Layanannya Dipakai Teroris, Apa Telegram Merasa Bersalah?

Jumat, 20 November 2015 | 20:29
Techcrunch

Founder Telegram Pavel Durov

Pekan ini, Telegram mengumumkan telah memblokir 78 jalur komunikasi terkait ISIS.Dari pernyataan resminya, Telegram terkesan baru mengetahui bahwa ISIS memanfaatkan layanannya untuk menyebar propaganda.

Hal tersebut bertentangan dengan apa yang dikatakan pendiri Telegram Pavel Durov, September 2015 lalu. Kala itu, dalam sebuah wawancara, Durov mengakui bahwa ISIS menggunakan Telegram untuk berkoordinasi dan berkomunikasi.Telegram memang menjaga rapat privasi pengguna layanannya melalui enkripsi. Teroris yang ngobrol lewat aplikasi ini pun sukar dilacak.

Namun, Durov menampik jika pihaknya dikatakan sengaja membantu, atau lebih jauh terlibat dalam aksi terorisme yang dilancarkan ISIS.

"Kami tak berperan dalam aktivitas-aktivitas (teror) tersebut," kata dia September lalu, sebagaimana dicuatkan kembali olehEngadgetdan dihimpun Nextren, Jumat (20/11/2015).

"Saya pikir kami tak perlu merasa bersalah (telah menyediakan alur komunikasi ISIS)," Durov menambahkan.

Dalam wawancaranya, Durov ditanyai apakah masih bisa tidur kala mengetahui layanannya digunakan untuk memudahkan tindakan anti-kemanusiaan. Sang pendiri tampak santai menjawab.

"Hak privasi lebih penting dari ketakutan kita akan hal-hal buruk yang bisa terjadi, seperti terorisme," ia beropini.

Sebab, menurut Durov, jikapun tak ada Telegram atau layanan penjunjung privasi lainnya, ISIS bakal menemukan cara lain untuk berkomunikasi.

"Teknologi telah tersedia, semua terserah kita dalam menggunakannya," ia berkilah.

Bagaimanapun, pebisnis teknologi, dan barangkali siapun, umumnya tak ingin -bahkan malu- jika layanannya dikatakan memudahkan aksi pembunuhan massal terhadap orang-orang tak bersalah.Setelah insiden Paris yang menewaskan lebih dari 120 orang, apakah Durov masih bisa tidur nyenyak? Belum ada tanggapan resmi dari sang pendiri.

Tag

Editor : Oik Yusuf

Sumber ENGADGET