XL Axiata dan Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla) melanjutkan kerjasama dalam membangun “Desa Maritim” di sejumlah lokasi di perbatasan negara.
Setelah di Pulau Sebatik bulan lalu, Program Desa Maritim berikutnya yang mulai diimplementasikan berada di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, yang berada persis di pesisir Selat Malaka, dan berseberangan langsung dengan negara tetangga.
Secara umum, kerjasama ini mencakup menerapan sarana dan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.
Hadir dalam kegiatan ini Kamis (18/9), Head Sustainability & Internal Communication XL Axiata, Andy Satrio Yuddho, Head of Sales Sumut Outer-NAD, Oloan Monang Sinambela, Deputi Informasi Hukum dan Kerja Sama Bakamla RI, Laksamana Muda Bakamla Dade Ruskandar, S.H, M.H. dan Plt. Bupati Asahan, H. Surya, BSc beserta jajaran di Balai Desa Silo Baru, Asahan.
Baca Juga: realme 5 dan realme 5 Pro Resmi Dijual Mulai Rp 1.899.000 dan Rp 2.999.000
Group Head XL Axiata West Region, Francky Rinaldo Pakpahan mengatakan, “Pengamanan di daerah-daerah perbatasan menyangkut berbagai aspek. Selain menempatkan aparat keamanan dengan berbagai teknis pengamanan, juga perlu diperkuat ketahanan dari sisi warga masyarakat yang berdomisili di daerah perbatasan. Salah satunya adalah dengan mengupayakan peningkatan kualitas hidup mereka."
Kualitas hidup yang baik diharapkan akan meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program pengamanan atas kedaulatan negara dan berbagai bentuk gangguan keamanan lainnya.
Di ranah penguatan kualitas hidup inilah XL Axiata ikut mendukung Program Desa Maritim.
Kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari perjanjian kerjasama antara XL Axiata dengan Bakamla oleh Presdir XL Axiata Dian Siswarini dan Sekretaris Utama Bakamla RI, Laksamana Muda (Bakamla) Supriatno Irawan M.M.
Kepala Bakamla RI Laksamana Madya (Bakamla) Achmad Taufiqoerrochman S.E turut hadir dan menyaksikan penandatanganan di Jakarta (22/7) saat itu.
Lokasi implementasi Desa Maritim di Kabupaten Asahan ini persisnya berada di Desa Silo Baru, Kecamatan, Silau Laut.
Baca Juga: Catatan E-Commerce Indonesia Kuartal 2 2019: Shopee Salip BukaLapak
Semua program sosial berbasis digital yang dimiliki akan diterapkan di Program Desa Maritim.
Program-program tersebut telah diterapkan di berbagai daerah guna mendukung program pemerintah, terutama terkait dengan penguatan kapasitas masyarakat di desa-desa tertinggal, juga meningkatkan produktivitas di era digital.
Ada pula program donasi kuota bagi sejumlah sekolah di wilayah Kabupaten Asahan.
Program-program tersebut adalah pemanfaatan sarana digital bagi kaum perempuan, termasuk untuk tujuan meningkatkan produktivitas bisnis kecil dan menengah.
Selain itu juga akan dikenalkan penggunaan aplikasi Laut Nusantara, untuk membantu masyarakat nelayan setempat dalam meningkatkan produktivitasnya.
Baca Juga: Google Uji Coba Mode Penyamaran (Incognito) Untuk Google Maps
Lokasi Desa Maritim berada di pesisir pantai dengan penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan.
Lewat informasi di dalam aplikasi tersebut, masyarakat nelayan setempat bisa secara presisi menemukan lokasi keberadaan ikan.
Jika jumlah tangkapan meningkat, maka pendapatan mereka juga akan bertambah.
Selain itu, aplikasi Laut Nusantara juga menyediakan berbagai fitur lain yang paling dibutuhkan nelayan, seperti informasi mengenai tinggi gelombang dan kecepatan angin.
Pemahaman atas kedua faktor alam tersebut akan bisa memberikan keamanan saat mereka bekerja di tengah laut.
Baca Juga: Bumi di Ambang Kehancuran, 5 Teknologi Ini Dianggap Bisa Menundanya
Para peserta pelatihan juga dibekali dengan smartphone yang sudah terpasang aplikasi Laut Nusantara termasuk paket data internetnya.
Dalam konsep Desa Maritim, selain mengenai peningkatan produktivitas, masyarakat nelayan juga mendapatkan pelatihan menjadi mitra Bakamla dalam pengamanan wilayah.
Sebagai warga yang sehari-hari berlayar dan bekerja di laut yang berada di area perbatasan, para nelayan bisa turut mengawasi perairan mereka.
Apalagi, Selat Malaka yang menjadi daerah tangkapan mereka, merupakan perairan yang ramai dengan lalu lintas laut internasional.
Untuk peningkatan produktivitas masyarakat desa, kaum perempuan di Desa Maritim akan dilatih bagaimana memanfaatkan sarana digital untuk terutama promosi produk, sekaligus memperluas pasar.
Baca Juga: Buat Kamu Yang Galau, Mending Lihat 8 Postingan FB Dari Fahri Skroepp Ini
Mereka akan diajarkan memanfaatkan saluran digital yang paling simple, misalnya menggunakan media sosial untuk menawarkan produk dan membidik pasar yang disasar.
Melalui media sosial juga mereka diajarkan bagaimana mempromosikan potensi-potensi yang dimiliki daerahnya, misalnya potensi wisata alam maupun budaya.
Seiring makin mudahnya masyarakat mengakses layanan digital, termasuk pemakaian anak-anak di bawah umur, diberikan pula pelatihan khusus bagi ibu-ibu sebagai pengawas anak-anaknya lewat program Sisternet.
Pelatihan tersebut terutama berisi cara memberikan pemahaman tentang resiko untuk anak-anak dan orang tuanya, jika akses internet tidak mendapatkan pengawasan yang benar.
Lewat pelatihan ini pula, kaum ibu bisa mengajarkan kepada anak-anaknya memanfaatkan akses internet secara maksimal untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi.
Baca Juga: Varian Redmi K20 Pro Dengan Memori Internal 512 GB Segera Meluncur
Sementara untuk program bantuan akses internet cepat bagi sekolah, diterapkan program Gerakan Donasi Kuota kepada 15 sekolah setingkat SMA/SMK.
Setiap sekolah akan mendapatkan kuota gratis 20GB setiap bulannya selama setahun.
Dengan donasi kuota ini, sekolah penerima akan mendapatkan sarana mengakses internet cepat yang bisa mereka manfaatkan guna meningkatkan mutu belajar dan mengajar.
Saat ini XL Axiata telah melayani masyarakat di Kabupaten Asahan dengan lebih dari 250 BTS, termasuk lebih dari 80 BTS 4G LTE dan hampir 110 BTS 3G.
Kabupaten Asahan ini terletak sekitar 190 km dari Medan.
Keberadaan jaringan telekomunikasi dan data yang memadai menjadi sangat urgen mengingat Kabupaten Asahan berada di area yang berbatasan langsung dengan perairan internasional.