Huawei Dijerat Ke Pengadilan Oleh Amerika Atas Dua Tuduhan Serius

Selasa, 29 Januari 2019 | 21:25
asia.nikkei.com

Huawei kembali mendapatkan tekanan dari Amerika, kali ini adalah tuntutan hukum atas dua kasus.

Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana

NexTren.com - Perang dagang antara Amerika dan China tidak hanya berhenti sampai pemberian tarif dagang saja, bahkan sampai melibatkan salah satu perusahaan teknologi terbesar di China.

Huawei merupakan target boikot pihak Amerika semenjak 2018 lalu, tidak hanya melarangnya dijual di negara tersebut tetapi juga mengajak negara sekutunya untuk ikut memboikot.

Sekarang drama boikot Huawei memasuki babak baru, dengan dibukanya tuntutan hukum oleh pihak peradilan Amerika atas dua kasus yang serius.

Baca Juga : Huawei Pecat Karyawannya Yang Dituduh Jalani Spionase Di Polandia

Kasus pertamaada hubungannya dengan ditangkapnyaChief Financial Officer Huawei Meng Wanzhou di Kanada.

Tuduhan kriminal yang diberikan oleh pengadilan Amerika terhadap Meng Wanzhou yang merupakan putri dari pendiri Huawei adalah melakukan penipuan untuk membantu Iran.

Menurut tuduhan tersebut, Huawei secara diam-diam memiliki hubungan dengan perusahaan dari Hong Kong bernama Skycom Tech untuk membantu Iran yang sedang diembargo oleh Amerika.

Tentu saja Huawei menolak adanya hubungan tersebut, danberusaha untuk membuka komunikasi dengan US Justice Departement (departemen peradilan Amerika) tetapi ditolak oleh pihak Amerika.

Bahkan masalah ini sampai merambat ke pemerintah China, yang meminta pemerintah Amerika untuk segera mencabut tuduhan terhadap Meng Wangzhou tersebut.

Pemerintah China menyatakantuduhan tersebut digunakan pemerintah Amerika untuk menghambat perkembangan industri teknologidi sana,dan Huawei adalah pemain besar di bidang tersebut.

Saat ini masalah ekstradisi Meng Wangzhou ke Amerika dari Kanada untuk diadili masih belum mendapatkan kepastian.

Baca Juga : Huawei Diboikot AS, Perusahaan di China Bantu Subsidi Pembelian Produk Huawei

Kasus kedua adalah adanya pencurian teknologi yang dilakukan oleh Huawei dari perusahaan teknologi di Amerika.

Menurut pihak Amerika, perusahaan tersebut telah melakukan pencurian informasi darirobot pengetes smartphone yang dimiliki oleh T-Mobile USA semenjak 2012.

Dinyatakan insinyur Huawei yang mendatangi pabrik T-Mobile secara diam-diam mengambil foto robot pengetes tersebut, mengukur dimensi robotnya, dan di beberapa kesempatan mencuri bagian dari robot.

Tujuan dari dilakukannya aktivitas tersebut untuk membuat sendiri robot pengetes smartphone yang digunakan oleh Huawei.

Pihak Amerika juga menambahkan Huawei secara aktif memberikan bonus bagi karyawannyayang berhasil mendapatkan informasi rahasia dari kompetitornya.

Menanggapi tuduhan tersebut, Huawei masih belum memberikan jawaban resminya dan juga mengenai bagaimana perusahaan tersebut akan menyelesaikan kedua kasus tersebut.(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber : Bloomberg

Baca Lainnya