Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana
NexTren.com - Kontroversi yang berputar di sekeliling Facebook kini bertambah satu lagi menjelang akhir tahun 2018.
Ternyata lebih dari setengah aplikasi yang ada di smartphonemu mengirimkan data mengenai aktivitasmu ke media sosial raksasa tersebut.
Hal ini tentu saja melanggar aturan privasi pengguna, karena apps Android tersebut mengirimkannya tanpa seizinmu sebagai penggunanya dan pemilik data tersebut.
Baca Juga : Facebook Membagi Data Pribadimu Kepada Lebih Dari 150 Perusahaan
Masalah ini kembali menambahkan daftar panjang pelanggaran Facebook akan privasi pengguna, dan 2018 merupakan tahun terburuk untuk media sosial itu karena begitupanjangnya daftar tersebut.
Fakta tersebut terkuak setelah studi yangdibuat olehPrivacy International menunjukkan setidaknya 20 dari 34 apps populer di Android memberikan informasi pribadi penggunanya ke Facebook.
Tindakan melanggar aturan tersebut memasukkan apps tersebut ke dalam golongan apps yang juga melakukan pelanggaran, seperti apps kesehatan dan apps kencan.
Beberapa dari apps populer tersebut adalah apps yang berguna untuk membantu penggunanya dalam bepergian atau travelling.
Informasi pribadi yang dikirimkan ke Facebook mencakup data analitik seperti identifikasi unik Androidmilikmu, dan juga data lain yang kamu lakukan dengan apps tersebut.
Contohnya adalah apps travel yang mengirimkan data mengenai tujuan travel, data penerbangan, tanggal bepergian, dan juga orang yang bersamamu, seperti anak dan pasangan.
Untuk negara yang tidak memiliki aturan mengenai privasi mungkin masalah ini tidak terlalu fatal, tetapi untuk Eropa tidak demikian.
Baca Juga : Facebook Akan Selalu Mengintaimu, Meskipun Location Tracking Dimatikan
MenurutGeneral Data Protection Regulation(GDPR) yang berlaku di Eropa, yang merupakan aturan keras mengenai perlindungan data pribadi, tindakan semacam ini akan berujung pada hukuman dan denda.
Karena aturan tersebut mengharuskan apps untuk meminta izin pengguna ketika ingin membagi data ke pihak ketiga, dan juga memberikan kebebasan bagi pengguna untuk mengatur sendiri bagaimana data tersebut akan digunakan.
Menanggapi masalah tersebut, apps populer yang terimplikasi menyatakan mereka tidak mengetahui mengenai adanya jalur data tersebut.
Sebab pada developer kit yang digunakan oleh apps, terutama pada apps yangmenggunakan akun Facebook untuk log-in, tidak ada opsi untuk meminta izin pengguna ketika membagi data tersebut.
Walaupun Facebookmenerapkan opsi tersebut setelah aturan GDPR muncul, ternyata masih banyak apps yang menggunakan versi lama dari developer kit tersebut.
Meskipun demikian, banyak pula developer yang bahkan tidak peduli dengan adanya opsi tersebut dan berujung pada masalah ini.(*)