Laporan wartawan Nextren, Nicolaus Prama
Nextren.com – Dewasa ini, Wearable Device yang mampu mendukung fitur kesehatan menjadi populer di masyarakat.
Melihat geliat pasar kini banyak Smartwatch dan Fitnes Tracker yang disematkan indikator kesehatan mulai dari penghitung langkah, hingga detak jantung.
Namun, seberapa efektifkah teknologi tersebut?
Baca Juga: Apple, Xiaomi dan Huawei Kuasai Pasar Smartwatch 2018
Dalam wawancara Digital Trends dengan Lisa Cadmus-Bertram, Asisten Profesor Kinesiologi dan Epidemiologi di Universitas Wisconsin-Madison, menyebut ada banyak variable yang harus diperhitungkan.
Lisa menyebut ada dua kondisi yang harus diperhatikan: pertama, apakah Fitness Tracker cukup akurat pada beberapa fungsi spesifik.
Dan kedua, indikator apa yang coba diukur oleh pengguna.
Sebab, menurutnya ada beberapa fungsi spesifik fitness tracker yang memiliki tingkat akurasi yang baik.
Namun di sisi lain, pengguna kerap mengukur kesehatan melalui indikator yang keliru.
Ada 3 fitur Fitness Tracker yang ia soroti.
Pertama, ia mengambil contoh pada penghitung langkah (step tracker) yang menjadi fitur standard setiap Fitness Tracker dan Smartwatch.
Lisa menyebut bahwa fitur ini cukup akurat untuk dipercaya dan mampu membantu pengguna menjaga kesehatan tubuh.
Baca Juga: Muncul Teaser Honor Band 5, Fitness Tracker Pesaing Mi Band 4
Namun, untuk nilai akurasi yang lebih Fitness Tracker lebih baik diletakkan di pinggang alih-alih di tangan, sebab pinggang dan pinggul sangat tepat untuk menghitung langkah.
Maka, ia mengatakan bahwa penghitung langkah melalui ponsel yang berada di kantong lebih akurat daripada Fitness Tracker di tangan.
Kedua, ia menyoroti tentang fitur penghitung detak jantung.
Saat beristirahat, penghitung denyut jantung dapat beroperasi dengan baik, tetapi ketika beraktifitas, banyak variable yang perlu diperhitungkan.
Contohnya adalah keringat yang dapat mengganggu sensor dan menyebabkan perbedaan 20 denyut lebih tinggi atau lebih rendah.
Contohnya adalah fitur ECG pada Apple Watch, fitur tersebut memang tidak memiliki tingkat akurasi yang sama dengan penghitung denyut jantung di rumah sakit, tetapi memiliki fungsi yang berguna.
Sebab fitur ECG tetap mampu mendeteksi beberapa anomaly yang terjadi pada tubuh.
Ketiga, penghitung kalori.
Fitur ini kerap digunakan oleh pengguna yang melakukan diet, namun Lisa menyatakan bahwa fitur ini cenderung sulit dipercaya tingkat akurasinya.
Sebab menurutnya, variable seperti aktifitas tubuh, berat badan, tinggi badan, gender, hingga umur dapat menjadi variable yang sulit dihitung.
Baca Juga: Wah! Smartwatch Samsung Galaxy Watch Active 2 Bocor di Laman FCC
Bahkan, dalam penelitian yang diunggah oleh British Journal of Sports Medicine, 60 riset menunjukkan bahwa Fitness Tracker tidak dapat menghitung secara akurat energi yang dikeluarkan oleh pengguna.
Tetapi, fitur ini akan tetap berguna untuk menghitung beberapa hal seperti menghitung berat badan yang harus dikurangi, menghitung kalori yang terbuang, hingga jadwal diet, fitur ini sangat membantu.
Dari sekian banyak fitur, Lisa menyebut ada fitur yang harus dimiliki dan memiliki fungsi penting: penghitung denyut jantung.
Sebab, fitur tersebut akan sangat berguna bila mengkaitkan dengan pola hidup sehat.
Karenanya, ia juga menyebut, bahwa Fitness Tracker paling murah memiliki fitur-fitur yang dibutuhkan, tetapi tidak dengan penghitung denyut jantung.
Sehingga, ia menyarankan bahwa memiliki Smartwatch atau Fitness Tracker dengan penghitung denyut jantung akan sangat berguna.
(*)