Follow Us

Ahmed Ditangkap di Sekolah karena Jam Rakitannya Dikira Bom

Yoga Hastyadi Widiartanto - Kamis, 17 September 2015 | 15:34
Pelajar muslim AS Ahmed Mohamed sempat diborgol karena dituduh membawa bom rakitan yang sebenarnya adalah jam digital rakitan.
Slashgear

Pelajar muslim AS Ahmed Mohamed sempat diborgol karena dituduh membawa bom rakitan yang sebenarnya adalah jam digital rakitan.

Ahmed Mohamed, seorang siswa MacArthur High School, Texas, AS, ditangkap polisi akibat diduga membawa bom ke sekolahnya, Rabu (16/9/2015). Setelah pengusutan, diketahui bahwa tuduhan itu keliru dan kini dia dibebaskan dari segala tuntutan.Tuduhan tersebut berasal dari seorang guru bahasa Inggris Ahmed. Meskipun pada awal kejadian remaja itu sudah bersikeras mengatakan bahwa alat yang dibawanya adalah jam digital rakitan sendiri, sang guru tetap merasa alat tersebut mencurigakan.Selanjutnya, sejumlah pegawai sekolah menanyai alasan Ahmed membawa alat itu ke sekolah. Kepala Polisi Distrik Irving, Texas, Larry Boid, mengatakan, setelah tanya jawab itu, Ahmed kemudian diborgol di depan teman-teman sekelasnya dan dibawa ke tahanan remaja."Kemudian, kami melakukan investigasi dan mengetahui bahwa alat tersebut dibuat dalam eksperimen di rumah. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dia berniat membuat sebuah alarm," ujar Boyd, seperti dikutip Nextren dari Dallas Morning News."Kita hidup di zaman ketika Anda tidak bisa membawa alat seperti itu ke sekolah. Tentu saja kita sudah pernah melihat hal-hal buruk terjadi di negara kita, jadi harus tetap waspada," ujarnya memberikan alasan.Ahmed kini telah dibebaskan dari segala tuduhan, tetapi hingga kini dia masih diskors dari sekolah. Dia mengaku sedih karena melihat jam digital temuannya ternyata memicu reaksi seperti ini. Dalam sebuah konferensi pers di tempat tinggalnya, ayah Ahmed mengungkap rasa bangga pada kemampuan teknik putranya. Selama ini, anak itulah yang memperbaiki ponsel, mobil, hingga komputer miliknya.Pria bernama lengkap Mohamed Elhassan Mohamed itu juga berkomentar bahwa peristiwa yang menimpa anaknya baru pertama kali ini terjadi. Padahal, dia sudah tinggal di Amerika Serikat selama lebih dari 30 tahun."Tindakan itu bukan AS," ujarnya soal penghinaan yang terjadi setelah Ahmed diborgol layaknya teroris berbahaya.

Source : Dallas Morning News

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest