Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Dengan Aplikasi Teman Jalan, Memberi “Tebengan” Jadi Menguntungkan

Fatimah Kartini Bohang - Selasa, 15 September 2015 | 09:49
Pendiri dan Product Manager Fauzan Helmi Sudaryanto
Fatimah Kartini Bohang

Pendiri dan Product Manager Fauzan Helmi Sudaryanto

Si A dan si B tinggal berdekatan. Suatu hari si A ingin bertandang ke satu tempat. Ternyata si B punya tujuan sama.

Karena tak saling mengetahui, si A pergi sendiri dengan kendaraan bermotor miliknya. Si B juga pergi menggunakan ojek, becak, atau angkutan umum.

Ilustrasi peristiwa itu yang ada di kepala Fauzan Helmi Sudaryanto sebelum merintis perusahaan digital bertajuk "Teman Jalan". Fauzan inginmemberikan win-win solution bagi si A dan si B.

Melalui aplikasi, si A dan si B dapat saling mengetahui bahwa mereka hendak pergi ke tujuan yang sama pada waktu yang sama pula. Keduanya bisa mengobrol untuk janjian ketemu dengan memanfaatkan fitur chat pada aplikasi "Teman Jalan".

"Daripada sendiri-sendiri mending bareng," kata Fauzan, Minggu (14/9/2015) usai kompetisi "Seedstars World Jakarta 2015" di Conclave, Jakarta.Konsep Teman Jalan mirip-mirip Nebengers yang populer di media sosial. Tapi, di Teman Jalan, ada sistem reward yang membuat si A (pemilik kendaraan) dan si B (orang yang "nebeng") sama-sama untung.

Si B yang dalam hal ini "nebeng" kendaraan akan memberikan koin virtual yang diibaratkan Fauzan sebagai "mata uangnya 'Teman Jalan'". Koin virtual itu, pada jumlah tertentu, bisa ditukarkan si A dengan voucher bensin atau voucher-voucher lainnya.

Padahal, si A sebenarnya tak mengeluarkan tenaga atau ongkos lebih untuk mengantar si B. Ada atau tak ada si B, si A tetap melaju menggunakan motor dengan mengeluarkan ongkos dan tenaga yang sama.

Maka bisa dibilang si A menolong si B tanpa berkorban. Kenapa disebut menolong? Karena harga yang dibayarkan B melalui koin virtual, jika dikonversi ke rupiah, nilainya jauh lebih sedikit ketimbang ongkos naik ojek atau taksi.

Aplikasi ini juga diklaim bisa mereduksi polusi dan menjawab persoalan kemacetan. Diketahui, pada akhir 2014, lebih dari 17 juta kendaraan melalang buana di jalanan Jakarta. Tiap hari sekitar 4500 sepeda motor dan 1600 mobil baru menampah sumpeknya jalanan.

"Kalau orang berpikir untuk numpang dan memberi tumpangan yang searah, angka kendaraan bermotor bakal lebih sedikit. Artinya macet dan polusi juga berkurang," Fauzan menjelaskan.Untuk sementara "Teman Jalan" masih dirilis beta untuk netizen Universitas Indonesia dan sekitarnya. Kalau kamu ingin menjajal aplikasi betanya, bisa unduh di tautan ini.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x