masih dalam proses pembangunan. Lokasi berada di Jabodetabek dan Bandung.

Adapun total kamar yang sudah tersedia ada 2.041 unit. Dengan tingkat okupansi sudah mencapai 70%.

Baca Juga: Bill Gates Bos Microsoft Suntik Dana ke Startup Indonesia Halodoc

Untuk lebih memudahkan pengguna, Kamar Keluarga berencana mengoperasikan aplikasi khusus Kamar Keluarga pada awal Oktober nanti.

Di aplikasi ini, selain ada fitur pemesanan kamar juga ada pemesanan transportasi, logistik, makanan, atraksi hingga belanja.

"Aplikasi in terus kami kembangkan," kata Charles.

Sayang, Charles tidak memerinci soal target bisnis yang dipatok Kamar Keluarga.

Yang jelas, pihaknya bakal terus ekspansi ke sejumlah daerah.

Ditargetkan dalam tiga tahun sampai empat tahun ke depan, Kamar Keluarga sudah tersebar di sembilan kota besar.

Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Mencari peluang dari juragan kos-kosanReporter: Ratih Waseso

Tag

Editor : Wahyu Subyanto