Laporan wartawan Nextren, Nicolaus Prama
Nextren.com – Tak ada yang menduga, Intel, Qualcomm, dan Xilinx diam-diam sedang melobi pemerintah Amerika Serikat agar mengangkat pemblokiran Huawei.
Padahal, Huawei sendiri menghindari negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat.
Kabar ini bocor usai Intel dan Xilinx mengadakan pertemuan dengan Kementerian Perdagangan pada akhir Mei 2019 kemarin.
Baca Juga: Huawei Nova 5 Akan Sematkan Prosesor Terbaru Kirin 810 Berukuran 7nm
Intel dan Xilinx adalah perusahaan yang membuat chip Field-Programmable Gate Array (FPGA) yang digunakan oleh Huawei.
FPGA membantu proses komputasi awan untuk melakukan encoding HEVC secara real time saat melakukan streaming video.
Sementara Qualcomm sendiri baru saja membuat perjanjian dengan Huawei pada awal tahun 2019 untuk menggunakan hak paten milik Qualcomm.
Setiap kuartal, Huawei harus membayar $150 juta untuk dapat menggunakan teknologi dari Qualcomm.
Meski sudah melakukan pertemuan, mengutip Reuters, pertemuan yang terjadi adalah bentuk respon normal pemerintah pada permintaan diskusi oleh perusahaan-perusahaan Amerika.
Baca Juga: Huawei Bakal Kehilangan Rp 430 Triliun Karena Diblokir Amerika Serikat
Lebih lanjut lagi juru bicara Kementrian Perdagangan Amerika Serikat ungkapkan pertemuan tersebut tidak akan mempengaruhi kebijakan yang sedang terjadi.
Fakta menarik, dari $70 miliar yang digunakan oleh Huawei untuk membeli komponen pada 2018, $11 miliar merupakan transaksi dengan Qualcomm, Intel, dan Micron Technology Inc.
Artinya, tidak hanya Huawei yang dirugikan dari keputusan Donald Trump, tetapi begitu juga perusahaan Amerika Serikat.
Saat ini Huawei tengah siapkan peluncuran beberapa ponsel terbarunya, Nova dan Mate serta sedang lakukan uji coba OS baru untuk menggantikan Android.
(*)