Efek Perang Dagang AS-China, Satnusa di Batam Berlimpah Order Sampai Bangun Pabrik baru

Jumat, 04 Januari 2019 | 11:42
Satnusa

pekerja pabrik Satnusa

Nextren.com - PT Sat Nusapersada Tbk langsung tancap gas di awal tahun ini. Pada Januari 2019, mereka menjadwalkan operasional dua pabrik baru dengan total investasi mencapai Rp 193 miliar.Pabrik pertama bernama pabrik 12A meliputi lima lantai dengan luas tanah 1.152 meter persegi (m²) dan luas bangunan 4.880 m². Sat Nusapersada membangun pabrik bernilai Rp 45 miliar tersebut sejak 10 Juni 2018.

Baca Juga : Penjualan iPhone Turun Akibat Perang Dagang, CEO Apple Kunjungi ChinaPabrik lain yakni pabrik 12 berlantai enam dengan luas tanah 2.560 m² dan luas bangunan 16.639 m². Proses konstruksi pabrik senilai Rp 148 miliar itu berlangsung sejak April tahun lalu.Sat Nusapersada berencana memanfaatkan pabrik 12 untuk mendukung kerjasama perakitan produk dengan Pegatron Corporation. "Yang dirakit smarthome, bukan smartphone," terang Bidin Yusuf, Direktur PT Sat Nusapersada Tbk kepada KONTAN, Kamis (3/1).

Baca Juga : Trump Larang Pemerintah Amerika Pakai Teknologi Huawei dan ZTE, Perang Dagang Dimulai

Adapun produk smarthome rakitan Sat Nusapersada nanti seperti gateway, router, modem, smart speaker dan internet protocol camera (IP cam). Kalau tak meleset, produk pesanan Pegatron tersebut untuk memenuhi pasar ekspor Amerika Serikat (AS). Jadwal ekspor perdana mulai 24 Januari 2019.Menurut perjanjian bisnis, kontrak kerjasama antara Pegatron dan Sat Nusapersada bakal berlangsung selama tiga tahun plus setahun.

Selanjutnya, kontrak kerjasama akan diperbarui sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

Baca Juga : Harga iPhone Naik Akibat Perang Dagang, Donald Trump Suruh Apple Pulang Kampung Hanya, manajemen Sat Nusapersada tidak mengungkapkan nilai kerjasama tersebut.Selain pembuatan smarthome, sebelumnya sempat beredar rumor jika kerjasama Sat Nusapersada dengan Pegatron menyangkut produksi telepon seluler (ponsel) pintar iPhone. Namun, manajemen Sat Nusapersada memastikan sejauh ini belum ada obrolan mengenai kongsi perakitan ponsel besutan Apple Inc.Pegatron merupakan perusahaan manufaktur asal Taiwan. Mereka bergerak dalam bisnis komputasi, komunikasi dan elektronik. Pegatron melayani berbagai vendor perusahaan. Salah satunya adalah Apple.

Baca Juga : iPhone Donald Trump Disadap, China Sarankan Pakai Huawei

Produksi meningkatDalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Desember 2018, Sat Nusapersada menjelaskan jika perolehan kontrak dari Pegatron adalah efek dari perang dagang AS dan China. Jadi, pengusaha yang memproduksi barang di China lalu menjualnya ke AS, akan dikenai pajak tambahan.Demi menghindari pungutan berlebih, sejumlah perusahaan hengkang dari China dan bermigrasi ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.Adapun bagi Sat Nusapersada, AS bukan pasar yang asing.

Baca Juga : Inilah Syarat Hape Lolos Sertifikat TKDN dan Tidak Dianggap BodongHingga September 2018, penjualan ke pasar negeri Uwak Sam menempati urutan keempat dari sisi kontribusi ekspor terbesar.Sat Nusapersada memiliki empat pelanggan besar dengan nilai transaksi lebih dari 10% terhadap total pendapatan per 30 September 2018. Keempatnya meliputi Asus Global Pte Ltd, TOA E & I International Pte Ltd, Allied Telesyn International (Asia) Pte Ltd dan Sony Energy Devices Corporation.Menurut materi paparan publik yang dipublikasikan di BEI pada Rabu (2/1) lalu, sepanjang 2018 Sat Nusapersada memproduksi sekitar 11,29 juta unit ponsel pintar alias smartphone.

Baca Juga : Kalah Saing dengan Huawei Oppo Xiaomi dan Vivo, Samsung Tutup Pabriknya di China

Perusahaan berkode saham PTSN di BEI tersebut menjual 16,39% produknya ke pasar luar negeri.Produksi ponsel pintar tahun lalu melonjak hampir empat kali lipat ketimbang tahun 2017 yang tercatat 2,93 juta unit. Sementara volume produksi 2017 tumbuh 2,5 kali lipat dari 2016 yang menyentuh angka 1,17 juta unit. (*)(Agung Hidayat)Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Produksi Naik, Sat Nusapersada Jalankan Satu Pabrik Baru

Tag

Editor : Wahyu Subyanto