Facebook Blokir Iklan yang Berisi Ajakan Golput Pada Pilpres di AS

Senin, 01 Juli 2019 | 15:20
techradar.com

Facebook mulai bentuk aturan baru untuk konten-konten berbahaya

Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo

Nextren.com -Amerika Serikat saat ini sudah memasuki tahap kampanye pemilihan presiden (pilpres) untuk periode 2020-2024.

Tidak tanggung-tanggung, sekarang sudah ada 20 kandidat yang mencalonkan diri untuk pemilu ini.

Sama seperti di Indonesia, kondisi kampanye pilpres di Amerika Serikat juga sangat panas hingga di dunia maya.

Banyaknya jumlah kandidat ini justru menimbulkan banyak gerakan golput (golongan putih) di berbagai penjuru negara.

Parahnya, ajakan golput ini juga sudah terselip di berbagai iklan berita yang muncul di Facebook.

Baca Juga: WhatsApp Lakukan Uji Coba Update Status Langsung ke Facebook

Belakangan banyak ditemukan berbagai iklan atau tautan berita yang berisi ajakan untuk golput atau bahkan untuk menjatuhkan kandidat tertentu.

Iklan-iklan tadi juga memuat banyak berita bohong dan bisa menggiring opini masyarakat untuk melakukan golput.

PhoneArena

Contoh iklan yang berisi berita yang menjatuhkan salah satu kandidat

Melihat banyaknya iklan seperti ini, pihak Facebook akhirnya mengambil tindakan tegas.

Saat ini Facebook sedang berusaha menyapu bersih semua iklan dengan konten tersebut.

Apalagi ditemukan juga iklan bermuatan rasisme yang sudah jadi masalah besar di Amerika Serikat selama ratusan tahun.

Selain itu terselip juga pesan-pesan separatisme dan banyak ujaran kebencian yang ditemukan.

Baca Juga: Politisi Pakistan Tak Sengaja Pakai Filter Kucing Saat Live Facebook

Kejadian serupa juga pernah terjadi pada pilpres tahun 2016 lalu. Bahkan saat itu Rusia jadi salah satu aktornya.

Saat itu beberapa iklan yang berasal dari Rusia muncul di Facebook dan mengajak para penduduk Amerika Serikat untuk tidak memilih saat pemilu.

Kejadian ini sempat membuat suasana jadi panas antara Amerika Serikat dan Rusia. Rusia dianggap ikut campur dalam urusan pemilu dalam negeri Amerika Serikat.(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya