Drone dengan empat baling-baling sudah lazim beredar di pasaran. Perusahaan semikonduktor ROHM ingin menyajikan drone dalam versi berbeda.
Dilansir Nextren, Jumat (23/10/2015) dari Cnet, pabrikan asal Jepang tersebut menelurkan drone berbentuk origami burung yang dinamai "Orizuru".Orizuru punya cara terbang yang unik, yakni dengan mengepakkan kedua sayap seperti burung sungguhan, sebagaimana bisa dilihat dalam video demonstrasi di bawah. Ia juga dikendalikan melalui remote control. Rahasianya terletak pada penggunaan teknologi mikrokomputer "Lazurite Fly" buatan LAPIS yang tak lain adalah anak usaha ROHM.
Jeroan tersebut diklaim lebih hemat energi hingga 90 persen dibandingkan kompetitornya, Arduino.
Orizuru memiliki bobot 31 gram dengan panjang 70 cm. Itu sudah termasuk baterai dan sensor yang terbenam di tubuh sang drone.
Jika dilihat dari kejauhan, Orizuru bakal tampak seperti layang-layang origami. Warnanya yang mencolok dengan motif beragam tak ubahnya mainan anak-anak yang menjulang di angkasa.
Sebenarnya, ada alasan spesifik mengapa ROHM memilih origami burung sebagai bentuk drone yang dikembangkan.
Diketahui, drone selama ini memiliki reputasi buruk di Jepang. Terlebih setelah April lalu, ketika sebuah drone yang membawa inti radioaktif mendarat di atap rumah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Kejadian itu mendatangkan penolakan besar-besaran masyarakat atas drone. ROHM berharap, perpaduan budaya origami khas Jepang dengan drone bisa menghapus citra negatif tersebut. Berhasil atau tidaknya upaya ROHM bisa terbukti beberapa minggu ke depan. Untuk ekspansi pasar, belum jelas apakah Orizuru bakal dipasarkan secara global atau hanya terbatas di Jepang.