Laporan wartawan Nextren, Nicolaus Prama
Nextren.com – Teknologi Blockchain kembali tunjukkan kelebihannya.
Bursa crypto Jepang, Bitpoint telah berhasil mengembalikan aset digital yang dicuri oleh peretas.
Bitpoint mengklaim, setidaknya telah berhasil mengembalikan $2,3 juta atau sekitar Rp 32 miliar.
Baca Juga: Diam-Diam, CoinMarketCap Lakukan Akuisisi Pertamanya Demi Akurasi Data Crypto
Para peretas sebelumnya telah berhasil menjebol hot wallet milik Bitpoint pada 12 Juli 2019 kemarin.
Total, Bitpoint kehilangan $32 juta saat itu, dengan rincian $23 juta milik konsumen dan $9,2 juta milik Bitpoint.
Para peretas berhasil mencuri aset digital Bitcoin (BTC), Litecoin (LTC), Ethereum (ETH), dan Ripple (XRP).
Dengan berhasil mengembalikan $2,3 juta, Bitpoint masih harus menemukan aset digital lain sejumlah $28 juta.
Artinya, Bitpoint telah berhasil setidaknya menemukan $4 juta yang hilang.
Pasca pencurian pekan lalu, Bitpoint telah menutup semua layanannya dan melakukan permintaan pada bursa crypto Remixpoint untuk melakukan pelacakan.
Remixpoint, induk perusahaan Bitpoint berhasil melacak 19 persen dari aset digital yang dicuri.
Baca Juga: Hacker Tembus Sistem Keamanan Binance, Berhasil Curi 7 Ribu Bitcoin
Bitpoint adalah satu dari beberapa bursa crypto yang diminta untuk melakukan peningkatan oleh Financial Services Agency (FSA), otoritas pengawas transaksi Jepang.
FSA meminta setiap bursa crypto di Jepang untuk menghindari modus pencucian uang dan mengetahui identitas konsumen sebaga syarat memiliki aset digital.
Cryptocurrency merupakan produk dari teknologi blockchain.
Dengan teknologi blockchain, semua transaksi akan tercatat dan diketahui oleh semua pengguna Blockchain.
Satu kelebihan teknologi ini apabila terjadi pencurian adalah identitas.
Ya, setiap block yang dipecahkan memiliki identitas yang dapat dilacak tujuan penggunaannya dengan cepat.
Hal ini yang membuat Bitpoint dan Binance yang diretas beberapa bulan lalu berhasil menghentikan transaksi dan melacak pencuri.
(*)