Nextren.com– Menjadi dewan lokal keempat di Asia Pasifik, The Mobile Marketing Association (MMA) Indonesia Chapter secara resmi telah dibentuk pada 19 Desember 2018 lalu.
Shanti Tolani, Country Manager MMA secara resmi meluncurkan keberadaan MMA Indonesia untuk mempercepat transformasi dan inovasi pemasaran melalui seluler.
Menjadi salah satu dari 10 negara yang paling aktif berinternet seluler di tataran global, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu pasar yang paling menarik di industri pemasaran seluler.
MMA hadir untuk membantu menciptakan lanskap pemasaran seluler yang berkelanjutan di Indonesia.
Baca Juga : Start up Lacak.io Tawarkan Pemantau dan Pelacak Armada Bisnis Logistik
MMA adalah satu-satunya asosiasi perdagangan global yang menyatukan seluruh ekosistem pemasar, agensi iklan, penyedia dan penjual teknologi dengan representasi dan keterlibatan dari tingkat tertinggi, yang dibuktikan oleh dewan direksi.
Pendukung asosiasi adalah 9 pemimpin terhormat yang mewakili industri masing-masing, yaitu :● Hemant Bakshi – CEO/President Director, PT. Unilever Indonesia, Tbk.● Sri Widowati – Country Director, Facebook Indonesia● Dharnesh Gordhon – President Director, Nestlé Indonesia● Steve Christian – CEO & Co-Founder KLY, anggota dari grup EMTEK● Anwesh Bose – CEO, Havas Group Indonesia● Antoine de Carbonnel – CCO, Go-Jek● Himanshu Shekhar – CEO, GroupM Indonesia● Andy Budiman – CEO, KG Media● Hellen Katherina – Executive Director, Media Nielsen
Baca Juga : 6 Cara Bisnis Online di Instagram Agar Menarik dan Lebih Laris
Hemant Bakshi, Chairman MMA Indonesia dan Chairman PT Unilever Indonesia Tbk, mengatakan “Merek dan agensi sama harus sama-sama teguh dalam melayani populasi pengguna seluler yang besar di Indonesia."
Melalui solusi inovatif dan mematuhi praktik dan pedoman terbaik industri, merek dapat memanfaatkan jangkauan luas pemasaran seluler untuk meningkatkan tingkat keterlibatan konsumen.
Transformasi dibutuhkan untuk melihat ke masa depan dan membangun visi dan strategi untuk sampai ke sana.
"Kami bermaksud menjaga tema global #shapethefuture hingga 2019 dan telah merancang serangkaian kegiatan dan program untuk pasar Indonesia,” kata Shanti Tolani, Country Manager MMA Indonesia.
Baca Juga : Cara Genjot Bisnis di Media Sosial Pakai 5 Aplikasi Keren Ini
Selain kalender kegiatan yang dibahas lebih awal dalam acara makan pagi dengan wartawan, MMA juga berbagi tren pemasaran seluler untuk 2019, yaitu sebagai berikut :
1. Era baru pembayaran seluler
Indonesia telah cukup adaptif dengan inovasi dompet seluler sebagai metode pembayaran.
Jumlah pengguna terus bertambah dan akan mengalami implementasi yang signifikan dalam waktu dekat.
2. Konsumsi video dan tayangan vertikal yang meningkat
Konsumsi video tumbuh secara signifikan pada tahun 2018, di mana Telkomsel melihat peningkatan 59% dalam penggunaan data (volume per pengguna) di jaringan mereka.
Ini didorong oleh meningkatnya pasokan konten video dari penerbit, pembuat, dan konten buatan pengguna.
Baca Juga : Perusahaan Samsung Untung 18% Pada Quarter 3 2018 Melalui Bisnis Chip
3. Peningkatan volume konten berlangganan dibandingkan konten gratis
Konsumsi konten berbasis langganan terus meningkat.
Di Telkomsel pertumbuhannya adalah 22%, hampir dua kali lipat pertumbuhan konsumsi konten gratis (12%).
Meskipun jumlah pengguna jauh lebih rendah, pengguna platform berbayar mengonsumsi 7,4 lebih banyak data dari pada platform gratis.
4. Adopsi pemasaran percakapan
Merek telah mulai memanfaatkan chatbot dan kecerdasan buatan yang muncul untuk memperluas jangkauan mereka.
Hal itu mendukung upaya pemasaran mereka dengan melibatkan konsumen pada tingkat pribadi dan langsung.
Baca Juga : Esports Menjadi Sasaran Bisnis Baru KFC Melalui Divisi KFC Gaming
5. Game seluler untuk semua orang
Penelitian terbaru oleh Pokkt, Decision Labs, dan MMA menemukan bahwa ada 60 juta gamer seluler di Indonesia dan akan terus meningkat sebesar 100 juta pada tahun 2020.
Yang menarik, dunia permainan tidak didominasi oleh pemuda laki-laki.
Faktanya, 51% gamer Indonesia adalah perempuan dan 41% berusia 35 tahun ke atas.
Baca Juga : Inul Daratista Gunakan Sosmed Tanggapi Komentar Tentang Bisnisnya
6. Tumbuhnya kesadaran AdFraud (Penipuan Iklan)
Penipuan iklan seluler di Indonesia adalah yang terbesar kedua di dunia.
Namun, sebagian besar pengiklan Indonesia masih tidak memantau penayangan iklan dan bahkan tidak mengetahui masalah tersebut.
Turut menghadiri acara tersebut adalah Andy Budiman, CEO KG Media dan Dharnesh Gordhon, Presiden Direktur Nestlé Indonesia.
Mereka membahas bagaimana peran mereka sebagai anggota dewan akan membantu meningkatkan masa depan industri pemasaran seluler di Indonesia dan mendorong negara untuk menjadi pemain global besar berikutnya.
Baca Juga : Cara Berbisnis di Instagram Lebih Cerdas, Raih Perhatian 1 Miliar Pengguna Aktifnya
Sekilas tentang Mobile Marketing Association (MMA) MMA adalah asosiasi pemasaran seluler perdagangan nirlaba global terkemuka yang terdiri dari lebih dari 800 perusahaan anggota, dari hampir 50 negara di seluruh dunia.
Anggota MMA berasal dari setiap faksi ekosistem pemasaran seluler termasuk pemasar merek, agensi, platform teknologi seluler, perusahaan media, operator, dan lainnya.
Misi MMA adalah untuk mempercepat transformasi dan inovasi pemasaran melalui seluler, mendorong pertumbuhan bisnis dengan keterlibatan konsumen yang lebih dekat dan lebih kuat.
Pemasaran Seluler secara luas termasuk periklanan, aplikasi, pesan, mCommerce dan CRM di semua perangkat seluler termasuk smartphone dan tablet.
Anggotanya termasuk, American Express, AdChina, Colgate - Palmolive, Dunkin’ Brands, Facebook, Google, Group M, Hewlett Packard, Hilton Worldwide, Kellogg Co., L’Oréal, MasterCard, McDonalds, Microsoft, Mondelez International, Inc., Pandora Media, Procter & Gamble, R/GA, The Coca-Cola Company, The Weather Company, Unilever, Visa, Vodafone, Walmart, xAd, Zenith Optimedia dan banyak lainnya.
Kantor pusat global MMA berlokasi di New York dengan operasi regional di Eropa/Timur Tengah/Afrika (EMEA), Amerika Latin (LATAM), dan Asia Pasific (APAC). (*)