Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) disebut sebagai dalang aksi teror di Beirut dan Paris, pekan lalu. Komunikasi dan koordinasi di grup teroris itu antara lain dilakukan lewat aplikasi Telegram.
Pihak Telegram selaku empunya layanan pesan instan yang bersangkutan rupanya terkejut dengan fakta ini.Perusahaan tersebut kemudian mengambil langkah cepat dengan memblokir 78 jalur komunikasi terkait ISIS dalam 12 bahasa.
"Kami menyesal layanan publik kami dimanfaatkan ISIS untuk menyebar propaganda," kata perwakilan Telegram, sebagaimana dilaporkanEngadgetdan dihimpun Nextren, Kamis (19/11/2015).
Menurut Telegram, kemampuan enkripsi layanannya merupakan kelebihan yang dieksploitasi ISIS untuk melancarkan komunikasi dan koordinasi tanpa terendus pihak berwajib. "Semua obrolan personal dan grup di Telegram terjaga privasinya," kata dia.
Walau menyetop jalur komunikasi yang dicurigai terkait dengan ISIS, Telegram membantah tudingan bahwa pihaknya cuma asal tebang.
"Kami tak akan memblokir perbincangan Telegram yang mengekspresikan opini alternatif terkait isu ISIS," kata dia.
Diketahui, pemblokiran 78 jalur komunikasi ISIS di Telegram dibantu oleh laporan pengguna lainnya. Untuk itu Telegram pun berterima kasih kepada para pengguna yang berkontribusi untuk menjaga keamanan global.
Ke depan, Telegram mengimbau agar pengguna bisa terus bekerja sama dalam menindak akun-akun penyebar konten ilegal. Yakni dengan melaporkannya ke alamat email abuse@telegram.org.